KORANRIAU.co,PEKANBARU - Wakil Gubernur Riau
SF Hariyanto angkat bicara terkait hiruk pikuk informasi simpang siur soal
defisit anggaran dan tunda bayar yang sempat menarik perhatian. Menurutnya,
informasi yang berkembang kurang tepat dan perlu diluruskan agar tidak menjadi
informasi yang tidak benar untuk masyarakat.
“Awalnya saya ingin diam saja, ternyata makin kesini simpang siur
informasinya makin meluas. Sampai-sampai dibawa ke APH. Seperti soal defisit
anggaran yang katanya itu Rp2,2 Triliun itu data dari mana. Itu sangat tidak
benar datanya. makanya saya perlu luruskan, karena yang benar itu defisir hanya
Rp132 miliar, saya punya datanya,” papar SF Hariyanto.
Menurutnya, dengan diluruskan informasi soal defisit yang berkembang itu
jangan menjadi bola liar ke depan yang dapat menyesatkan. Poin pertama yang
harus diketahui adalah angka defisit anggaran adalah kondisi anggaram dimana
jumlah belanja lebih besar dari pendapatan yang diperoleh.
Poin pertama adalah target pendapatan senilai Rp11 Triliun, namun hanya
realisasi pendapatan Rp9,4 Triliun. Artinya hanya tercapai 85,42 persen
realisasinya. Inilah salah satu faktor utamanya.
Faktor lainnya adalah angka PI tahun 2024 yang dimasukkan Rp1,6 Triliun
yang terbagi 50 persen untuk kabupaten/kota dan 50 persen lagi untuk provinsi
atau mencapai Rp736 miliar. Namun realisasinya hanya Rp200 miliar sangat jauh
dari target yang dirancang. Kondisi tersebut dikarenakan PHR yang ditargetkan
pencapaian produksi minyak 1 juta barel perhari sehingga memerlukan operasional
untuk mendukung inovasi tersebut.
“Untuk salah satu solusi mengenai defisit anggaran kita sudah melakukan
efisiensi dari tindaklanjut inpres no 1 tahun 2025. Dimana sudah dilakukan
pemotongan anggaran, misalnya perjalan dinas dan anggaran yang tidak efektif,
totalnya mencapai Rp386 miliar. Ini kan potensi saving anggaran kita,” terang
Mantan Pj Gubernur Riau itu.
Hariyanto menambahkan, saving anggaran lainnya adalah dari penganggaran
gaji PPPK dan CPNS yang dianggarkan dari bulan Januari-Desember 2025.
Berdasarkan SK Menpan dilakukan pengangkatan CPNS Bulan Juni dan PPPK pada
bulan Oktober. Jadi ada tambahan saving anggaran mencapai Rp419 miliar.
“Jika ditotalkan ada hampir Rp800 miliar saving anggaran kita. Ini kan
artinya uang kita ada kok,” urainya lagi.
Sedangkan untuk solusi tunda bayar dengan Rp916 miliar sudah diselesaikan
dengan pergeseran anggaran untuk kegiatan tahun 2025 pada OPD terkait. Untuk
solusi ini sudah selesai dilakukan pergeserannya dan insyallah clear dan tidak
ada masalah lagi.
Kemudian untuk tunda salur sudah dianggarkan tahun 2025 sebesar Rp1,2. Ini
bisa digunakan untuk menyelesaikan tunda salur tahun 2024 ke kabupaten/kota
dengan nilai Rp550 miliar dan sisanya Rp740 miliar untuk membayar kewajiban ke
kabupaten/kota tahun 2025.
Terkait hal tersebut juga tambah Wagubri sudah dikoordinasikan dengan
Gubernur Abdul Wahid. Sebagai tindaklanjutnya akan dilakukan rapat bersama TAPD
Pemprov Riau untuk mengclearkan persoalan tersebut.
“Jadi saya sudah koordinasikan dengan Pak Gubernur dan akan dirapatkan
bersama TAPD. Jadi clean and clear ya, defisit kita cuma Rp132 miliar. Saya
juga sudah minta TAPD memberikan data yang valid dan jangan sepotong-sepotong,
biar tidak menjadi informasi yang simpang siur dan menimbulak kegaduhan di
publik, tegas Hariyanto. Rls/nor
No Comment to " Bukan Rp2,2 T, Wagubri SF Hariyanto Tegaskan Defisit Hanya Rp132 M "