• Anak Petani Sawit Terancam Putus Sekolah, Gubri Syamsuar Surati Presiden

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Rabu, 06 Juli 2022
    A- A+

     


     

    KORANRIAU.co,PEKANBARU - Para petani di Riau mengeluhkan anjloknya harga sawit. Di tengkulak, harga sawit petani dihargai Rp500 per kilogram. Sedangkan penetapan harga dari Disbun Pemprov Riau, harga sawit Rp1.772 per kilogram. 


    Harga penetapan Disbun Riau hanya berlaku bagi petani dengan pola plasma bersama perusahaan. Tapi petani tanpa plasma, harga sawit tidak sampai Rp1.000 per kilogram.


    Yanto, salah satu petani di Riau merasakan dampak harga sawit yang turun drastis. Anaknya yang sedang kuliah di salah satu universitas swasta akan dihentikan sementara karena ekonomi keluarganya sedang sulit.


    "Terpaksa diberhentikan dulu anak yang sedang kuliah. Karena jangankan bayar uang kuliah, beli beras aja susah sekarang," kata Yanto kepada media, Selasa (5/7/2022).


    Bagaimana tidak, meski hasil panen sawitnya mencapai 2 ton setiap 2 pekan. Namun, uang yang didapatnya hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.


    "Sawit 2 ton, dapatnya Rp 1 juta. Kalau sebulan 2 kali panen, hasilnya Rp2 juta. Tetap saya syukuri, tapi pas-pasan untuk makan, untuk kuliah susah," keluhnya.


    Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan permohonan percepatan dan perluasan ekspor CPO dan turunannya sebagai upaya meningkatkan harga Tandan Buah Segar (TBS) perkebunan kelapa sawit.


    Permohonan tersebut disampaikan Gubri Kepada Presiden RI Joko Widodo di Jakarta, melalui surat yang ditandatangani langsung oleh Gubernur Riau pada Senin (4/7) dengan nomor surat 526/Disbun/1837.


    Dalam permohonan tersebut, Syamsuar melaporkan kepada Presiden Jokowi bahwa harga TBS perkebunan kelapa sawit beberapa bulan terakhir di Sumatera khususnya dan di Indonesia pada umumnya cenderung terus menurun secara signifikan.


    Sejalan dengan hal tersebut, anjloknya harga TBS di tingkat pekebun juga menjadi isu sentral yang dibahas pada rapat forum gubernur se-Sumatera tahun 2022 yang diselenggarakan pada tanggal 28 sampai 30 Juni 2022 di Pekanbaru.


    Syamsuar juga melaporkan kepada Presiden bahwa perkembangan terakhir harga TBS pekebun di Provinsi Riau saat ini berkisar antara Rp 600 sampai dengan Rp900 per kg. Penyebab utama anjloknya harga TBS pekebun adalah belum optimalnya ekspor CPO dan turunannya serta keterbatasan storage tank yang dimiliki PKS sehingga PKS membatasi pembelian TBS dari pekebun. 


    "Berdasarkan laporan dari 285 PKS yang ada di Provinsi Riau, storage tank PKS dan eksportir hanya mampu menampung CPU dalam waktu satu minggu ke depan," kata Syamsuar..


    Menurut Syamsuar, turunnya harga TBS pekebun mulai berdampak pada penurunan daya beli masyarakat serta meningkatnya inflasi di Provinsi Riau. Berdasarkan data BPS pada bulan Mei 2022, inflasi di provinsi Riau sebesar 0,88% dan pada bulan Juni 2022 naik menjadi 1,86%.


    Syamsuar juga menyanpaikan, satu di antara faktor penyebab meningkatnya inflasi di Provinsi Riau adalah meningkatnya biaya produksi, di mana saat ini harga pupuk yang dibutuhkan oleh pekebun mengalami peningkatan harga yang sangat signifikan.


    Bahkan, peningkatan harga pupuk ini menjadi beban yang cukup berat bagi perkebun karena bersamaan dengan menurunnya pendapatan perkebunan akibat anjloknya harga TBS.


    "Dengan memperhatikan kondisi yang kami laporkan di atas, bersama ini kami sampaikan permohonan kepada Bapak Presiden untuk mempertimbangkan upaya-upaya memperluas kembali ekspor CPO dan turunannya sehingga harga TBS berkebun dapat kembali meningkat sesuai harapan masyarakat," pungkasnya.rls/nor

  • No Comment to " Anak Petani Sawit Terancam Putus Sekolah, Gubri Syamsuar Surati Presiden "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com