KORANRIAU.co-Insiden keracunan yang menimpa aktivis pengkritik pemerintah Rusia, Alexei Navalny, bakal dibahas pada pertemuan mendesak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Jumat (4/9). Rencana pertemuan itu dilakukan menyusul ancaman sanksi baru dari pemimpin Eropa terhadap Rusia atas kejadian tersebut.
Navalny yang merupakan advokat berusia 44 tahun yang sekaligus pengkritik Presiden Vladimir Putin itu jatuh sakit dalam sebuah penerbangan pada bulan lalu dan dievakuasi ke Jerman dalam kondisi untuk menerima perawatan.
Dilansir AFP, para pemimpin negara Barat telah menuntut penjelasan dari Rusia setelah Jerman mengatakan ada bukti bahwa Navalny diracun menggunakan racun saraf Novichok yang dibuat di era Uni Soviet.
Racun yang sama digunakan dalam upaya pembunuhan terhadap mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia, di kota Salisbury di Inggris pada dua tahun lalu. Sebagai pembalasan, kasus Skripal mendorong NATO untuk mengusir tujuh diplomat Rusia.
Jerman akan memberi pengarahan singkat dalam pertemuan khusus Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO). Setelah itu, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, juga akan mengadakan konferensi pers.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, telah meminta Rusia untuk bekerja sama atas insiden dugaan upaya meracun Navalny.
Uni Eropa mengatakan penggunaan zat kimia "sama sekali tidak dapat diterima dalam keadaan apapun (dan) merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan standar hak asasi manusia internasional".
"Pemerintah Rusia harus melakukan yang terbaik untuk menyelidiki kejahatan ini secara menyeluruh dengan transparansi penuh dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan. Impunitas tidak boleh terjadi dan tidak akan ditoleransi," kata Borrell.
Uni Eropa menginginkan Rusia bekerja sama dengan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) yang bermarkas di Den Haag, Belanda, untuk "memastikan penyelidikan internasional yang tidak memihak". Ini dilakukan sebagai upaya untuk mengidentifikasi orang-orang yang bertanggung jawab.
Dalam sepucuk surat yang diterima Borrell, ada lebih dari seratus anggota parlemen dari Parlemen Eropa mendesak agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Dewan Eropa juga ikut terlibat menyelidiki kejadian itu.
"Kami sangat skeptis bahwa pihak berwenang Rusia mampu dan bersedia menyelidiki latar belakang sebenarnya dari kejahatan ini," demikian isi surat tersebut.
Insiden keracunan yang menimpa Navalny merupakan kasus terbaru dari serangkaian upaya intimidasi terhadap para aktivis oposisi Rusia.
Sementara itu, pemerintah Rusia menyangkal telah ditemukan bukti bahwa Navalny diracun. Juru Bicara Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Jerman belum memberikan bukti apapun kepada mereka terkait tuduhan tersebut.
"Tidak ada alasan untuk menuduh negara Rusia. (Kami) menolak pembicaraan tentang sanksi ekonomi dan mendesak negara Barat untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan," ujar Peskov.cnnindonesia/nor
No Comment to " NATO Bahas Insiden Racun Alexei Navalny Dalam Rapat "