KORANRIAU.co- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS)
JD Vance memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin jika tidak
bernegosiasi dengan itikad baik untuk mencapai kesepakatan damai dengan
Ukraina.
Vance menyebut AS akan mengirim pasukan ke Ukraina untuk memerangi invasi
Rusia jika Putin belum mengubah sikapnya.
Wakil Donald Trump ini berbicara kepada The Wall Street Journal tentang
berbagai opsi, termasuk sanksi, dalam mengakhiri invasi skala penuh yang
dilancarkan Rusia pada Februari 2022.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump beberapa kali berjanji untuk membawa
perdamaian ke wilayah Ukraina selama masa kampanyenya. Trump mengklaim telah
berbicara dengan Putin lewat telepon pada Rabu pekan lalu untuk membuka
pembicaraan guna mengakhiri perang di Ukraina.
Peringatan Vance telah memberikan nada baru bagi pemerintahan AS di bawah
Trump, yang telah berulang kali menentang jumlah uang dan sumber daya bantuan
untuk dikirim ke Ukraina.
·
|
Sebaliknya, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth malah mengatakan pada hari
Selasa (11/2): "Kami tidak mengirim pasukan AS ke Ukraina."
Vance sendiri mengancam akan menggunakan sanksi dan tindakan militer
terhadap Rusia jika Putin tidak menyetujui kesepakatan yang menjamin
kemerdekaan jangka panjang Kyiv.
"Ada alat ekonomi yang dapat memberikan pengaruh, tentu saja ada alat
militer yang dapat memberikan pengaruh," kata Vance.
"Saya pikir akan ada kesepakatan yang akan muncul dari ini, yang akan
mengejutkan banyak orang. Presiden tidak akan melakukannya tanpa berpikir
panjang. Semuanya sudah ada di atas meja, mari kita buat kesepakatan,"
tambahnya.
Trump pada hari Kamis (13/2) mengatakan bahwa Kyiv akan menjadi bagian dari
negosiasi dengan Rusia, seperti yang diminta oleh Presiden Ukraina Volodymyr
Zelensky setelah panggilan telepon presiden dengan Putin.
Trump mengonfirmasi bahwa ia tidak mendukung keanggotaan NATO untuk
Ukraina. "Saya tidak melihat cara apa pun agar negara di posisi Rusia
dapat mengizinkan mereka untuk bergabung dengan NATO. Saya tidak melihat itu
terjadi."
Di sisi lain, Vance mengatakan dalam wawancaranya dengan WSJ bahwa Trump
dapat berubah pikiran tergantung pada bagaimana negosiasi berlangsung.
"Presiden Trump dapat mengatakan, lihat, kami tidak menginginkan hal
ini, kami mungkin tidak menyukai hal ini, tetapi kami bersedia untuk
mengembalikannya ke meja perundingan jika Rusia tidak menjadi mitra negosiasi
yang baik, atau ada hal-hal yang sangat penting bagi Ukraina yang mungkin ingin
kami batalkan," jelas Vance.
Sebelumnya, Zelensky mengatakan kepada wartawan di Ukraina bahwa pihaknya
tidak akan dapat menerima perjanjian apa pun, yang dibuat tanpa
keterlibatannya. Ia juga mengatakan penting bahwa semuanya tidak berjalan
sesuai rencana Putin, di mana ia ingin melakukan segalanya untuk membuat
negosiasinya bersifat bilateral.
Putin mengatakan kepada para pejabat pada tanggal 21 Januari lalu:
"[Tidak boleh ada] gencatan senjata singkat, tidak ada semacam jeda untuk
pengelompokan kembali pasukan dan persenjataan kembali dengan tujuan untuk kelanjutan
konflik selanjutnya."cnnindonesia
No Comment to " Wapres AS Peringatkan Putin, Akan Kirim Pasukan Perangi Rusia "