KORANRIAU.co- Program unggulan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yaitu makan siang dan susu gratis, simpang siur di tengah masyarakat. Program itu disebut bakal memangkas anggaran subsidi BBM dan mulanya diisukan akan mulai berlaku pada 2029 mendatang.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno, mengatakan pemerintahan Prabowo akan menyesuaikan dana subsidi energi selama dua hingga tiga bulan setelah dilantik pada Oktober 2024.
Menurut dia, penggunaan dana subsidi BBM didasarkan pada sejumlah alasan. Salah satunya, 80 persen dari dana subsidi BBM yang mencapai Rp350 triliun dinilai tidak tepat sasaran dan justru lari ke masyarakat yang tak memenuhi syarat.
"Kami juga akan menemukannya (biaya program Prabowo) dengan mengurangi subsidi, subsidi yang tidak perlu," kata Eddy dalam wawancara di Bloomberg Television, Kamis (15/2).
"Saat ini kita sedang melihat subsidi energi sebesar Rp350 triliun di mana 80 persen ditargetkan untuk mereka yang tidak memenuhi syarat untuk menerima subsidi sehingga kami akan menyesuaikan jumlah subsidi dari subsidi yang sebenarnya," sambungnya.
Pemerintahan Prabowo, lanjut dia, bakal meningkatkan rasio pajak untuk membiayai sejumlah program. Eddy mencatat penerimaan pajak Indonesia hanya setara dengan sekitar 10 persen Produk Domestik Bruto (PDB).
Eddy menuturkan angka tersebut terlampau kecil jika dibandingkan negara tetangga di Asia Tenggara yang memiliki rasio sebesar 14 persen.
Makan siang gratis dilakukan bertahap
Komandan TKN Prabowo-Gibran, Budisatrio Djiwandono, membantah program makan siang gratis baru akan dijalankan pada 2029. Budi menegaskan program unggulan tersebut segera dimulai setelah Prabowo-Gibran dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada Oktober nanti.
"Isu yang menyebutkan program makan siang dan susu gratis baru dijalankan pada 2029 itu tidak benar. Program ini adalah program utama Prabowo-Gibran dan langsung akan dijalankan setelah Pak Prabowo dan Mas Gibran dilantik sebagai presiden dan wakil presiden," kata Budi dalam keterangannya, Jumat (16/2).
Budi menyebut misinformasi soal program makan siang gratis itu berawal dari pernyataannya yang dipotong pada Desember lalu. Pernyataan yang tak utuh itu kemudian disebarluaskan.
Alhasil, kata dia, konteks utuh pernyataannya hilang, sehingga seolah mengatakan program itu baru terlaksana pada 2029 atau di ujung pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Padahal yang benar adalah program makan siang gratis baru mencapai target maksimalnya menjangkau 82,9 juta anak pada 2029," ucapnya.
Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menambahkan program makan siang gratis untuk anak-anak sudah dicoba di Sukabumi, Jawa Barat pada Januari lalu.
Ia mengatakan setidaknya 3.500 siswa dilibatkan dalam pilot project yang dilakukan pada bulan Januari lalu tersebut.
"Pilot project sudah jalan dari Januari di Warung Kiara Sukabumi. Satu dapur melayani 16 sekolah dengan total siswa 3.500," kata Budiman dalam keterangan tertulis, Jumat.
Budiman tak menampik perwujudan dari program makan siang dan pemberian susu bagi anak-anak bukan hal mudah.
Persiapan implementasi program itu akan dilakukan secara saksama sejak Maret hingga Oktober 2024. Dalam dokumen Asta Cita Prabowo-Gibran, program makan siang gratis menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada 2029. cnnindonesia/nor
No Comment to " Simpang Siur Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran "