KORANRIAU.co,PEKANBARU- Masyarakat yang akan menggunakan jasa trasnporstasi udara menyeberang ke Pulau Jawa dipersulit dengan diwajibkannya rapid test anti gen. Pasalnya, rapid test anti gen ini baru ada di beberapa tempat layanan dan harga yang cukup fantastis dibandingkan rapid test biasa (anti bodi).
Kesulitan itu dirasakan oleh Akhir Yani (38) laki-laki warga Kabupaten Kampar yang akan berangkat ke Yogyakarta menggunakan jasa transportasi udara atau pesawat terbang. Sebelum keberangkatan, pihaknya diharuskan untuk melakukan rapid test anti gen.
"Kita diminta untuk melakukan rapid test anti gen. Tapi sayangnya rapid test yang tersedia di bandara tutupnya terlalu cepat. Kita kan tak tahu kapan bukanya, kita jauh dari Kampar. Biasanya kan cuma rapid test biasa sekarang kita dipersulit dengan diharuskan mengikuti rapid test anti gen," ungkapnya.
Selain sulit mencari tempat rapid test tersebut, pihaknya juga mengaku harga yang dibanderol pihak rumah sakit juga mahal.
"Kita awalnya ke bandara, tapi di bandara sudah tutup. Kemudian kita cari keluar, cari klinik-klinik tak ada yang bisa. Kemudian dapat di Rumah Sakit Awal Bross, di situ bisa, tapi harganya mahal, Rp275 ribu, itupun berlaku cuma tiga hari," jelasnya.
Sedangkan di bandara kata Akhir, lebih murah dibandingkan di rumah sakit. "Kan aneh, masa di bandara lebih murah dibandingkan di rumah sakit. Di bandara cuma Rp200 ribu," ucapnya.
Kemudian kata Akhir, hasil rapid test itu pun tidak bisa ditungu. "Tes jam 5 selesai jam 8 malam," katanya.
Ia menilai, pemerintah harus menyiapkan hal itu sebelum rapid test anti gen itu diberlakukan. "Masa harga di bandara lebih murah dibandingkan rumah sakit," ucapnya lagi.
"Apalagi cuma berlaku tiga hari, dalam waktu tiga hari tidak pulang tentu ulang lagi rapid test nya. Ini kan banyak kali yang harus dibayarkan," lanjutnya.
Ia berharap pemerintah dapat menyelaraskan harga rapid test anti gen tersebut. Karena ini akan digunakan oleh banyak orang.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy Saragih mengatakan bahwa saat ini memang ada dua jenis rapid test. Yakni rapid test anti bodi dan rapid test anti gen.
Menurutnya, dengan pemeriksaan yang berbeda tentu juga dengan harga yang berbeda. "Rapid test anti gen lebih kepada pengukuran kekuatan virusnya, sedangkan rapid test anti bodi lebih kepada pengukuran daya tubuh atau imun," jelasnya.
Sesuai edaran dari pusat kata Zaini, untuk rapid test anti bodi harga maksimal yaitu Rp150 ribu, sedangkan untuk rapid test anti gen tarif maksimal Rp275 ribu. Sedangkan untuk wilayah Pulau Jawa tarif maksimal rapid test antigen ini Rp250 ribu.
"Ini yang perlu kita sosialisasikan. kami dalam waktu dekat pun mungkin akan menyurati seluruh (faskes) fasilitas kesehatan, baik rumah sakit, klinik, maupun bandara agar menyesuaikan dengan regulasi yang ada," katanya.
Ia menilai, kalau memang di bandara lebih murah sedangkan di rumah sakit dibanderol dengan harga Rp275 ribu, itu tidak masalah, karena itu memang harga tertinggi dan harga terendah.
Bervariasinya tarif tersebut, menurutnya itu tergantung kepada masyarakatnya. "Itu tergantung kepada masyarakatnya mau pilih yang mana," ucapnya.Rahmat
No Comment to " Warga Keluhkan Mahalnya Harga Rapid Antigen di Pekanbaru "