KORANRIAU.co-Taliban mengutuk serangan pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat terhadap target ISIS-K, afiliasi ISIS, di Kabul, Afghanistan, Minggu (29/8).
Gempuran AS itu berlangsung sehari setelah serangan udara Negeri Paman Sam juga menghantam target ISIS-K di Provinsi Nangarhar. Kedua serangan udara itu dilakukan AS sebagai tanggapan atas dua bom bunuh diri yang mengguncang Bandara Kabul pada Kamis pekan lalu yang menewaskan 13 tentara AS, 60 warga sipil, dan melukai setidaknya 170 orang lainnya.
Juru bicara Taliban, Bilal Kareemi, mengatakan bahwa "tidak benar melakukan operasi militer di wilayah orang lain. Menurutnya, serangan udara AS itu melanggar kedaulatan rezim Taliban di Afghanistan.
Kareemi menuturkan Washington seharusnya memberi tahu kelompoknya terlebih dahulu sebelum melakukan serangan tersebut.
"Setiap kali AS melakukan operasi seperti itu, kami mengutuk mereka," kata Kareemi kepada CNN.
Sementara itu, Komando Pusat AS mengatakan sebelumnya bahwa serangan udara tersebut dilakukan guna menggagalkan ancaman teror ISIS-K lanjutan yang akan segera terjadi di Bandara Internasional Hamid Karzai lagi.
Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) mengatakan serangan udara pada Sabtu kemarin menewaskan dua petinggi ISIS-K. Pentagon mengklaim serangan itu tak memakan korban warga sipil. Namun, saksi mata mengatakan ada beberapa orang yang terluka akibat serangan AS itu.
Sementara itu, AS mengatakan serangan udara pada Minggu kemarin menargetkan sebuah mobil dan bangunan yang diklaim terdapat pelaku bom bunuh diri di dalamnya.
Meski begitu, Washington menolak memperjelas informasi apakah milisi yang tewas tersebut terlibat langsung dengan bom di Bandara Kabul.
Pentagon mengklaim tak ada warga sipil yang menjadi korban serangan pada Minggu tersebut.
Namun, menurut saksi mata, sembilan orang dari sebuah keluarga disebut tewas akibat serangan AS tersebut. Sembilan orang yang terbunuh itu termasuk enam anak-anak dengan usia termuda yakni 2 tahun.cnnindonesia/nor
No Comment to " Taliban Kecam Serangan Udara AS Targetkan ISIS-K di Kabul "