Namun, hasil penyelidikan justru antiklimaks. USSS tak dapat mengidentifikasi tersangka atau pemilik kokain tersebut.
USSS telah mendata ratusan orang yang masuk ke Gedung Putih lewat pintu sayap barat. Namun, hasilnya nihil, mereka tak menemukan siapa pelakunya.
Selain itu, USSS juga mengatakan hasil pemeriksaan laboratorium FBI dari kemasan kokain tak menemukan jejak DNA dan sidik jari yang cukup.
"Oleh karena itu, Secret Service tidak dapat membandingkan bukti dengan kumpulan individu yang diketahui," kata USSS, seperti dikutip dari CNN.
Penyidik juga tak dapat mengidentifikasi kapan kantong berisi serbuk kokain itu ditinggalkan di Gedung Putih. Pasalnya, tak ada rekaman CCTV yang merekam pelaku.
Kurangnya bukti membuat penyelidikan USSS pun ditutup.
"Tanpa bukti fisik, penyelidikan tidak akan dapat pelaku dari ratusan orang yang melewati ruang depan tempat kokain ditemukan. Saat ini, penyelidikan Secret Service ditutup karena kurangnya bukti fisik," kata USSS.
Seorang sumber CNN mengatakan, teori utama yang beredar menyebutkan bahwa pembawa kokain adalah salah seorang dari ratusan pengunjung yang masuk melalui sayap barat pada akhir pekan lalu.
Menurutnya, sayap barat adalah titik buta CCTV. Meski ada pengawasan di sekitar tempat kantung itu ditemukan, kamera tidak diarahkan langsung ke sayap barat.
Oleh karena itu, sulit untuk mengidentifikasi siapa pelaku yang membawa kokain tersebut.
Diberitakan sebelumnya, otoritas Gedung Putih mengosongkan dan mengevakuasi seluruh staf usai ditemukannya bubuk mencurigakan diduga kokain.
Area sayap barat sendiri merupakan area yang biasa diakses para pelancong. Sayap barat tak menjadi area perkantoran para staf maupun pejabat Gedung Putih. cnnindonesia/nor
No Comment to " Penyelidikan Kokain di Gedung Putih Rampung, Hasilnya Antiklimaks "