KORANRIAU.co-Pemerintah Amerika Serikat menuduh China khawatir dengan pers yang mandiri dan bebas dengan menerapkan pembatasan visa, terutama terhadap jurnalis asing dari Barat.
"Kementerian Luar Negeri China telah memberi tahu kami bahwa mereka berencana untuk lebih membatasi akses bagi jurnalis asing yang bekerja di RRC," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Morgan Ortagus, seperti dikutip AFP, Rabu (9/9).
"Tindakan yang diusulkan ini akan memperburuk situasi pelaporan di China yang sudah kekurangan media yang terbuka dan independen," tulisnya di Twitter.
"Mengapa CCP (Partai Komunis China) takut akan pelaporan media investigasi dan independen?," tambahnya.
Pada Selasa lalu, China memperingatkan bahwa wartawan asing harus "mematuhi hukum" untuk bekerja di negara itu.
Pengumuman itu dibuat setelah pihak China menyelidiki dua jurnalis Australia yang melarikan diri pada Selasa di bawah perlindungan diplomatik karena takut ditangkap.
Jurnalis Australia lainnya, Cheng Lei, ditahan sejak bulan lalu dan China mengakui penahanannya atas dasar keamanan nasional.
China juga telah mengusir wartawan surat kabar besar Amerika Serikat. Hal itu meningkatkan kekhawatiran bahwa China berusaha menghentikan pelaporan investigasi, termasuk tentang hak asasi manusia.
Keputusan China menerapkan pembatasan visa bagi jurnalis asing dilakukan sebagai balasan karena Kementerian Luar Negeri AS mengubah aturan dan menyebut media massa China sebagai agen propaganda. Meski begitu, AS tidak membatasi hak jurnalis China untuk meliput di AS.
Dalam sepekan terakhir para jurnalis media-media AS yang mengurus perpanjangan rutin izin peliputan mereka, yang biasanya berlaku selama satu tahun, kini hanya diberi surat yang menyatakan bahwa permohonan mereka sedang diproses.
Para jurnalis asing kemudian ini diberi visa baru yang berlaku hanya sekitar dua bulan, jauh lebih pendek dari sebelumnya. Sebab, visa China yang mereka terima terikat pada kartu pers tersebut.
Pemerintah China menjelaskan bahwa surat keterangan pers sementara dan visa yang terkait dengannya dapat dicabut kapan saja.
Hal tersebut kemudian membuat jurnalis yang terkena dampak kebijakan itu berada dalam kebingungan, tanpa mengetahui secara pasti berapa lama mereka akan dapat bermukim di China.cnnindonesia/nor
No Comment to " AS Tuduh China Alergi Pers Bebas dengan Batasi Visa Jurnalis "