KORANRIAU.co-- Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly sebut bohong besar tudingan yang menyebut anaknya memonopoli bisnis di dalam lapas. Di sisi lain, warganet makin menggila umbar bukti dugaan monopoli bisnis Jeera Foundation milik anak Yasonna Laoly di dalam lapas.
"Ah bohong besar itu, enggak ada," kata Yasonna seraya membenarkan Jeera Foundation bekerja sama dengan koperasi di Lapas Cipinang untuk memberikan pelatihan kepada narapidana, saat berada di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (2/5).
Setelah Menkumham Yasonna Laoly membantah dan sebut bohong besar tudingan yang menyebut anaknya, Yamitema Tirtajaya Laoly monopoli bisnis di Lapas, akun Twitter @PartaiSocmed terus mengunggah bukti dokumen monopoli bisnis Jeera Foundation.
Melalui akun Twitter @PartaiSocmed, Jeera Foundation disebit sebagai bagian dari PT Natur Palas Indonesia. Jeera Foundation tidak menjalankan bisnis, tetapi PT Natur Palas Indonesia yang menjalankan bisnis itu.
Berikut cuitan akun Twitter @PartaiSocMed:
"Biar kami bikin clear. Pak Yasonna Laoly lihai membantah Jeera tidak berbisnis di dlm lapas. Itu memang benar sebab yg berbisnis itu adalah PT. Natur Palas Indonesia. Masalahnya PT. Natur Palas Indonesia itu terafiliasi dgn Jeera Foundation. Mau bantah apa dgn bukti spt ini?," kata @PartaiSocmed sembari mengunggah dokumen bukti kesepakatan kerjasama Lapas Klas I Malang dengan PT Natur Palas Indonesia/ Jeera.
Untuk memperkuat dugaan afiliasi Jeera Foundation dengan PT Natur Palas Indonesia, akun Twitter @PartaiSocMed lagi-lagi memberikan gambar. Foto tersebut memperlihatkan bukti pendaftaran merek dagang air mineral Jeera.
Untuk memperkuat dugaan afiliasi Jeera Foundation dengan PT Natur Palas Indonesia, akun Twitter @PartaiSocMed lagi-lagi memberikan gambar. Foto tersebut memperlihatkan bukti pendaftaran merek dagang air mineral Jeera.
"Mau bantah apalagi Pak Yasonna Laoly? Ini lho pendaftaran merek dagang air mineral Jeera saja atas nama putra Bapak, Yemitama Laoly. Pendaftaran merek dagang di Kemenkumham juga kan? Ini linknya: https://pdki-indonesia.dgip.go.id/detail/J002017055494?type=trademark&keyword=Jeera Cc: Pak @jokowi," tulis akun @PartaiSocmed.
Dalam unggahan foto dokumen binis Jeera Foundation itu atas nama pemilik Yamitema T Laoly, anak Yasonna Laoly.
"Dan ini produknya," unggah @PartaiSocmed sembari mengunggah botol air mineral dengan merek Jeera.
Tak hanya bisnis air mineral yang dimonopoli PT Natur Palas Indonesia di dalam lapas. Akun Twitter @PartaiSocMed juga mengungkap program E-money di Lapas kelas 1 Malang yang juga digarap PT Natur Palas Indonesia.
Begitu pula pembuatan kantin di Lapas Kembang Kuning, Lapas Narkotika, Lapas Permisan Nusakambangan dilakukan oleh PT Natur Palas Indonesia.
"Digital payment di Lapas Cipinang juga melibatkan PT Natur Palas Indonesia," beber akun @PartaiSocMed dengan mengunggah tangkapan layar medsos Lapas Kelas 1 Malang dan Kemenkumham Jateng.
Akun @PartaiSocMed juga mengunggah sosok yang menjalankan bisnis Jeera Foundation di dalam lapas.
"Tema Laoly sbg Chairman dan Co Founder tetapi sebenarnya Think-Tank dari Jeera Foundation ini adalah Rino Lande, mantan napi korupsi wisma atlet Hambalang. Kami akan buka peran sentral Rino Lande dalam merintis Jeera ini tapi karena sudah malam akan kami lanjutkan besok saja," ujar @PartaiSocmed.
@PartaiSocmed kemudian mengunggah adendum perjanjian PT Natur Palas Indonesia dengan Rutan Klas I Bandung.
"Perjanjian kemudian direvisi ditengah jalan dari kompensasi yg awalnya 220,3 juta turun menjadi 128,8 juta,"
Nama PT Natur Palas Indonesia atau Jeera Foundation sebenarnya tidak sembunyi-sembunyi terkait keterlibatannya di Kementerian Hukum dan HAM.
Pada laman resmi Direktorat Jenderal Permasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, nama PT Natur Palas Indonesia atau Jeera Foundation memang terlibat dalam berbagai kegiatan.
Akun Twitter @PartaiSocmed juga memperlihatkan tangkapan layar berita di sebuah media daring yang ditayangkan pada 20 September 2021 dengan judul "Lapas Cipinang Sosialisasikan Digital Payment dengan Face Recognition bagi WBP".
Berita itu menuliskan bahwa Koperasi PPKH2AM Lapas Cipinang bekerja sama dengan PT Natur Palas Indonesia (Jeera Foundation), Bank Syariah Indonesia (BSI), dan PT Pundi melaksanakan sosialisasi penggunaan digital payment menggunakan face recognition bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) pada Kamis, 16 September 2021.
"Bertempat di Aula Gazebo Lapas Cipinang, turut hadir Tonny Nainggolan selaku Kepala Lapas Cipinang, Lian selaku Deputi Financing Regional Head BSI, perwakilan PT Natur Palas Indonesia, perwakilan PT Pundi, dan WBP (Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) Lapas Cipinang," demikian tertulis dalam berita tersebut.
Tahun 2019, ada lagi kegiatan yang melibatkan Jeera Foundation di Lapas Narkotika Jakarta. Laman resmi Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta merilis berita berjudul "JEERA Wallet Kian Melesat, JEERA Foundation Jeera Wallet, Cara Belanja Digital di Lapas"
Warga binaan Lapas Narkotika Jakarta mengikuti kegiatan sosialisasi penggunaan JEERA Wallet sebagai dompet digital pada 12 April 2019.
JEERA Wallet ini dapat digunakan untuk pembayaran setiap pembelian produk di seluruh kantin Lapas Narkotika Jakarta, dengan cara yang sangat mudah. Warga binaan lapas cukup menempelkan Jari pada Fingerprint Reader.
Laman resmi Direktorat Jenderal Permasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM juga merilis berita berjudul "Jeera Foundation Fasilitasi Kreativitas WBP Rutan Cipinang". Kegiatan di Rutan Kelas I Cipinang dirilis pada 2017 lalu.
Dalam artikel tersebut, Jeera Foundation disebut berdiri pada 23 Juni 2016. Jeera Foundation kemudian memfasilitasi WBP di Cipinang untuk pelatihan pengembangan diri.
Terungkapnya dugaan keterlibatan anak Yasonna Laoly yakni Yamitema Laoly dalam monopoli bisnis di dalam lapas awalnya dari hasil podcast akun Youtube Uya Kuya TV. Aktor senior Tio Pakusadewo mengungkap anak menteri punya foundation di dalam lapas yang menguasai bisnis mulai dari katering hingga pembayaran digital.
Tio Pakusadewo tidak menyebut secara spesifik soal foundation itu sebagai milik Yamitema Laoly, anak Yasonna Laoly, Menteri Hukum dan HAM.
Saat dikonfirmasi soal dugaan monopoli bisnis di dalam lapas, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly membantah anaknya, Yamitema T. Laoly, melalui Jeera Foundation memonopoli usaha di lembaga pemasyarakatan (lapas).
"Ah bohong besar itu. Enggak ada. Nanti ada keterangan dari kalapasnya," ujar Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 2 Mei 2023.
Yamitema merupakan Chairman dan Co-Founder Jeera Foundation. Yayasan itu, kata Yasonna, memberikan pelatihan kepada narapidana agar bisa menjadi barista hingga perajin kulit."Kalau kalian lihat ada produk-produk kulit, nah mereka itu (yang membuatnya)," ujar Yasonna
Menurut dia, isu mengenai keterlibatan anaknya dimunculkan karena alasan politik. Dia menegaskan anaknya tak ikut campur dalam kegiatan itu.
“Enggak ada. Yayasan saja. Dia enggak ikut di dalam. Biasalah politik,” ucap dia.
Yasonna mengungkapkan Tio pernah diminta menjadi pelatih di yayasan itu. Tetapi, dia melakukan pelanggaran berat sehingga dimasukan dalam srtaft cell atau sel khusus bagi warga binaan yang terbukti melakukan kesalahan.
“Itu kan Tio pernah dua kali di sana. Dia juga pernah dipakai Jeera menjadi pelatih. Tapi karena dia melakukan pelanggaran berat, diberhentikan. Bahkan dia pernah dimasukkan ke straft cell. Nanti biar karutan yang menjelaskan,” ujar dia.
Soal jenis pelanggaran berat yang dilakukan Tio Pakusadewo di dalam lapas, Yasonna enggan menjelaskan. Dia menyampaikan kepala Lapas narkotika yang akan menjelaskannya soal pelanggaran Tio dan isu keterlibatan anaknya.fajar.co.id/nor
No Comment to " Menkumham Sebut Bohong Besar, Warganet Menggila Umbar Bukti Dugaan Monopoli Bisnis Jeera Foundation di Lapas "