• Kadis DLHK Murod Dorong Pengembangan Kayu Putih di 59 KHG

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Selasa, 14 Maret 2023
    A- A+
    Foto: Kepala DLHK Provinsi Riau Mamun Murod.





    KORANRIAU.co,PEKANBARU - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau mengapresiasi peluncuran buku berjudul "Mendamba Manfaat Kayu Putih di Lahan Gambut". 


    Buku ini diluncurkan bersempena dengan Peringatan Hari Bakti Rimbawan Provinsi Riau Tahun 2023, pada Selasa (14/3/2023), bertempat di Graha Pena Pekanbaru.


    Acara ini juga terselenggara berkat kolaborasi antara Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kuok (BPSILHK) dan PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah.


    "Kami menyambut baik diselenggarakannya Talk Show dan Peluncuran Buku ini, yang merupakan salah satu upaya menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan budidaya Kayu Putih di lahan gambut, dan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang berada di lahan gambut di Provinsi Riau," kata Kepala DLHK Riau, Mamun Murod.


    Ia mengatakan bahwa bimbingan mengenai praktek pengelolaan lahan gambut sangat dibutuhkan untuk terwujudnya pengelolaan lahan gambut berbasis masyarakat, tentu saja dengan kolaborasi dan dukungan para pihak.


    Untuk diketahui bersama, lahan gambut di Provinsi Riau terbagi menjadi Kawasan 59 Kawasan Hidrologis Gambut (KHG), dengan luas 5,3 juta ha dan mendominasi ± 55% luas daratan Riau sehingga menjadi isu strategis dalam pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan.


    Upaya penguatan kapasitas dan peran para pihak termasuk masyarakat dalam pengelolaan lahan gambut berkelanjutan menjadi sangat penting untuk terus didorong dan difasilitasi.


    "Masyarakat yang terbina diharapkan akan memperoleh manfaat dari lahan gambut yang terbentang luas, sehingga menjadi garda terdepan untuk menjaga dan mengelola secara berkelanjutan," harapnya.


    Kontribusi ekosistem lahan gambut terhadap permasalahan lingkungan hidup dan kehutanan di Provinsi Riau sangatlah signifikan. Belum optimalnya praktek pengelolaan lahan gambut yang ramah lingkungan memicu isu strategis, seperti ancaman karhutla, banjir, kekeringan, dan lahan kritis.


    Kondisi ini mengancam keanekaragaman hayati dan juga berjalannya fungsi Jasa lingkungan yang sangat dibutuhkan guna menunjang kualitas dan keberlanjutan kehidupan di Bumi Riau.


    "Kemampuan lahan gambut dalam penyerapan dan penyimpanan karbon jauh lebih tinggi dibanding lahan mineral. Hal ini menjadi isu penting di dalam upaya mencapai Target yang ditentukan secara nasional dalam pengurangan emisi karbon atau dikenal dengan Indonesia’s Folu Net Sink 2030," ungkapnya.


    Dalam komitmen PemProv Riau bersama mitra pembangunan untuk mendukung implementasi Rencana Aksi Riau Hijau dan Konsep Pembangunan Rendah Karbon, upaya peningkatan kualitas pengelolaan SDA menjadi salah satu kebijakan Utama.  Perbaikan IKLH dan pengendalian emisi Gas Rumah Kaca yang memicu fenomena Perubahan Iklim menjadi indikator kinerja yang harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.


    "Aspek pemberdayaan masyarakat juga aspek penting untuk terus dikembangkan, yang diarahkan pada terwujudnya kemandirian ekonomi masyarakat di ekosistem gambut, melalui pengembangan dan fasilitasi berbagai sumber ekonomi alternatif," sebutnya.


    Upaya Pemulihan di lahan gambut dapat dilakukan melalui rehabilitasi dan/atau restorasi dengan jenis-jenis tanaman keras yang tidak dimanfaatkan hasil hutan kayu, namun mengandalkan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan. 


    "Di antaranya dengan budidaya Kayu putih yang merupakan salah satu tanaman komersial dan relatif cepat menghasilkan. Kayu Putih dalam jangka ± 2 tahun sudah dapat dipanen/dipangkas daunnya sebagai hasil hutan bukan kayu," ungkap Murod.


    Budidaya Kayu Putih sangat cocok dengan regulasi Pengelolaan Perhutanan Sosial yang merupakan salah satu program prioritas nasional, dan dalam pengembangannya dapat dipadukan dengan tanaman pangan semusim, seperti jagung, kacang, kedelai, ubi kayu, nanas dan tanaman pertanian lainnya. Dengan demikian disamping aspek ekologi dan sosial ekonomi masyarakat, budidaya ini juga mendukung Ketahanan  Pangan yang juga menjadi program prioritas nasional.


    Lahan gambut terdegradasi di Provinsi Riau lebih dari 2 juta Ha yang mengalami penurunan fungsi hidrologi, produksi, dan ekologi produktivitasnya menurun, bahkan sebagian menjadi tidak produktif dan menjadi lahan terlantar.


    Di sisi lain upaya rehabilitasi dan restorasi yang dilaksanakan dengan dukungan Para Pihak, termasuk BRGM masih terbatas dan perlu terus ditingkatkan. Semoga pengembangan Kayu Putih ini menjadi harapan untuk mendukung upaya restorasi dan rehabilitasi yang produktif di lahan gambut di Provinsi Riau.


    KPH Tebing Tinggi sudah mulai mengembangkan kayu putih, dengan membangun pembibitan kayu putih yang benihnya berasal dari Balai Perbenihan Kehutanan Dinas LHK Provinsi Daerah Instimewa Yogyakarta. Penanaman akan diarahkan ke areal PS dan bekas kebakaran di kawasan hutan yang open access + 500 Ha dengan menyiapkan + 1,25 juta bibit.


    "Kami berharap kegiatan budidaya kayu putih di lahan gambut ini dapat dikoordinasikan/diintegrasikan dengan pemenuhan kewajiban rehabilitasi DAS dari pemegang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (Pinjam Pakai Kawasan Hutan). Untuk di KPH Tebing Tinggi perlu didukung oleh Penanggungjawab kegiatan, khususnya yang beroperasi di Kabupaten Kepulauan Meranti," harapnya.


    Keberhasilan pengembangan kayu putih di KPH Tebing Tinggi yang didasarkan hasil evaluasi fisik dan kimiawi akan menentukan peluang pengembangan selanjutnya di lahan milik masyarakat atau APL, serta wilayah KPH lainnya di Riau. Untuk itu mohon kiranya dukungan dari KPH Yogyakarta yang sudah terlebih dahulu mengembangkan komoditi ini, serta Para Pihak lainnya.


    Peluncurannya buku Mendamba Manfaat Kayu Putih di Lahan Gambut sebagai salah satu kiprah Rimbawan di Riau, diharapkan dapat ditindak lanjuti dengan sosialisasi dan promosi seluas-luasnya, sehingga akan menguatkan pemahaman masyarakat di tingkat tapak dan dukungan Para Pihak untuk pengembangan Kayu Putih di 59 KHG Provinsi Riau.


    "Kami yakin, manfaat yang didamba selama ini akan terwujud menjadi kenyataan, Lahan Gambut Lestari di tengah masyarakat yang sejahtera," ucapnya.


    Atas dukungan CSR PT. PLN Persero UIP Sumbagut melalui program PLN Peduli dan Para Pihak yang mendukung terselenggarakannya kegiatan ini, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.


    "Kami mengharapkan agar kolaborasi dengan dunia usaha dan mitra lainnya, dapat dibina dan terus dikembangkan untuk penguatan Implementasi Rencana Aksi Riau Hijau dan kontribusi Provinsi Riau terhadap NDC melalui Rencana Kerja Sub Nasional Indonesia’s Folu Net Sink 2030 Provinsi Riau," tukasnya.nor
  • No Comment to " Kadis DLHK Murod Dorong Pengembangan Kayu Putih di 59 KHG "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com