KORANRIAU.co,PEKANBARU - Kasus kebakaran pondok pesantren (ponpes)
Nurul Yakin Dayun, Kecamatan Dayun, yang menyebabkan 2 santri tewas terbakar
terungkap.
Ternyata, kamar yang dihuni oleh tiga santri itu
dibakar oleh temannya EDP (16). Dua korban tewas terpanggang FTP (18) dan NMA
(16), sedangkan satu lagi korban luka bakar SP (16).
Penyebab kejadian itu diketahui, pelaku kerap
mendapat bully dari korban, sehingga pelaku menaruh dendam ke korban.
Kasus ini bermula, Minggu (18/2/24) lalu, saat ibu
korban FTP, Erma Yana mendapat telpon dari pihak Ponpes, bahwa korban sedang
berada di RSUD Siak akibat kebakaran.
“Kebakaran itu terjadi pukul 04.00 WIB. Atas informasi
tersebut ibu korban langsung menuju RSUD Siak,” kata Kasat Reskrim Polres Siak
Iptu Tony Prawira, saat memberikan keterangan kepada wartawan beberapa hari
lalu.
Tony menjelaskan, saat di RSUD Siak, alangkah
terkejutnya orang tua FTP melihat kondisi anak yang sekujur tubuhnya sudah
gosong terbakar.
Mirisnya, kebakaran itu tidak hanya terjadi kepada
anaknya, melainkan juga teman anaknya NMA dan SP.
Melihat kondisi anaknya tersebut, ibu korban
langsung meminta untuk dirujuk ke Pekanbaru.
Korban berangkat pukul 09.00 WIB. Namun sampai di
jalan Simpang Bakal Kecamatan Koto Gasib, korban meninggal dunia pukul 10.00
WIB.
Untuk memastikannya, pihak keluarga membawa korban
ke puskesmas Koto Gasib, ternyata benar anaknya sudah meninggal dunia.
Tidak terima atas kejadian itu, pihak keluarga
korban melaporkan kejadian itu ke Polres Siak.
Satreskrim mendatangi Ponpes yang tidak jauh dari
Mapolres Siak, mengumpulkan bukti-bukti dan meminta keterangan saksi-saksi.
Penyidik juga meminta keterangan ahli, untuk mengungkap
kasus ini. Berdasarkan bukti-bukti yang ada, pelaku pembakar kamar ponpes
tersebut adalah FTP, yang sama-sama santri di ponpes tersebut.
“Saat ditangkap hingga saat ini pelaku tidak
mengakui perbuatannya. Hanya saja, dari serangkaian pemeriksaan, mulai dari
mengumpulkan barang bukti, keterangan saksi bahkan keterangan banyak ahli,
pelaku melakukan aksinya seorang diri atau pelaku tunggal,” terang kasat.
Ini juga dibuktikan oleh salah seorang korban
sebelum meninggal dunia, korban menceritakan ke orang tuanya, ia merasa disiram
minyak oleh pelaku sebelum terjadi kebakaran.
Pelaku merasa sakit hati, karena sering di-bully
oleh korban.
Terpisah, pimpinan ponpes Nurul Yakin menyampaikan
permohonan maaf kepada keluarga korban dan masyarakat Kabupaten Siak atas
kejadian menewaskan 2 santrinya tersebut.
Kejadian mengerikan itu terjadi di asrama putra,
tempat korban dan pelaku tinggal selama di ponpes.
Atas nama keluarga besar pondok pesantren Nurul
Yakin, pimpinan ponpes Nurul Yakin Ustadz Jamarusdi menyampaikan permohonan
maaf, dan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafat dan terlukanya
santrinya tersebut, khususnya kepada orangtua dan keluarga almarhum.
“Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang
berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam
yang kosentrasi dalam pendidikan akhlak santri, tentu kita semua berharap agar
peristiwa kelam yang mewafatkan santri ini tidak akan pernah terjadi lagi
dikemudian hari dalam bentuk dan cara apapun,” ucap Jamarusdi.
Jamarusdi mengatakan, bahwa apa yang terjadi ini
sungguh diluar kendali dan tiada siapapun yang menghendaki, namun pihaknya
sadar akan lemahnya pihaknya selaku manusia dihadapan Allah SWT yang Maha
Berkehendak, serta kelemahan pihak ponpes mengawasi santri secara intensif
dalam 24 jam di luar agenda pendidikan yang diterapkan.
Jamarusdi mengatakan, pondok pesantren Nurul Yakin
tidak pernah menutupi sedikitpun persoalan ini, oleh karena itu pihak pondok
pesantren bermohon dan melaporkan peristiwa ini kepada pihak berwenang yaitu
Polres Siak untuk menyelidiki kasus ini.
Berdasarkan hasil rilis yang dikeluarkan Polres
Siak tanggal 22 Maret 2024 lalu, yang menyatakan bahwa kebakaran tersebut
dilakukan oleh salah satu santri pondok pesantren Nurul Yakin dan telah
ditetapkan sebagai tersangka dengan motif dendam dan sakit hati.
“Hal ini sungguh menyayat hati khususnya bagi kami
para pendidik, asatidz, seluruh keluarga besar pondok pesantren Nurul Yakin,
karena selama lebih kurang 21 tahun pondok pesantren Nurul Yakin berdiri tidak
pernah ada peristiwa yang seperti ini, tidak pernah ada santri menaruh dendam
dan permusuhan antar sesama santri, apalagi sampai melakukan perbuatan keji
seperti ini. Asas yang kami bangun adalah menumbuhkan rasa kekeluargaan dan
cinta almamater bagi seluruh santri dalam bingkai mahabbatullah,” ungkapnya.
Pihaknya akan taati seluruh aturan hukum yang ada
serta implikasi sosial dari persoalan ini, bahwa pondok pesantren Nurul Yakin
didirikan Almarhum Abuya Syekh H. Abu Mansyur untuk berkontribusi mendidik
kader Islam yang tangguh, dan akan tetap diperjuangkan meskipun berbagai ujian
Allah SWT berikan pada lembaga ini.
“Sekali lagi kami aturkan permohonan maaf kepada
seluruh masyarakat khususnya keluarga korban, dan kami sangat menyayangkan
peristiwa ini terjadi. Kepada Aparat Penegak Hukum kami percayakan dan serahkan
persoalan ini untuk penegakan hukum secara benar, transparan, dan adil,”
ujarnya.rtc/nor
No Comment to " Terungkap, Santri Bakar Ponpes yang Tewaskan Dua Temannya Karena Kerap Dibully "