PEKANBARU, KORANRIAU.co - Haul ke-6 tahun Budayawan Melayu almarhum H Tenas Effendy menjadi momen pengingat masyarakat Melayu terhadap amanah almarhum khususnya pada Tunjuk Ajar Melayu. Tunjuk Ajar Melayu yang sangat monumental ini tidak hanya sangat bermanfaat pada anak cucu di Riau, tapi juga pada dunia Melayu di negeri lain.
Hal ini diungkapkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Seri Syahril Abubakar, pada peringatan Haul ke enam (28 Februari 2015-28 Februari 2021) yang diselenggarakan di Balai Adat Melayu Riau, Pekanbaru, Rabu (3/3/2021). Pada peringatan ini, juga dijemput Syarahan Budaya Prof Dr Alaidin Koto.
"Pada Haul ke-6 alm H Tenas Effendy ini kita mencermati pemikiran-pemikiran, cita-cita, niat dan hajat beliau terhadap Bumi dan marwah Melayu ke depan, ini tetap kita sejalankan, sesuai dengan amanah beliau," sebut Datuk Seri Syahril Abubakar.
Lanjut Syahril, hingga kini kita masyarakat Melayu masih melaksanakan amanah beliau, seperti Tunjuk Ajar Melayu yang sangat monumental dan sangat bermanfaat terhadap anak cucu ke depan. Semua itu dihimpun beliau dari apa apa yang sudah menjadi adat budaya kita.
"Dengan kesungguhan beliau selama berpuluh puluh tahun beliau tunak dengan adat Melayu ini, beliau sebagai budayawan, sehingga sampai hari ini dapatlah kita rasakan manfaat bagaimana Tunjuk Ajar Melayu yang sudah terdokumentasi dengan baik. Bahkan menjadi bahan pendidikan melayu muatan lokal," jelas Datuk Seri Syahril lagi.
Bahkan Tunjuk Ajar Melayu bukan hanya dipakai oleh orang di Riau saja, tetapi di seluruh dunia melayu memakai pemikiran-pemikiran ayahanda ini. "Sehingga tak salah Tunjuk Ajar Melayu ini sudah diakui sebagai Budaya tak Benda Indonesia. Jadi, Tunjuk Ajar Melayu itu menjadi acuan pembentukan karakter dan menjadi bahan pendidikan nasional," tukasnya sembari menambahkan, alm Tenas Effendy telah menerima penghargaan Bintang Maha Putera Nararya dari Presiden RI dua tahun lalu.
Datuk Seri Syahril Abu Bakar juga menyampaikan, sejarah peran alm Tenas, baik dalam hal adat budaya, serta pemikiran berdirinya BUMA (Badan Usaha Milik Adat). Hal itu tercetus mengingat saat lalu pernah PLN memutus aliran listrik Balai Adat Melayu Riau, akibat sempat dihentikannya pendanaan dari pemerintah daerah. Sehingga dicetuskan LAMR boleh mendirikan badan usaha, sesuai AD/ ART.
Hal itu tak terlepas untuk tujuan mengembalikan hak hak masyarakat adat. "Tujuannya, LAMR jangan hanya bergantung dari pemerintah daerah saja, sehingga LAMR perlu membentuk usaha, agar LAMR tetap eksis berdiri. Jadi, berdirinya BUMA ini sebagai jawaban atas gagasan Datuk Tenas Effendy yang mnjadi kerisauannya juga," jelasnya.
Pada kesempatan itu, juga sambutan Syarahan Prof Dr Alaidin Koto yang membahas peran dan manfaat Tunjuk Ajar Melayu, yang diamanahkan alm Tenas Effendy. Manfaat dari Tunjuk Ajar Melayu itu sendiri, saat ini kita rasakan bagaimana tentang ajaran akhlak dan budi pekerti. "Diangkatnya derajat suatu daerah, berawal dari ilmu dan iman masyarakatnya," urai Alaidin Koto yang mengaku juga akan terus belajar tentang Budaya Melayu.
Di akhir syarahannya, Prof Dr Alaidin Koto menyempatkan diri membacakan Puisi khusus, berjudul PAK TENAS.
PAK TENAS
Enam tahun sudah engkau tinggalkan kami
Pergi yang takkan kembali lagi
Kepergian yang sangat berarti
Kehilangan yang takkan terganti
Engkaulah Melayu sejati
Tutur katamu lembut menghunjam hati
Busanamu cerminan kerendahan hati
Begitulah Melayu membawakan diri
Engkau kembali ke pangkuan ilahi
Jasadmu kini di dalam bumi
Tapi jiwa dan semangatmu tetap bersama kami
Di atas bumi
Pak Tenas
Dari mulutmu keluar pepatah dan petuah
Dari tulisanmu tergores pesan-pesan indah penuh hikmah
Engkau rajut dunia Melayu dengan ukhuwah
Ketepikan perbedaan angkat marwah
Melayu satu walau beda daerah
Engkau tinggalkan petuah tunjuk ajar
Ingatkan Melayu tidak larut dalam cabar
Hilang jati diri tercerabut akar
Oleh peradaban yang singgah di tepi bandar
Walau jasadmu kini telah pergi
Budi dan jasamu kan tetap abadi
Di hati kami anak negeri
Selagi masih ada bumi
Petuah hikmahmu kan terus terpatri
Takkanlah Melayu hilang di bumi
Bumi Melayu, 3 Maret 2021
Alaiddin Koto
. (rid)
No Comment to " Haul ke-6 H Tenas Effendy, Mengingat Amanah Tunjuk Ajar Melayu yang Mendunia "