• AS Cemas Jika Erdogan Menang Pemilu Turki

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Kamis, 18 Mei 2023
    A- A+




    KORANRIAU.co-Amerika Serikat (AS) disebut cemas jika presiden petahana Recep Tayyip Erdogan menang melawan rival terkuatnya, Kemal Kilicdaroglu, di pemilihan umum (pemilu) Turki. Di sisi lain, kemenangan Erdogan disinyalir bakal membuat girang pemerintahan Rusia.


    AS pun dilaporkan terus memantau kontestasi politik itu, terutama usai Erdogan unggul tipis di putaran pertama pemilu pada 14 Mei lalu.


    Dengan berbagai strategi, sejumlah pengamat menilai Erdogan bisa mengalahkan Kilicdaroglu. Ia bakal kembali duduk di kursi kepresidenan Turki dan ini membuat AS ketar-ketir. Mengapa demikian?


    Berdasarkan analisis CNN, nasib Erdogan akan berdampak besar bagi kebijakan luar negeri AS. Salah satu alasannya yakni kedekatan Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Erdogan berulang kali membuat bingung Presiden AS Joe Biden, terutama soal perang Rusia-Ukraina.


    Selama ini, Erdogan berusaha menjadi mediator Rusia dan Ukraina. Turki bahkan sempat menjadi tuan rumah pembicaraan damai kedua negara. Di tengah gejolak perang di Eropa Timur itu, Erdogan tak ambil jarak dengan Putin.


    Beberapa waktu lalu, Erdogan menegaskan keakraban dirinya dengan orang nomor satu di Rusia. Pernyataan tersebut muncul usai Kremlin dituduh terlibat menyebarkan hoaks dalam pemilu Turki.


    "Saya tak bisa membiarkan ini. Hubungan kami dengan Rusia tak kalah penting dengan hubungan dengan Washingtoh," kata Erdogan, seperti dikutip Haaretz.


    AS menganggap hubungan Erdogan-Putin sebagai gambaran luas tantangan Biden, yang selama ini dikelilingi pemimpin otoriter. Kepala negara lain yang menjadi tantangan AS di antaranya Presiden China Xi Jinping dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.


    Biden berulang kali menyerukan melestarikan demokrasi di dunia internasional. Dalam pertemuan di Gedung Putih pada Maret lalu, dia menyatakan upaya besar-besaran Barat dalam mendukung Ukraina dan menjauhkan negara itu dari pemerintahan otokratis.


    Erdogan dianggap tak sejalan dengan Biden dan pemerintahan AS karena dia merupakan cerminan pemimpin tak demokratis.


    Di dalam negeri, Erdogan terus memberangus demokrasi selama menjadi pemimpin Turki. Ia kerap membungkam oposisi, terutama dari kaum Kurdi. Erdogan juga mengendalikan media-media di Turki dan menghambat kebebasan pers di negara itu.


    Dia diperkirakan tak akan berubah jika terpilih lagi menjadi presiden. Sikap Erdogan yang memberangus kebebasan bakal membuat pemimpin Barat jengkel, khususnya karena berkaitan dengan kebijakan luar negeri.


    Salah satu contohnya Erdogan memblokir usaha Swedia dan Finlandia untuk menjadi anggota NATO. Penjegalan ini bukan tanpa alasan. Erdogan menuntut negara Nordik itu untuk merepatriasi anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok yang masuk daftar organisasi teroris pemerintah Turki.


    Setelah lobi-lobi yang panjang dari sejumlah pemimpin negara Barat, Turki akhirnya memberi lampu hijau untuk Finlandia. Namun, masih menyalakan lampu merah bagi Swedia.


    Masih soal Kurdi, Turki terus berselisih dengan AS karena dukungan mereka terhadap Kurdi Suriah. cnnindonesia/nor

    Subjects:

    Internasional
  • No Comment to " AS Cemas Jika Erdogan Menang Pemilu Turki "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com