KORANRIAU.co-Badai Monsun yang terjadi di Bangladesh dan India menimbulkan banjir bandang yang mengakibatkan 41 orang meninggal dunia dan jutaan terdampak.
Banjir adalah ancaman biasa bagi jutaan orang di dataran rendah Bangladesh, tetapi para ahli mengatakan perubahan iklim meningkatkan frekuensi, keganasan, dan ketidakpastiannya.
Hujan tanpa henti selama seminggu terakhir telah membanjiri wilayah timur laut Bangladesh yang luas, sehingga pemerintah mengerahkan pasukan untuk mengevakuasi penduduk.
Sekolah juga diubah menjadi tempat penampungan bantuan untuk menampung seluruh desa yang terendam dalam hitungan jam oleh sungai yang tiba-tiba meluap.
"Seluruh desa tenggelam pada Jumat pagi dan kami semua terdampar," kata Lokman, yang keluarganya tinggal di desa Companiganj, dilansir dari AFP, Sabtu (18/6).
"Setelah menunggu sepanjang hari di atap rumah kami, seorang tetangga menyelamatkan kami dengan perahu darurat. Ibu saya mengatakan dia belum pernah melihat banjir seperti itu sepanjang hidupnya," tambah wanita berusia 23 tahun itu.
Seorang pejabat polisi mengatakan petir yang dipicu oleh badai telah menewaskan sedikitnya 21 orang di seluruh negara Asia Selatan itu sejak Jumat sore.
Sementara empat orang lainnya tewas karena tanah longsor menghantam rumah mereka di lereng bukit di kota pelabuhan Chittagong.
Selain itu, Kepala Menteri Negara Bagian Meghalaya, Congrad Sangma melalui Twitter mengatakan longsor dan luapan sungai yang membanjiri jalan menewaskan 16 orang tewas sejak Kamis di daerah itu.
Di negara bagian Assam, lebih dari 1,8 juta orang terkena dampak banjir setelah hujan deras selama lima hari.
Ketua Menteri Assam Himanta Biswa Sarma mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan pejabat distrik untuk memberikan "semua bantuan dan bantuan yang diperlukan" kepada mereka yang terjebak dalam banjir.cnnindonesia/nor
No Comment to " Puluhan Tewas karena Banjir Bandang di Bangladesh-India "