KORANRIAU.co,KUANSING - Setiap pelaku usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM) pasti memimpikan bisa memperluas pasar agar
produknya tidak hanya dikenal di pasar lokal tetapi juga pasar nasional, bahkan
internasional. Demikian pula dengan Surmayanti, pemilik usaha Batik Jalur Batik
Nagori, asal Desa Pisang Barebus, Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten Kuantan
Singingi (Kuansing), Provinsi Riau, yang menekuni bisnisnya sejak 2016 silam
ini.
Atas kegigihannya dalam mengembangkan usaha batik, nasabah Bank Riau Kepri
(BRK) Syariah ini berhasil membawa Batik Jalur Batik Nagori yang khas dengan
budaya daerah Kabupaten Kuantan Singingi ke pasar ekspor. Ia melihat pasar
batik di luar negeri sangat potensial dan masih memiliki peluang besar untuk
dikembangkan.
“Saat ini Batik Jalur Batik Nagori sedang persiapan pasar ekspor,
permintaan dari luar negeri juga sudah mulai banyak. Ditambah lagi, kita sudah
bekerjasama dengan Kuwait Negara Timur Tengah. Kemarin itu sempat produk kita
dipasarkan melalui website yang bukan kita kelola, tapi dalam waktu dekat ini
kita akan pakai website sendiri. Kini masih dalam proses pembuatan website,”
kata Surmayanti, Minggu (2/6/2024).
Untuk memenuhi pasar internasional ini, kata Surmayanti, ia sudah melakukan
persiapan dengan matang. Selain dari produksi 500 lembar per bulan, Syura juga
didukung oleh pengrajin batik dari warga binaan lapas serta pengrajin batik
rumahan di Kabupaten Kuansing yang merupakan pengrajin batik binaannya.
Semua karya batik dari kelompok binaannya juga bisa dipesan melalui akun
instagram _batikjalurbatiknagori_ dan whatshap 081365364920 atau
085314084735.
"Saya juga melatih warga binaan Lapas kelas IIB, hasil batik mereka
juga bagus dan sudah banyak dipasarkan. Karena kita yang memberikan pelatihan,
maka motif dan kualitasnya masih sesuai dengan standar Batik Jalur Batik
Nagori. Apalagi bahan yang mereka gunakan juga sumbernya dari Rumah Batik
Nagori. Sehingga tidak sulit bagi kami untuk membantu mempromosikannya, bahkan
ini juga sangat membantu kami memenuhi permintaan konsumen," kata Syura
sapaan akrabnya.
Tidak hanya memproduksi batik saja, kata Syura, Rumah Batik Nagori juga
akan bekerjasama dengan garmen di Solo untuk produksi baju batik dengan
berbagai motif batik yang elegan dan sangat indah serta penuh dengan nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Kuansing secara turun
temurun.
“Berbagai model baju tunik, gamis, outer, kemeja dan blazer nanti akan
dihasilkan dari karya designer yang direkrut khusus oleh owner Rumah Batik
Nagori. Orderan baju batik saat ini sudah overload, tidak ada stok lagi di
outlet-outlet kami maupun mitra kami. Tentunya produksi baju akan ditingkatkan
lagi, dan kami juga akan siapkan designer terbaik untuk merancang model-model
baju batik nagori,” ujarnya.
Rumah Batik Nagori ini salah satu industri batik di Riau yang banyak
membuka lapangan kerja untuk masyarakat tempatan. Saat pandemi Covid-19,
ratusan orang mulai dari mahasiswa hingga ibu rumah tangga menjadi pengrajin
batik di Rumah Batik Nagori. Dan bahkan, Syura membangun gedung baru untuk
produksi Batik Jalur Batik Nagori dengan luas bangunan 19x8 meter persergi di
dekat tempat tinggalnya.
“BRK Syariah memiliki peran juga dalam pengembangan Rumah Batik Nagori ini
melalui pembiayaan yang diperolehnya tahun 2021, pasca pandemi Covid-19. Jumlah
permintaan meningkat drastis, sementara bahan dasar terbatas, begitu juga
dengan tenaga pengrajinnya. Berkat pembiayaan yang kami peroleh dari BRK
Syariah, kami mampu memenuhi permintaan konsumen,” kata Syura.
Namun membuat batik membutuhkan sumber daya manusia yang terlatih, modal
kerja yang relatif tinggi, sarana dan prasana yang memadai, tekat dan kemauan
yang kuat, dan yang tidak kalah penting adalah hadirnya seorang leader yang
handal untuk meramu semua potensi yang ada. Itulah alasan kenapa Rumah Batik
Nagori menerima pengrajin pemula yang belum pernah membatik dengan syarat
mereka siap dan konsisten mengikuti pelatihan yang diberikan.
“Untuk mereka yang rajin dan mau terus belajar akan menuai hasil yang
maksimal, tetapi untuk mereka yang ingin mendapatkan nilai besar di awal
sementara belum memiliki keahlian, tentu tidak akan terwujud. Sehingga banyak
juga yang mengundurkan diri dan mencari pekerjaan dengan pendapatan tetap.
Padahal kalau di sini, pendapatan minimal pengrajin itu Rp.3 jutaan. Mereka
dibayar sesuai dengan jumlah batik yang mereka kerjakan, dalam 2 hari bisa
menyelesaikan 15 lembar batik,” kata Dosen UIN Jurusan Kewirausahaan ini.
Batik Kuansing semakin disukai dan diminati oleh masyarakat Riau bahkan
oleh masyarakat di luar Sumatera. Kata Syura, kualitas dan kuantitas produksi
masih diakui terbaik oleh konsumen, tak heran permintaan konsumen saat ini
3.000 lembar dalam status inden. Meski harganya tidak murah, ini membuktikan
konsumen menghargai karya cipta yang bernilai budaya tinggi yang dituangkan di
dalam lembaran kain.
“Harga ini tergantung bahan dan jenis batiknya, harga termurah itu untuk
batik cap Rp.225 ribu dengan panjang 225 cm dan lebar 115 cm dan untuk batik
tulis Rp575 ribu dengan ukuran yang lebih besar dan bahan semi sutra yang kita
pesan dari APR, Pekalongan dan Solo. Dengan 36 pengrajiin saat ini, masih jauh
jumlahnya untuk memenuhi daftar tunggu pesanan. Maka dari itu, kami selalu
membuka lowongan kerja hingga seratus tenaga kerja untuk di rumah produksi
Batik Nagori ini,” kata Syura yang juga sebagai staf Analisis Desa dan
Kelurahan di Kantor Camat Gunung Toar.
Tingginya permintaan Batik Jalur Batik Nagori ini, kata Syura, juga tidak
terlepas dari dukungan pemerintah Kabupaten Kuansing yang mewajibkan pegawainya
mengenakan pakaian dinas harian batik dalam rangka pelestarian budaya identitas
dan peningkatan ekonomi daerah dan mengutamakan motif batik Kuansing. Kemudian
disusul oleh perusahaan-perusahaan daerah seperti Bank Riau Kepri Syariah dan
instansi lainnya.
“Empat motif yang paling best seller itu, Perahu Baganduang, Jalur, Dayung
dan Takuluak Barembai yang merupakan motif pakaian tradisi Kenegerian Taluk
Kuantan. Dan semua motif batik di karya cipta Rumah Batik Nagori ini sudah
didaftarakan ke Kementerian Hukum dan Hak Azazi Manusia serta mempunyai Hak
Kekayaan Intelektual (HAKI). Kita juga mendapatkan rekomendasi dari Dinas
Koperasi Perdagangan UKM dan Industri Kabupaten Kuansing untuk mendaftarkan hak
ciptanya,” ujar Syura lagi.
Dibeberkan Syura, pada kegiatan Carnival Lancang Kuning 2024 lalu, Batik
Nagori penjualannya mencapai Rp30 juta. Untuk transaksi pembayaran di outletnya
menerima melalui QRIS BRK Syariah. Layanan Bank Riau Kepri Syariah sangat
dirasakan manfaatnya, apalagi mayoritas pembeli notabenenya merupakan PNS yang
tentunya juga nasabah BRK Syariah.
“Awalnya merintis industri batik ini tak sedikit dana pribadi yang
dikeluarkannya. Namun karena keseriusan kami menekuni UMKM ini dengan membawa
anggotanya mengikuti pelatihan-pelatihan membatik, kini kami dapat merasakan
nikmat yang luar biasa. Saya tidak perlu terjun lagi membatik, semua sudah
dilakukan oleh pengrajian kita. Mereka kami berikan kepercayaan untuk membatik
sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan,” katanya.
Selain bangunan Rumah Industri Batik Nagori, Syura akan membeli ruko di
kota Taluk untuk mengembangkan usahanya. Untuk mewujudkan itu, Syura kembali
mempercayakan Bank Riau Kepri Syariah sebagai mitra yang tepat untuk
mendukungnya. Ia mengajukan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp.500
juta dengan jangka waktu angsuran 5 tahun.
“Batik Nagori kian hari semakin viral, banyak yang datang ingin melihat
langsung hasil batik Nagori. InsyaAllah kami akan membuka gerai baru di Taluk
untuk memenuhi kebutuhan konsumen, apalagi saat ini selain batik ada usaha Tenun
yang juga sedang kami jalankan. Alhamdulillah, kami juga mendirikan TK dan SD
IT di Desa ini. Di sini juga saya akan buat tempat ramah anak, yang nantinya
dapat dimanfaatkan pengrajin untuk menitipkan anak-anaknya saat sedang
bekerja,” tutur Syura.rls/nor
No Comment to " Pembiayaan BRK Syariah Beri Pengaruh Besar, Batik Jalur Batik Nagori ‘Go’ Pasar Internasional "