KORANRIAU.co, SELATPANJANG - Pelabuhan Tanjung Harapan, Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, yang menjadi pintu masuk yang dikelola oleh PT Pelindo akhirnya resmi ditutup operasionalnya, pada Selasa (31/8/2021). Hal itu setelah tiang ponton pelabuhan ambruk beberapa waktu lalu, ditambah lagi ponton pelabuhan internasional kondisinya cukup mengkhawatirkan.
Seperti yang ditegaskan Kepala Pelindo, Selatpanjang, Indra Ardiansah kepada sejumlah wartawan, Selasa (31/8/2021) usai rapat bersama dengan pihak KSOP (Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan), Dishub dan sejumlah pengusaha kapal. Estimasi perkiraan waktu ditutupnya pelabuhan Tanjung Harapan tersebut mulai 1 sampai 3 bulan ke depan.
"Hari ini memang betul, pelabuhan kita tutup sementara untuk aktivitas sandar kapal dan aktivitas turun naik penumpang. Karena ada kerusakan yang tidak memungkinkan untuk dibuka. Koordinasi kita dengan manajer teknik di Pelindo Tanjung Balai Karimun, maka akan ditutup 1 hingga 3 bulan kedepan," ungkapnya.
Karena ia orang teknik, Indra menjelaskan, bahwa ponton pelabuhan internasional yang digunakan sementara pasca ambruknya tiang ponton pelabuhan domestik, sudah tidak layak. Pasalnya, ada kerusakan beberapa infrastrukturnya. Mulai dari border yang patah, tiang yang miring sampai keretakan lantai, cukup beresiko jika tetap difungsikan untuk melayani aktivitas pelabuhan domestik. Baik sandar kapal, maupun aktivitas turun naik penumpang.
"Info Tahun 2019 lalu, ada pergerakan dermaga karena ada tali kapal yang ditambat di border patah. Kemudian, lantai retak dan miring. Setelah kami koordinasi dengan KSOP, kita harus lakukan perbaikan dan tidak layak digunakan jika dinilai dari aspek keselamatan," sebutnya.
Namun prioritas saat ini untuk perbaikan adalah tiang ponton pelabuhan domestik yang ambruk beberapa waktu lalu. Pihaknya juga melaporkan ke Pelindo pusat agar dapat diprioritaskan. Sehingga Pelauhan Tanjung Harapan bisa kembali dibuka.
"Pimpinan sudah rapat di kantor pusat dan ini sifatnya urgent. Mulai perencanaan, baru cari pemenang lelang kemudian setelahnya dilakukan pembangunan tiang ponton yang rusak memakan waktu mulai 1 sampai 3 bulan,"ucapnya.
Pernyataan Kepala Pelindo tersebut berbeda dengan Pelaksana Pelindo Kawasan Selatpanjang, Raja Erizal, Selasa (17/8/2021) lalu. Diakui Raja sebelum tiang ponton ambruk, pihaknya sudah melakukan tender terhadap pengerjaan penggantiannya. Padahal aru tahap perencanaan.
"Proses lelang sudah masuk tahap kontrak dan sudah ada pemenangnya. Kita juga sudah mengajukan untuk proses pengerjaan oleh pihak ketiga," katanya.
Dua Opsi Pelabuhan Sementara
Terkait ditutupnya Pelabuhan Tanjung Harapan tersebut, dalam rapat yang diinisiasi pihak KSOP, ada dua opsi untuk dijadikan pelabuhan sementara. Khususnya untuk sandar kapal dan aktivitas turun naik penumpang Motor Vessel (MV) atau kapal ferry.
Khusus untuk sandar kapal dan aktivitas turun naik penumpang kapal speed boat (SB) akan dialihkan sementara ke belakang kedai kopi di kawasan Sungai Juling, Selatpanjang. "Untuk Speed Boat Meranti Ekspress, Naga Line, dan jenis speed boat lainnya akan dialihkan sementara di belakang Kedai Kopi Harum Manis, Sei Juling," ungkap Petugas Keselamatan Berlayar Kapal, Suharto.
Sementara untuk pelabuhan sementara kapal Ferry Dumai Ekspress dan Batam Jet akan diputuskan setelah dilakukan simulasi untuk memastikan aspek keselamatannya. aik keselamatan sandar kapal, maupun aktivitas turun naik penumpang.
Lebih jauh, Suharto mengatakan ada dua opsi pelabuhan yang diputuskan bersama dalam rapat, yakni Pelabuhan Sat Pol Air, dan Pelabuhan roll on roll off (roro) yang berada di Desa Insit, Kecamatan Tebingtinggi Barat.
"Besok (Rabu, 1/9/2021) penentuannya, mana pelabuhan yang akan digunakan untuk kapal ferry untuk melayani keberangkatan ke wilayah Kepulauan Riau. Kita akan lakukan uji keselamatan dulu dengan melakukan simulasi turun naik penumpang dan proses sandar kapal," tegas Petugas Keselamatan Berlayar Kapal KSOP Selatpanjang tersebut.(Ahmad)
No Comment to " Pasca Ambruk, Pelabuhan Tanjung Harapan Ditutup 3 Bulan "