KORANRIAU.co,PEKANBARU- Polda Riau telah merampungkan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank Riau Kepri (BRK) Cabang Rokan Hulu. Dalam waktu dekat, kedua tersangka segara diserahkan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Adapun para tersangka yakni, NH (37) selaku mantan teller di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Riau. Perempuan ini menyandang status pesekitan bersama mantan Head Teller atau Pemimpin Seksi Pelayanan, AS (42). Mereka bertanggung jawab atas pembobol rekening nasabah senilai miliaran rupiah.
Saat ini, kedua tersangka telah ditangkap dan ditahan di sel tahanan Mapolda Riau. Dalam proses penyidikan, penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi untuk melengkapi berkas perkara tersangka. Setelah diyakini rampung, berkas kedua pesakitan dilimpahkan ke Kejaksaan atau tahap I.
Jaksa kemudian melakukan penelitian untuk memastikan kelengkapan syarat formil maupun materil perkara. Hasilnya, berkas dinyatakan belum lengkap dan kembalikan ke penyidik dengan disertai petunjuk jaksa atau P-19.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto mengakui, sebelumnya berkas perkara kedua tersangka dikembalikan ke penyidik. Atas pengembalian itu, penyidik berupaya untuk melengkapi dari petunjuk jaksa, dan melimpahkan kembali ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau.
"Berkas kedua tersanga NH dan AS sudah P-21 (lengkap, red) beberapa hari lalu," ujar Sunarto, Kamis (27/5).
Atas P-21 itu, sambung Sunarto, selanjutnya penyidik bakal penyerahan tersangka bersama barang bukti ke JPU atau tahap II. Yang mana, pelaksanaannya tengah dikoordinasikan antara penyidik dan JPU. "Untuk tahap II-nya, dilakukan dalam waktu dekat," singkat mantan Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara.
Pengungkapan perkara pembobolan rekening milik nasabah bank berplat merah ini, dilakukan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau. Hal itu, setelah menerima laporan dari salah seorang korban beberapa waktu yang lalu.
Pembobolan rekening diketahui saat salah seorang nasabah bernama, Hothasari Nasution mendatangi bank tersebut untuk mencetak rekening koran milik orang tuanya, Hj Rosmaniar pada 31 Desember 2015 lalu. Hasilnya, diketahui saldo rekening berkurang lantaran adanya sejumlah transaksi penarikan tanpa sepengetahuan korban.
Saldo awal rekening Rosmaniar pada 13 Januari 2015 Rp1.230.900.966, tapi yang tersisa hanya Rp9.792.044. Padahal, korban tidak pernah melakukan transaksi apapun dari rekeningnya. Pembobolan rekening ini, tidak hanya terjadi kepada Rosmaniar.
Melainkan turut dialami dua buah hatinya yakni Hothasaari Nasution dan Hasimah yang merupakan nasabah di BRK Cabang Rokan Hulu. Para korban diketahui mengalami kerugian miliaran rupiah setelah melakukan pengecekan terhadap rekeningnya. Adapun rinciannya yakni Rosmaniar sebesar Rp1.215.303.076, Hothasari Nasution sebesar Rp133.050.000, dan Hasimah Rp41.995.000.
Hingga akhirnya, penyidik menangkap NH dan AS serta menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya 135 lembar slip transaksi asli nasabah Rosmaniar dengan nomor rekening 1152105198, periode 19 Januari 2012-18 Februari 2015. Lalu, 84 lembar slip transaksi asli nasabah Hothasari Nasution dengan nomor rekening 1152000985, periode 23 Desember 2010-2 September 2013, dan sembilan lembar slip transaksi asli nasabah Hasimah dengan nomor rekening 1152116991, periode 14 Agustus 2014- 23 Januari 2015.
Modus dilakukan tersangka NH selaku tellermenuliskan dan menirukan tanda tangan nasabah dalam Form Slip Penarikan. Sehingga dapat melakukan penarikan uang tunai dari rekening nasabah. Sedangkan, tersangka AS selaku Head Teller memberikan user id berikut password. Agar tersangka NH dapat melakukan 8 transaksi penarikan dari rekening nasabah korban pertama dan 1 transaksi dari rekening nasabah kedua.
Atas perbuatannya, kedua tersangka dijerat dengan Pasal 49 ayat (1) huruf a jo ayat (2) huruf b Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 Tahun 1998 tentang Perbankan. Ancaman pidananya minimal tiga tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara, serta denda minimal Rp5 miliar dan maksimal Rp200 miliar.Riri
No Comment to " Tersangka Pembobol Rekening Nasabah BRK Segara Diserahkan ke Jaksa "