KORANRIAU.co- Kegagalan Jonatan Christie dan Anthony Ginting lolos ke babak 16 besar membuat Indonesia untuk kali pertama tidak punya wakil tunggal putra di babak 16 besar Olimpiade.
Indonesia tidak selalu meraih medali di nomor
tunggal putra pada ajang Olimpiade. Namun satu hal yang pasti, Indonesia selalu
bisa menempatkan wakilnya ke babak akhir atau setidaknya masuk fase gugur
ketika badminton mulai menggunakan fase grup sejak Olimpiade London 2012.
Catatan terburuk sebelumnya adalah di Olimpiade
London 2012 dan Olimpiade Rio de Janeiro 2016 saat wakil Indonesia hanya bisa
bertahan hingga babak 16 besar. Namun di Olimpiade Paris 2024, catatan buruk
itu patah, berganti catatan yang lebih kelam.
Indonesia untuk kali pertama tak punya wakil di
babak 16 besar. Hal itu terjadi setelah Jonatan dan Ginting menelan kekalahan
sekaligus gagal jadi juara grup.
Jonatan kalah dari Lakshya Sen dalam duel di grup
L. Jonatan kalah 18-21, 12-21 sehingga tak mampu jadi juara grup.
Kekalahan Jonatan itu lalu diikuti oleh Ginting.
Dalam duel perebutan juara grup H lawan Toma Junior Popov, Ginting menelan
kekalahan.
Ginting tumbang setelah bertarung sengit lawan
Toma Popov dalam duel tiga gim. Ginting kalah 19-21, 21-17, 15-21.
Dengan kekalahan Jonatan dan Ginting secara
berurutan, Indonesia dipastikan tak punya wakil di babak 16 besar nomor tunggal
putra Olimpiade. Dengan kata lain, Indonesia pun harus menutup harapan bisa
meraih medali dari nomor ini.
cnnindonesia/nor
No Comment to " Sejarah Buruk, Tak Ada Tunggal Putra Indonesia di 16 Besar Olimpiade "