KORANRIAU.co,SELATPANJANG - Debat publik empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Meranti disajikan pada Senin malam (23/11/2020) di Balroom Grand Meranti Hotel, Jalan Kartini, Selatpanjang.
Pasangan nomor urut 1, H Adil-Asmar terlihat kompak menggunakan baju kemeja putih dan celana hitam. Begitu juga dengan pasangan nomor urut 2, Hery Saputra SH-Ustadz Khozin yang menggunakan baju melayu bewarna biru tua. Sementara pasangan nomor urut 3, Mahmuzin-Nuriman menggunakan baju biru langit dengan celana hitam. Sedangkan pasangan nomor urut 4, Said Hasyim-Abdul Rauf menggunakan baju melayu lengkap bewarna putih.
Pelaksanaan debat dilakukan sesuai dengan protokol Covid-19. Dimana didalam ruangan hanya maksimal 50 orang saja. Pelaksanaan debat juga disiarkan secara langsung oleh TVRI.
Moderator dalam debat yakni, Michiko dari Pekanbaru. Sementara, Panelis dalam debat yakni, Prof Dr Ir Irwan Efendi MSc yang merupakan guru besar dari Fakultas Perikanan UNRI, Dr Hasanuddin MSi, Dosen Pasca Sarjana UNRI , Dr Auderian Marta yang juga Dosen UNRI.
Saat pembukaan, setelah memanggil seluruh paslon ke panggung, Michiko menyebutkan ada 8 sub tema yang akan dibahas. Diantaranya, meningkatkan kesejahteraan masy, memajukan daerah, meningkatkan pelayanan masyarakat, menyelesaikan persoalan daerah, menyelaraskan pembangunan daerah kabupaten, prov dan nasional, memperkokoh NKRI dan kebangsaan, kebijakan dan strategi dan pencegahan Covid-19, dan narkoba
Sesi pertama dibuka dengan penyampaian visi dan misi oleh seluruh paslon. Kemudian sesi kedua, dan ketiga menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan oleh tim panelis.
Dari seluruh rangkaian, segmen ke empat tampak menjadi puncak dari debat kandidat pemilihan kepala daerah Kabupaten Kepulauan Meranti tersebut. Dimana paslon bertanya, ditanggapi oleh tiga paslon secara bergiliran dan kembali dijawab oleh paslon yang memberi sanggahan dengan durasi yang sama, yakni 1.30 menit. Mereka saling cecar, tapi tetap secara santun.
Untuk paslon yang diberi kesempatan mengajukan pertanyaan pertama dimulai dari nomor urut satu, Adil dan Asmar memberikan pertanyaan kepada paslon lainnya.
"Apa tanggapan saudara bilamana saya menjalankan program dalam mewujudkan Meranti cerdas dengan mewujudkan kuliah gratis S1, SII, SIII , TK, SD, SMP, kita kasi baju rok celana, tas Bahkan untuk anak anak SD hingga SMP kita kasi sepeda gratis?. Apakan ada larangan saya memberikan sepeda gratis kepada mereka?" tanya Adil.
Dari pertanyaan tersebut, tanggapan dimulai dari paslon nomor urut dua Ery Saputra. Sebagai mantan Kabag Kesra ia mengupresiasi niat palon Adil tersebut. Namun untuk menjalankan program yang dimaksud, menurutnya harus diukur dengan kemampuan keuangan daerah.
Terlebih dalam membuat suatu program harus spesifik dan harus jelas output dari program yang dimaksud. Karena jika program memberikan sepeda gratis tentu menurut Ery akan cukup menguras anggaran yang cukup besar dan akan berdampak kepada anggaran OPD lain.
"Karena jika kita berikan sepeda dan atribut lain tentu akan menguras anggaran anggaran untuk perangkat daerah lain. Seperti saat ini belanja langsung itu lebih kurang 52 persen dari total APBD kita. Tentu sulit mengaplikasikannya. Pasalnya akan hanya tersedot pada satu sektor seperti di dinas pendidikan. sementara perangkat daerah lain juga butuh anggaran tambahan untuk melaksanakan pelayanan publik," sebutnya.
Giliran paslon nomor urut tiga, tanggapan dilontarkan oleh Nuriman. Sama dengan nomor urut dua, dalam menciptakan program Meranti cerdas mesti cerdas juga untuk melihat postur APBD. Jangan hanya bantuan tanpa melihat perimbangan keuangan.
"Kita ada DAU dan kita ada DAK. Dan seluruh dana tersebut tidak bisa diganggu gugat. Yang bisa kelola hanya pembagian sumber daya alam yamg makin tahun semakin berkurang. Kita membayar tenaga honor saja kewalahan, walaupun masih dipertahankan itu. Belum lagi belanja rutin lainnya. Belanja langsung itu kalau kita bagikan ke setiap OPD itu saja tidak cukup.
Yang saya khawatirkan program bapak ini pasti tidak akan tercapai. Karena untuk menyengolahkan orang lima ribu orang itu tidak gampang. Itu juga harus di tes dulu mereka. Makanya sekarang diperbanyak sekolah vokasi," bebernya.
Lanjut paslon nomor empat, Said Hasyim tidak ketinggalan menanggapi program paslon nomor saru tersebut. Menurut Said Hasyim program tersebut boleh saja dijalankan. Terlebih paslon nomor urut satu, dibeberkan Said Hasyim kerap melontarkan jika masyarakat Meranti adalah masyarakat yang bodoh.
"Jika tadi dikatakan masyarakat Meranti banyak yang bodoh, apa dengan pemberian tersebut tidak membodoh-bodohkan masyarakat Meranti? Kami rasa tak perlu-lah begitu pak Adil," ungkapnya.
Yang terpenting menurutnya, sebagai bupati bisa mendidik dan menumbuhkan rasa kemampuan diri dengan pembekalan dalam meningkatkan ekonomi ekonomi keluarga. "Kita tidak perlu memberikan janji janji yang pada akhirnya terbiasa dengan pemberian sesaat yang tidak mendidik," bebernya.
Menjawab tanggapan tiga paslon tersebut, paslon nomor urut satu memberikan sanggahan. Menurut Adil dalam mewujudkan program ini tidaklah sulit. Padahal dalam amat Undang Undang nomor 20/2003 itu sudah jelas. Dari postur APBD tersebut 20 persen wajib untuk pendidikan.
"Lah masalahnya ini kebutuhan wajib. Kalau Rp. 1,4 triliun berarti Rp 280 milliar wajib untuk pendidikan. Kalau saya kuliahkan 5000 dikalikan Rp. 5 juta baru Rp 25 milliar, kenapa pulak tak bisa? Karena visi saya menciptakan Meranti cerdas maka saya akn gelontorkan ke sana semua. Termasuk membelikan sepeda," ujarnya.
Kenapa keinginannya dan pasangan getol memberikan sepeda gratis. Karena menurutnya banyak anak didik di pedesaan yang jarak rumah dan sekolahnya cukup jauh. Dengan demikian minimal seluruh anak didik termotivasi untuk pergi ke sekolah.
"Mau diantar pakai motor orang tuanya miskin miskin. Dan mengapa harus kuliah gratis supaya kedepan SDM meranti itu ada. Contoh saat ini, ketika bupatinya habis jabatan pegawainya pada bubar semua. Karena kita tidak punya stok. Jadi ini yang harus kita tuntut kedepan," katanya.
Dari pantauan debat berakhir sekitar pukul 22.45 Wib. Ketua KPU Kepulauan Meranti, Abu Hamid menyebutkan debat publik menjadi bagian dari kampanye yang difasilitasi oleh KPU. Dimana melalui debat publik, masyarakat bisa mendengar langsung bagaimana program yang disiapkan masing-masing paslon untuk meyakinkan masyarakat untuk memilih mereka.
"Alhamdulillah debat publik berjalan aman, lancar dan terkendali. Mudah-mudahan masyarakat bisa semakin cerdas untuk memilih pemimpinnya melalui adu gagasan dan program di dalam debat publik," terang Abu Hamid.
Dijaga Ketat
Tepatnya di Hall Grand Meranti Hotel Jl. Kartini pengamanan super ketat yang dilakukan oleh tim gabungan dari berbagai unsur yang dinakhodai oleh Polri, TNI, hingga jajaran pemerintah daerah seperti Satpol PP dan Dishub.
Jalan menuju tepat debat disterilisasi ingga radius 100 meter dengan pola buka tutup. Menuju menuju lokasi debat, kembali terbagi tiga pos pengamanan; luar hotel, lantai dasar hingga lantai tiga hall hotel.
Walau ruang debat memiliki space yang luas, namun tetap dibatasi dan tidak lebih dari 50 orang. Termasuk empat paslon di dalamnya. Langkah tersebut agar terciptanya kondisi yang patuh akan protokol kesehatan (prokes) di tengah pandemi Covid-19.Ahmad
No Comment to " Debat Publik Pilkada Meranti, Saling Serang Program Dilakukan Paslon "