KORANRIAU.co-Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandi Uno meluncurkan Rendang Goes to Europe, 24/3/2022 lalu di Bali. Pro kontra acara tersebut mencuat kepermukaan karena acara tersebut tidak dihadiri pemda atau tokoh tokoh kuliner minang.
Sandi Uno tampil tidak pula membawakan budaya minang sebagai akar budaya dari rendang. Sandi juga mengingkari janji nya ke masyarakat minang bahwa akan membawa rendang buatan kampung rendang Payakumbuh, Sumatera Barat mendunia.
Acara rendang goes to europe di Bali justru sama sekali tidak melibatkan kampung rendang payakumbuh sebagaimana yang dijanjikan Sandi Uno.
Terkait hal tersebut, Association of the Indonesian Tour and Travel Agencies (ASITA) sebagai asosiasi pariwisata tertua di Indonesia yg berdiri sejak 1971 berpendapat bahwa yang dilakuan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu adalah langkah blunder yang mengabaikan kearifan lokal.
"Kemenparekraf Sandi Uno mengabaikan janjinya untuk membawa kampung rendang Payakumbuh mendunia dan juga mengabaikan akar budaya masakan rendang dalam masyarakat minangkabau", ujar Muhammad Rahmad, Sekretaris Jenderal ASITA.
Boleh saja tempat promosi rendang itu dilakukan di Bali atau dimanapun, tapi tentu tidak boleh meninggalkan akar budaya nya yaitu Minangkabau. Jika akar budaya itu dilupakan, maka pemerintah berarti tidak serius mengangkat kearifan lokal sebagai kekuatan pariwisata nasional, tegas Rahmad.
Apalagi, Menparekraf Sandi Uno pernah menjanjikan pada saat berkunjung ke kampung rendang Payakumbuh, Sumbar pada 22/4/2021 lalu bahwa ia akan membawa kampung rendang Payakumbuh mendunia. Tentu janji Menteri Sandi Uno itu ditunggu tunggu oleh masyarakat kampung rendang Payakumbuh.
Ketika Sandi Uno meluncurkan rendang goes to Europe di Bali bersama William Wongso, tanpa melibatkan kampung rendang Payakumbuh, tentu saja masyarakat kampung rendang Payakumbuh menjadi tercengang dan kaget luar biasa. Bahkan masyarakat minang pun terkejut membaca berita peluncuran itu karena Sandi Uno mengabaikan kearifan lokal dan ingkar terhadap janjinya, ujar Rahmad.
ASITA meminta Menteri Sandi Uno untuk tidak mengabaikan peran UMKM kampung rendang Payakumbuh. Jangan pula mengabaikan peran tokoh tokoh daerah sebagai kearifan lokal dalam promosi ekonomi kreatif dan pariwisata nasional. Itu bertentangan dengan semangat nasionalisme kebangsaan dan bertentangan dengan keinginan Presiden, tegas Rahmad.rls/rid
No Comment to " Menparekraf Sandi Uno Blunder Soal Rendang Goes to Europe "