KORANRIAU.co,PEKANBARU - Berdasarkan rilis data inflasi oleh Badan Pusat Statistik, pada November 2021, Riau mencatat inflasi sebesar 0,38% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi yang terjadi pada Oktober 2021 sebesar 0,32% (mtm). Meningkatnya tekanan inflasi tersebut sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia sebelumnya.
"Meski mengalami peningkatan secara bulanan, inflasi Riau relatif terkendali dengan pencapaian inflasi tahunan sebesar 2,06% dan masih berada dalam rentang sasaran inflasi. Sementara, inflasi nasional lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Riau yaitu sebesar 1,75% (yoy)," ujar Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, M Cahyaningtyas, Jumat (3/12/2021).
Peningkatan inflasi terutama didorong oleh kelompok bahan makanan dengan sumbangan terhadap inflasi bulanan sebesar 0,38%. Cabai merah dan minyak goreng menjadi komoditas dengan andil terbesar dalam pembentukan Inflasi November 2021, dengan sumbangan berturut-turut sebesar 0,20% dan 0,14%.
"Keterbatasan pasokan cabai merah seiring dengan intensitas curah hujan yang tinggi di daerah produsen, disinyalir menjadi penyebab utama kenaikan harga cabai merah," jelasnya.
Sementara itu, tren peningkatan harga bahan baku CPO yang masih berlanjut, turut mendorong meningkatnya harga minyak goreng. Sejak November 2021, harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 4.688/ton, 32% lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Dari 11 kelompok pengeluaran, 10 di antaranya tercatat mengalami inflasi.
"Meskipun demikian, kelompok selain bahan makanan, tidak memiliki andil yang signifikan terhadap inflasi bulanan Riau," tandasnya pula.
Sedangkan ditengah peningkatan inflasi, terdapat beberapa komoditas utama yang mengalami penurunan harga. Deflasi yang terjadi pada komoditas bawang merah dan beras, menahan tekanan inflasi Riau pada bulan November 2021, dengan andil masing-masing komoditas tersebut sebesar -0.02%. Hal tersebut didorong oleh stabilnya pasokan dari daerah produsen seiring dengan periode panen raya pada triwulan IV 2021.
Sebagai upaya stabilisasi pemenuhan kebutuhan pangan di Provinsi Riau, TPID se-Riau terus melakukan perluasan Kerja Sama Antar Daerah (KAD). Pada 24 November 2021, TPID Kota Pekanbaru melalui PT. Sarana Pangan Madani (SPM) menyepakati kerja sama pemenuhan kebutuhan daging sapi dengan Perumda Dharma Jaya DKI Jakarta. Pada kesepakatan tersebut, Perumda Dharma Jaya berkomitmen menyediakan daging sapi kepada SPM selama 2 tahun hingga 24 November 2023.
Pada tahap awal, Perumda Dharma Jaya akan memasok 500 ekor sapi kupang untuk periode Hari Raya Idul Adha tahun 2022.
Memasuki periode akhir tahun, sejumlah risiko harus diwaspadai agar inflasi tetap terkendali. Risiko tersebut yaitu: (i) masih tingginya ketergantungan Riau terhadap pasokan komoditas pangan dari daerah lain; (ii) ancaman la nina yang berpotensi menyebabkan curah hujan tinggi di daerah sentra produsen; (iii) berbagai komoditas yang terdampak penyesuaian cukai rokok, pengenaan cukai plastik, dan pengenaan cukai minuman berperisa; (iv) historis peningkatan permintaan pada akhir tahun.
'Berdasarkan perkembangan terkini dan risiko yang masih membayangi, inflasi pada tahun 2021 diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2020, dan berada dalam kisaran sasaran inflasi sebesar 3,0%±1%," tutupnya.ridwan
-
Inflasi Riau Terkendali Jelang Akhir Tahun
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
No Comment to " Inflasi Riau Terkendali Jelang Akhir Tahun "