KORANRIAU.co,PEKANBARU- Realisasi investasi di Provinsi Riau terus mengalami peningkatan signifikan. Hingga periode semester I tahun 2024 telah mencapai Rp53 triliun atau 50,9 persen.
Demikian disampaikan oleh Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov)
Riau, Indra saat penyerahan Nomor Induk Berusaha (NIB), Hak Kekayaan
Intelektual (HKI), dan Sertifikasi Halal kepada 200 UMKM di Riau, Kamis
(1/8/24) di Pekanbaru.
"Realisasi investasi di Riau sampai semester I tahun 2024 mencapai
Rp53 triliun. Capaian ini menempatkan Provinsi Riau pada peringkat pertama
untuk wilayah Sumatera dan keenam secara nasional," kata Indra.
Karena itu, Indra meminta aparatur yang membidangi pelayanan penanaman
modal memberikan kemudahan perizinan bagi pelaku usaha atau investor.
"Antar aparatur dengan pelaku usaha harus ada kesepahaman, maka
sosialisasi kemudahan berusaha baik bagi para investor maupun UMKM, melalui
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi Riau
harus terus dilakukan," pintanya.
Menurutnya dengan adanya sosialisasi diharapkan mampu menjadi wadah bagi
pemerintah dan pelaku usaha atau investor untuk bersama-sama mencari solusi
dalam mendorong percepatan pembangunan di daerah guna mencapai tujuan
prmbangunan nasional.
Hal tersebut sekaligus juga dalam rangka menjalankan amanat Peraturan
Menteri Investasi nomor 1 tahun 2022 tentang tata cara prlaksanaan kemitraan di
bidang penanaman modal antara usaha besar dengan UMKM di daerah guna mendorong
dan menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif.
"Kami berharap para pelaku usaha yang telah menanamkan modalnya di
Provinsi Riau dapat bersinergi dengan para pelaku UMKM. Sehingga kegiatan usaha
yang dilakukan ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Riau," ucapnya.
Lanjutnya, atas nama Pemerintah Provinsi Riau mengucapkan terima kasih dan
apresiasi yang setinggi-tingginya. Sebab investasi di Riau ini terus tumbuh
secara signifikan dari waktu ke waktu. Rls/nor
No Comment to " Naik Signifikan, Realisasi Investasi Riau Semester I Tembus Rp53 Triliun "