Sejumlah mahasiswa, menyerahkan laporan pemukulan anggota polisi kepada Kasi Propam Polres Meranti |
KORANRIAU.co, SELATPANJANG - Puluhan mahasiswa asal Meranti dari berbagai organisasi dan kampus pada 9 Februari 2021 lalu melakukan unjuk rasa di Kantor Bupati Kepulauan Meranti, Jalan Dorak Selatpanjang. Aksi tersebut akhirnya dibubarkan oleh pihak keamanan dari kepolisian dengan tindakan represif.
Paska aksi, pada 11 Februari 2021 mahasiswa juga telah melaporkan kepada Propam Polres Meranti terkait adanya perwakilan massa aksi yang mendapatkan pukulan dari pihak kepolisian. Laporan tertulis mereka diterima oleh Kasi Propam Ipda Ali Afrianto SH.
"Kami ingin anggota polisi yang melakukan pemukulan terhadap mahasiswa kemarin bisa ditindak tegas. Ini sudah keterlaluan. Jika perlu dipecat saja," tegas Rian Afandi selaku koordinator lapangan saat unjuk rasa di halaman kantor bupati.
Mahasiswa UIN Susqa ini menjelaskan aksi yang dilakukan mereka adalah aksi untuk memberikan rapor merah kepada Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan MSi karena selama 10 tahun menjabat sebagai kepala daerah, masih banyak tugas yang belum tuntas.
"Hampir 60 persen dari visi dan misi pak bupati yang belum terlaksana. Dan, aksi kami sebagai bentuk kepedulian mahasiswa kepada masyarakat," terang Rian.
Mahasiswa menginginkan agar penyampaian orasi bisa dilakukan di halaman kantor bupati. Namun, saat tiba, puluhan anggota kepolisian dan Satpol PP sudah menghadang dengan pagar betis di depan pagar kantor bupati. Akhirnya negosiasi dilakukan. Namun tidak menemukan kata sepakat.
Mahasiswa yang menginginkan kehadiran Bupati, tidak menerima perwakilan dari bawahannya. Bahkan saat itu, Asisten III Setdakab yang ingin mewakili bupati tidak diterima oleh mahasiswa karena tidak memiliki surat mandat dari bupati.
Mahasiswa yang kecewa akhirnya melakukan aksi menerobos pagar betis polisi. Akhirnya aksi dorong-dorongan pun tak terhindarkan.
Tiba-tiba sejumlah mahasiswa ditarik paksa oleh polisi. Baku hantam pun tak terelakkan.
Sejumlah mahasiswa yang terkena bogem mentah polisi diantaranya, Al Amin, Eko dan Barep. Lantas korban dilarikan ke RSUD Selatpanjang.
Setelah melaporkan kejadian tersebut kepada Propam Polres Meranti, sejumlah mahasiswa langsung menggelar konferensi pers di kantor PWI Kepulauan Meranti, Jalan Durian Selatpanjang. Mereka menceritakan kronologis bagaimana akhirnya mereka menjadi korban pemukulan.
Salah satu perwakilan mahasiswa yang juga korban pemukulan tindakan represif polisi, Barep Prakoso mengatakan bahwa dalam melakukan aksi, mereka sudah menyampaikan pemberitahuan kepada pihak kepolisian dan Pemkab Meranti. Barep juga menegaskan bahwa aksi yang mereka lakukan tidak ada unsur politis, atau ditunggangi pihak lain.
"Aksi kami murni untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat. Tidak ada yang menunggangi atau unsur politis," tegas Mahasiswa STAI Nurul Hidayah ini.
Akan Ditindaklanjuti
Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito SIK yang dikonfirmasi, Jum'at (12/2/2021) secara tegas menyampaikan bahwa laporan mahasiswa yang sudah masuk ke Propam akan segera ditindaklanjuti. "Yang jelas, laporan mahasiswa tersebut akan kita lakukan kajian terlebih dahulu. Setelah itu baru kita lakukan tindakan," ungkapnya.
Kapolres juga menjelaskan bahwa korban pemukulan tidak hanya terjadi di pihak massa aksi saja, tetapi juga terdapat anggota polisi yang terkena pukulan mahasiswa.
"Jadi, kita mau sportif saja. Jangan hanya pihak mahasiswa saja yang ditindaklanjuti, tetapi juga dari pihak kepolisian. Sebab juga ada anggota yang jadi korban pemukulan," ucapnya.
Ia mengaku bahwa tindakan represif dilakukan karena ada pemicu. Dimana tiang bendera yang dipakai mahasiwa digunakan untuk memukul anggota polisi yang mengamankan aksi unjuk rasa.
"Makanya anggota langsung bertindak. Sebab aksi mahasiswa sudah mengarah kepada anarkis," sebutnya.
Walaupun begitu, Kapolres berjanji akan segera memanggil perwakilan mahasiswa untuk duduk semeja. Sehingga persoalan tersebut bisa diselesaikan secara baik. (Ahmad)
No Comment to " Unjuk Rasa Mahasiswa Berbuntut Panjang "