• Kadis LHK Riau: NCS Solusi Dampak Perubahan Iklim

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Minggu, 23 Januari 2022
    A- A+
                            Foto: Kepala Dinas LHK Provinsi Riau Mamun Murod



    KORANRIAU.co,PEKANBARU- Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau Maamun Murod mengatakan bahwa Solusi iklim alami atau Natural Climate Solutions (NCS), merupakan upaya untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan dan mitigasi perubahan iklim saat ini dan akan datang.

    "Solusi iklim alami atau Natural Climate Solutions (NCS) merupakan serangkaian upaya mitigasi berbasis sumber daya alam yang mencakup perlindungan hutan dan lahan basah. Kemudian perbaikan pengelolaan hutan, serta restorasi ekosistem hutan, gambut, dan mangrove," kata Murod, Ahad (23/1/22).

    Murod mengakui, NCS bisa menjadi solusi untuk mengatasi isu strategis yang menjadi prioritas untuk diselesaikan dalam kurun waktu 30 tahun mendatang. Diantaranya terkait keberlangsungan jasa pengatur air dan penyimpanan air, kerusakan ekosistem gambut dan ancaman kebakaran hutan dan lahan, abrasi pantai di pesisir dan pulau-pulau terluar.

    "Dalam hal ini, Tim Restorasi Gambut Dan Rehabilitasi Mangrove Daerah (TRGMD) terus berpacu melakukan pemulihan mangrove. Adapun tugas dan fungsi TRGMD sesuai keputusan Gubernur Nomor Kpts.871/VII/2021 tentang Tim Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove Provinsi Riau, yakni koordinasi penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut dan rehabilitasi mangrove skala provinsi, koordinasi dengan pemerintah kabupaten dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove, koordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan sosialisasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat,"ulasnya.

    Selain itu paparnya, pemantauan pelaksanaan program dan kegiatan restorasi gambut dan kegiatan rehabilitasi mangrove yang dilakukan di wilayah provinsi dan evaluasi pelaksanaan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove secara periodik minimal dua kali dalam setahun. Sasaran pemulihan dan rehabilitasi mangrove pada lahan kritis dilakukan dengan penanaman dan pemeliharaan.

    Tidak hanya itu sebut Murod, penyadartahuan masyarakat tentang pentingnya ekosistem mangrove. Sedangkan dalam ekosistem mangrove yang kondisinya baik, upaya dilakukan adalah dengan pengelolaan berkelanjutan, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK), jasa lingkungan dan pengamanan hutan.

    Masih Murod, saat ini Kabupaten Bengkalis merupakan daerah dengan eksisting mangrove seluas 26.757 hektar. Potensi rehabilitasi mangrove di Bengkalis mencapai 1.628 hektar.  Secara keseluruhan, luas eksisting mangrove di Riau pada 2021 tercatat mencapai 224.895 hektar dan potensi rehabilitasinya mencapai 12.207 hektar.

    "Melalui skema pemulihan ekonomi nasional (PEN) BPDAS HL atau TP BRGM, pada tahun 2021 juga telah dilaksanakan rehabilitasi mangrove di Bengkalis seluas 1.050 hektar, dengan jumlah 49.362 HOK. Diantaranya ada 3.281.700 bibit yang ditanam. Sementara dari dana APBD, Desa Teluk Pambang terdapat dua kelompok dengan luas tanam 16 hektar dengan total 58.080 bibit,"ungkapnya.

    Sedangkan untuk sumber pendanaan rehabilitasi mangrove sambungnya, melalui APBD, APBN, Dana Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang mempunyai kewajiban pada ijin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH). Lalu, anggaran BUMN yang bergerak di sektor kehutanan dan CSR perusahaan nasional maupun internasional, dana hibah dan pinjaman dari APBN dikucurkan dalam dana alokasi khusus (DAK) bidang kehutanan dan dana bagi hasil dana reboisasi (DBH-DR).nor

  • No Comment to " Kadis LHK Riau: NCS Solusi Dampak Perubahan Iklim "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com