KORANRIAU.co, INHU - Wajah ibu dua anak itu kini sudah mulai tampak sumringah pasalnya kini dia dan tiga puluh kepala keluarga dikampungnya itu sudah mulai dapat bernapas lega dan tak lagi was-was atas hinpitan ekonomi dikeluarga mereka.
Maklum hantaman pandemi virus corona sejak tahun lalu benar-benar meluluhlantakkan perekonomian warga disana ditambah mereka yang hanya bekerja serabutan dengan upah tak menentu pula, tak khayal dua anaknya pun nyaris putus sekolah terlebih saat ini pemerintah membuat program belajar daring.
"Untuk makan saja susah boro-boro mau beli handphone ataupun laptop untuk menunjang pendidikan anak saya," ujar Heni (47) sembari melakukan panen raya 'Kampung Tangguh' yang dicanangkan oleh kepolisan setempat.
Kini kehawatiran Heni dan teman-temannya sudah tak menjadi momok lagi dalam pikirnya jelang tidur, pasalnya ia dan suaminya sudah mendapat upah yang cukup dari buah tangan mereka sendiri.
Desa Talang Jerinjing, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, tepatnya mereka mulai bercocok tanam membangkitkan perekonomian dari bawah. Diatas hamparan tanah seluas dua hektar mereka mulai menggarap dan dibina langsung oleh Kapolres Inhu, AKBP Efrizal.
"Kalau sekarang sudah alhamdulliah bahkan saya dan teman-teman sudah dapat membeli laptop dan handphone untuk sekolah anak saya. Ini langkah kami menuju mandiri dalam pengembangan ekonomi," ujarnya seraya menghaturkan terimakasi kepada kepolisian setempat.
Untuk diketahui 'Kampung Tangguh' itu sendiri merupakan trobosan Polri yang hadir dalam pemulihan ekonomi nasional dari tingkat bawah.
Cerita itu disambut hangat oleh Kapolres Inhu, AKBP Efrizal yang mengatakan kalau hal itu sebagai bentuk kepedulian Polri kepada warga khususnya ditingkat pedesaan dalam pemulihan ekonomi usai hantaman pandemi yang tak kunjung reda.
"Hari ini kita melakukan panen yang kedua kalinya, langkah mantap Polri untuk memantapkan ekonomi terhadap warga yang terdampak pandemi," ujarnya.
Dari catatan polisi nomor satu di Inhu itu sejak masa panen dimulai sudah berhasil memanen cabai seberat 7 ton, bawang merah 800 Kg, tomat 1,7 ton, dan sayur pare 300 kg. "Bahkan untuk penjualan cabai kita pernah menjual hingga Rp50 ribu per kilogramnya. Hasil penjualan ini yang akan menjadi upah dan modal pengembangan lahan kembali," ujar Kapolres.
Efrizal menjelaskan, pihaknya sendiri berperan sebagai inisiator yang menggalang perusahaan setempat untuk menggelontorkan dana CSR yang pemanfataannya juga kepada masyarakat sendiri.
"Terimakasih kepada PT SSR yang sudah menggelontorkan dananya untuk modal awal bagi petani bercocok tanam. Keberhasilan ini jadi pilot project dan dapat pula diterapkan didesa lainnya," harapnya.
Ditempat yang sama Direktur PT SSR, Hendry Endy menyampaikan penggelontoran dana awal yang dijadikan modal bagi para petani merupakan program CSR dari perusahaan miliknya. "Itu juga sudah menjadi kewajiban kita, dengan harapan dapat kembali memulihkan ekonomi warga disini, harapannya semoga warga dapat mengembangkan kembali ladang pertanian mereka," ujarnya. (Sandar Nababan)
No Comment to " "Kampung Tangguh" Ditengah Pandemi Membantu Ekonomi "