• Pakar Sastra Belanda Ikut Diskusi Pantun di Riau

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Minggu, 27 Desember 2020
    A- A+


    KORANRIAU.co,PEKANBARU- Seorang pakar sastra dari Belanda, Will Derks, P.Hd, ikut bicara dalam kenduri pantun, Ahad malam (27/12/2020). Selain itu akan berbicara Ketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATl) Prof Dr Pudentia MPSS, Assc Prof Dr A.Malik (Kepri), Dr Najamuddin Ramly (Sulsel), dan tuan rumah Datuk Seri Al azhar serta Gubernur Riau H Syamsuar. 


    Demikian diterangkan Ketua ATL Riau yang juga Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (Ketum MKA LAMR) Datuk Seri H. Al azhar yang didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Riau Yoserizal Zen kepada media, Sabtu (26/12/2020.


    "Kita sudah konfirmasi dengan semua pembicara dan insyaallah, memungkinkan," kata Al azhar.  


    Kenduri pantun dilaksanakan atas kerja sama antara Dinas Kebudayaan, LAMR, dan ATL,  dilaksanakan berkaitan dengan ditetapkannya pantun sebagai warisan budaya tak benda dunia, UNESCO, Kamis malam (17/12/2020). Hal ini diusul oleh Indonesia  bersama Malaysia, dengan basis pantun di Riau dan Kepulauan Riau yang dimotori oleh Asosiasi ATL atas naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan RI. 


    Dengan posisi pantun tersebut, Indonesia telah memiliki 11 materi budaya yang diakui sebagai warisan budaya tak benda dunia. Sebelumnya adalah keris, wayang, pendidikan dan pelatihan batik, angklung, tari saman, noken, tari tradisi Bali, pinisi, dan pencak silat. 


    Menurut Kadis Kebudayaan Riau, Yoserizal Zen, status pantun itu patut disyukuri. Berbagai pelajaran dapat diambil dari keberadaannya dulu dan kini, kemudian implikasinya pada masa mendatang. "Kenduri ini sebagai wadah kita untuk bersyukur sekaligus bertafakur" katanya. 


    Dianjung sastrawan Taufik Ikram Jamil, sambung Yose, acara tersebut akan mendedahkan lika-liku pantun menjadi warisan dunia. Lalu diambil patinya untuk kreativitas kini maupun mendatang. Akan ditampilkan juga salah satu genre pantun tradisi  yakni pantun kayat, selain pendendangan pantun dalam gambus. Selain itu akan ada acara jual-beli pantun. 


    Berwibawa


    Menurut penganjung kenduri pantun ini, Taufik Ikram Jamil, pembicara dan tampilan lainnya dalam kegiatan tersebut cukup berwibawa. ATL diminta berbicara karena lembaga ini yang memprakarsai pantun sebagai warisan dunia. Ini disokong Kemendikbud, khususnya Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Dirjen Kebudayaan yang waktu itu dipimpim Najamuddin Ramly. Tak kurang berwibawanya adalah Will Derks, yang pakar sastra dengan disertasinya mengenai tradisi lisan di Riau awal 90-an. 


    Pantun dipercayai sebagai karya asli nusantara diperkirakan sudah wujud lebih dari 1.500 tahun lalu, semula digunakan sebagai alat komunikasi manusia dengan sesuatu yang ghaib melalui upacara pengobatan seperti dalam tradisi masyarakat Talangmamak dan Sakai. Pantun kemudian memasuki ruang komunal seperti upacara adat,  sampai memasuki arena populer dan ekspresi sehari-hari. Ia melekat dalam jenis kelisanan lain di Riau seperti kayat pantun, menumbai, pantun atui, batobo, dan koba. 


    Tak saja di dalam negeri, pantun juga mengilhami penyair dari lain dalam mengembangkan kreativitas. Dengan bentuk persajakan “ab/ab” yang terdiri atas sampiran dan isi masing-masing dua baris pula, khazanah ini ini mengilhami sastrawan Prancis ternama Victor Hugo seperti terlihat dalam karyanya bertajuk Les Orientalis (1829), setelah ia berkenalan dengan  A Dictionary and Grammar of the Malayan Language oleh William Marsden tahun 1812.rls/nor

  • No Comment to " Pakar Sastra Belanda Ikut Diskusi Pantun di Riau "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com