KORANRIAU.co,PEKANBARU- Ikut andilnya BUMD Provinsi Jawa Barat dalam pengelolaan Blok Rokan, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menilai BUMD Riau sedikit 'tertinggal' dalam hal ini.
LAMR menilai BUMD dari luar Riau ini masuk menandakan masih lemahnya BUMD asal Riau dalam melobi pemerintah pusat, terutama BUMN PT Pertamina, yang mengambil alih pengelolaan blok rokan, mulai bulan Agustus 2021, dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI).
"Sampai saat ini mohon maaf saya mungkin tidak bisa menjawab soal BUMD Riau. Tapi kita sebagai lembaga adat BUMD kita ikut berperan aktif, mungkin masih dalam tahap seleksi, sehingga BUMD kita ini agak sedikit, dalam tanda kutip tertinggal. Karena dah masuk ni dari Jawa Barat, tapi kan ini pertarungannya terbuka,” tegas Ketua LAMR Datuk H Syahril Abubakar, Rabu (27/1/21) di Pekanbaru.
Dia mengatakan, pihaknya akan tetap berjuang dalam mendapatkan saham pengelolaan Blok Rokan bersama Pertamina. Walaupun BUMD Riau belum mendapatkan secara pasti ikut serta dalam pengelolaan blok rokan. Bahkan sudah kalah langkah dengan perusahaan dari luar Bumi Lancang Kuning. Hanya saja Riau telah mendapatkan Participating Interest (PI) 10 persen.
“Sudah kami jelaskan bahwa BUMD kita ini, mendapat jatah 10 persen atau PI dari pengelolaan blok rokan. Jadi bagaimana jalannya kami, dari Badan Usaha Milik Adat (BUMA), bertaruh dengan perusahaan baik secara nasional maupun internasional, yang secara b to b bisa ikut. Jadi kita tidak sedikitpun mengganggu perjuangan BUMD,”kata Syahril Abubakar, Rabu (27/1).
Syahril menegaskan, sebagai anak jati diri melayu Riau, sudah selayaknya mendapatkan jatah pengelolaan blok rokan yang selama ini telah diambil oleh perusahaan asing. Saat ini sudah waktunya Riau berbicara untuk kesejahteran masyarakat Riau, anak kemenakan Riau, menikmati hasil alam yang ada di bumi lancang kuning. Bahkan Presiden telah memberikan jalan akan memberikan jatah bagi Riau ikut mengelola blok rokan.
“Terkait perjuangan yang diamanahkan ke LAM, dalam rangka mendapatkan kesemptan mengelola blok Rokan dengan Pertamina bulan Agustus yang akan beralih ke Pertamina dari CPI. Langkah yang sudah diambil mengkomunikasikan dengan pihak terkait, Pertamina. Kita sudah menyiapkan perusahaan yg akan ikut serta dengan pertamina dalam hal mengelola blok rokan,” katanya.
Lebih jauh dikatakannya, wilayah pengelolan blok rokan, antara lain wilayah kerja blok rokan yang meliput 5 kabupaten dan 2 kota, dan 50 persen lahannya berada di tanah adat, yang punya tanah rasanya ingin mengelola. Telah 95 tahun blok rokan ada di tangan asing, wajar anak Riau berpersan serta, tidak lagu menjadi penonton oleh perusahan asing.
Badan usaha milik adat, ingin ikut sebagai pemegang saham 10 persen Riau, itu dominnya Riau. Yang 90 persen pertamina dan Pertamina akan melepas 39 persen kita ingin masuk ke 39 persen secara b to b bukan minta gratis. Kita akan bayar 30 persen itu yang namanya menuntut sebesar-besarnya. Sampai hari ini harinin belum ada kerjasama dengan BUMD. Kita ingin yang 39 persen ini diperjuangkan. Kita mau beli sahamnya,” tegasnya.nor
No Comment to " Soal Blok Rokan, LAMR Nilai BUMD Riau Sedikit 'Tertinggal' "