• Beda Syariat Islam Versi Taliban di Afghanistan dan Saudi

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Jumat, 01 Oktober 2021
    A- A+


    KORANRIAU.co-Taliban menerapkan syariat Islam di Afghanistan selama mereka memegang kendali pemerintah interim. Sementara itu, Arab Saudi juga menerapkan aturan yang berbasis agama.


    Mantan Kepala Dinas Intelijen Saudi, Pangeran Turki al-Faisal mencatat bahwa visi keagamaan Saudi sangat berbeda dari Taliban dan Al-Qaeda.


    Pernyataan ini muncul sebagai upaya menghilangkan kesalahpahaman umum yang mengklaim bahwa kedua kelompok radikal terinspirasi oleh paham Wahabi.


    Wahabi adalah gerakan Islam yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Secara pemikiran, aliran ini umumnya merujuk pada pandangan Ibnu Taymiyyah yang sangat tekstual dan secara fiqih umum mengambil dari Ibn Hambali yang disebut terkenal kaku.


    Ia juga menggarisbawahi bahwa Taliban tak mengadopsi interpretasi Saudi soal hukum Islam, sebagaimana kepercayaan publik yang beredar.


    Taliban, kata Faisal, cenderung ke arah sufi Deobandi yang menekankan komitmennya pada ideologi agama yang sangat berbeda dengan Muhammad bin Abdul Wahab.


    Deobandi adalah sekolah Islam India yang memadukan pemikiran Salafi yang ketat dan tasawuf. Hal ini menjadi sasaran kritik oleh banyak gerakan Sunni Arab.


    Dalam pernyataan terbaru, dia mencatat perbedaan antara interpretasi yang disebut Wahhabi terhadap hukum Islam dan mazhab Deobandi yang dianut oleh Taliban.


    "Ada banyak referensi, baik di media atau di buku-buku ilmiah yang mengklaim bahwa ada pengaruh Wahabi terhadap Taliban. Namun, bukan ini yang terjadi," kata Faisal, seperti dikutip Arab Weekly.


    Faisal bersikeras, secara ideologis Taliban memiliki pandangan yang berbeda.


    "Ideologi Deobandi terus menentukan visi kelompok tersebut hingga hari ini," kata Faisal.


    Pengaruh Paham Deobandi India


    Sementara itu, akademisi dari Universitas Islam Negeri Jakarta, Kholid Al Walid melihat dari sisi lain mengenai Taliban yang terpengaruh paham Deobandi. Menurutnya, tarekat atau jalan hidup mengajarkan kecintaan.


    "Pada kasus Taliban saya melihatnya lebih karena pemahaman para petinggi Taliban yang melihat bahwa keketatan dalam penerapan syariah sebagai upaya untuk menimbulkan ketaatan bagi pengikut dan ketakutan bagi lawan-lawannya," katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (30/9).


    Kholid mengatakan, Taliban masuk dalam kategori Mazhab Ahlussunnah wal Jamaah. Sebab, secara teologis merujuk pada Maturidiyah dan secara fikih mereka mengikuti Imam Abu Hanifah, sehingga mazhabnya pun condong ke Hanafi.


    "Bahwa kecenderungan radikal pada kalangan Taliban lebih karena pola gerakan politik yang dipilih dan penolakan terhadap beragam pengaruh Barat dan Rusia yang dianggap merusak Islam di Afghanistan," kata Kholid.


    Kelompok yang kini memegang kendali di Afghanistan, lanjut Kholid, tidak mengkafirkan mazhab-mazhab lain. Hal ini berbeda dengan kelompok ekstremis seperti ISIS yang mengkafirkan mereka yang tidak berbaiat pada pemimpinnya, Abu Bakar al-Baghdadi.


    Hal tersebut dilakukan milisi Taliban untuk mendirikan satu bentuk pemerintahan Islam yang mereka sebut sebagai Imarah. Kelompok ini, menolak semua gerakan kelompok ekstremis yang menganut Wahabi karena perbedaan teologis dan cara pandang gerakan walaupun dulu sempat bekerjasama, lanjut Kholid.


    "Ajarannya yang dianutnya iya (moderat), namun gerakannya tidak moderat. Dalam konteks hukum, Taliban memperlakukan hukum yang cukup ketat dan kaku," kata Kholid, saat ditanya apakah Taliban lebih moderat dari Saudi.


    Aturan itu diantaranya pemakaian burkak bagi perempuan, Hudud atau hukum potong tangan, Qisas atau hukuman mati dan rajam. Meski di era Taliban terkini, kali ini menurut Kholid, mereka mencoba lebih membatasi penerapan hukum tersebut.


    Sementara Arab Saudi menjadikan Islam versi Wahabi sebagai ajaran yang berlaku.


    "Wahabi menolak seluruh jenis perbedaan baik teologis maupun fikih. Sehingga cenderung mudah mengkafirkan kelompok-kelompok Islam yang berbeda," ujar Kholid.


    Wahabi ia sebut melahirkan gerakan-gerakan radikal seperti Al-Qaeda, Jabhat al-Nusra dan ISIS."Semboyan utama dari kalangan ini adalah pemurnian ajaran Islam," lanjutnya.cnnindonesia/nor


    Subjects:

    Internasional
  • No Comment to " Beda Syariat Islam Versi Taliban di Afghanistan dan Saudi "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com