KORANRIAU.co-Epidemiolog asal Universitas Griffith, Dicky Budiman mengkritik kerumunan penyambutan Presiden Joko Widodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) oleh warga setempat.
"Presiden harusnya mengingatkan anak buahnya bahwa kondisi kita belum aman dari Covid-19," tegas Dicky kepada CNNIndonesia.com, Selasa (23/2).
Menurut Dicky, Indonesia saat ini butuh keteladanan atau contoh untuk menghindari kerumunan. Pemerintah pusat dan daerah harus bisa mengingatkan bahwa situasi di Indonesia belum terkendali karena tingkat positivity rate yang masih jauh dari angka 5 persen.
"Covid-19 ini masih lama, bisa dua tahun lagi. Korban akan makin banyak jatuh kalau tidak disiplin dan buat kerumunan terus," kata Dicky.
Lebih lanjut, Dicky juga menilai situasi kerumunan di NTT justru membahayakan Jokowi sendiri. Walaupun Jokowi terlihat di dalam mobil, tidak menjamin tidak ada penularan.
"Itu beresiko, walau Presiden sudah divaksin itu tetap beresiko tertular," kata Dicky.
Ia pun menyarankan pemberian bantuan dari pemerintah pusat selama Covid-19 harusnya tidak dilakukan dengan cara kerumunan. Namun dengan cara lewat lembaga dan diberikan kepada perwakilan warga saja.
Dicky juga mengingatkan bahwa kasus Covid-19 di NTT makin tinggi karena testing yang masih sangat rendah. Ia memiliki data bahwa masih banyak warga yang berlibur ke NTT, seperti ke pulau Komodo akhirnya tertular Covid-19.
"Di NTT angka Covid-19 masih berbahaya karena testing Covid-19 masih rendah, kasus infeksi banyak yang tidak terdeteksi, respons pemerintah masih kurang," tegas Dicky.
Ia juga mengingatkan bahwa jumlah penduduk RI besar dan berada di negara kepulauan. Sehingga, ia khawatir pola pandemiya akan silih berganti yang berujung memperlambat dan memberatkan pengendalian Covid-19.
"Kunjungan Presiden ke daerah harus diantisipasi jangan ada kerumunan lagi. Kesadaran warga masih rendah. Kewajiban tim presiden untuk koordinasi dengan warga di daerah kalau ada kunjungan untuk tetap jaga protokol kesehatan seperti yang digaungkan pemerintah selama ini," kata Dicky.
Sebelumnya, sejumlah video kunjungan Jokowi di NTT beredar di media sosial. Beberapa di antaranya memperlihatkan rombongan mobil kepresidenan dikeliling kerumunan warga.
Jokowi tampak membuka atap mobil. Lalu ia menyapa para warga. Sesekali Jokowi menunjuk masker di mulutnya seraya mengingatkan warga akan kedisiplinan protokol kesehatan.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan kejadian itu berlangsung di Maumere. Saat itu, Jokowi hendak menghadiri peresmian Bendungan Napun Gete.
"Jadi sebenarnya, itu melihat spontanitas dan antusiasme masyarakat Maumere menyambut kedatangan Presiden Jokowi," kata Bey kepada wartawan, Selasa (23/2).
Bey menyampaikan warga sudah berjejer saat rombongan kepresidenan datang. Saat mobil Jokowi sampai di lokasi, warga berebut mendekat. Ia menyampaikan Jokowi berinisiatif menyapa para warga yang sudah datang. Jokowi membuka atap mobil untuk melambaikan tangan dan mengingatkan protokol kesehatan.cnnindonesia/nor
No Comment to " Epidemiolog Kritik Kerumunan Jokowi di NTT "