KORANRIAU.co,PEKANBARU- Kondisi Sungai Sail yang bermuara di Sungai Siak pusat Kota Pekanbaru terancam rusak dengan kondisi air coklat susu bersama campuran partikel lumpur. Tingginya sedimentasi akibat kekeruhan air yang tinggi selain mematikan biota-biota air juga telah membentuk pulau-pulau kecil di tengah sungai.
Investigasi media ini, kondisi sungai ini sekitar beberapa tahun sebelumnya masih terlihat alami, dialiri air bening berwarna hitam yang menandakan bersumber hulu bagian rawa-rawa kawasan sekitar. Kini warga sepanjang aliran sungai serta para pemancing pendatang sudah tak bisa mencari ikan dari lokasi sungai alami ini.
Pantauan wartawan media ini di bagian hulu Sungai Sail yang berada di Kecamatan Tenayan Raya, atau tepatnya diujung Jalan Palembang, terdapat sejumlah tambang pasir. Hal ini diperkuat pula dengan pengamatan peta satelit, Google Map, yang memperlihatkan porak porandanya permukaan tanah berwarna kuning dan terlihat beberapa kolam air.
"Tanda lokasinya di jalan masuk terlihat plang portal jalan dari kayu, hanya beberapa ratus meter ke dalam, di situlah tambang pasirnya. Bahkan mereka menggunakan mesin dompeng," ujar seorang petani warga sekitar yang tak mau namanya dipublikasikan tersebut kepada media ini, Ahad (2/8/2020).
Pengakuan sumber, pernah dirinya memposting foto lokasi dan air sungai yang keruh akibat tambang pasir, mendapat tantangan teman-temannya. "Jangan kau posting kondisi air sungai, bisa tak makan kami nanti," begitu ucapan sumber dengan rasa khawatir kepada media ini.
Mirisnya pula, lokasi aliran Sungai Sail, berada di Jalan Parit Indah, tak berapa jauh dari Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, (DLHK) Kota Pekanbaru. Sedangkan kondisi berubahnya air sungai menjadi keruh sudah beberapa tahun belakangan terjadi.
Sangat terlihat nyata pertemuan air dari Jl Parit Indah masih alami hitam air rawa sekitar, sedangkan dari hulu utama Sungai Sail, berearna coklat susu pekat campuran lumpur.
Pengamat Prihatin
Menyikapi kondisi yang terjadi, Pengamat Lingkungan Perkotaan Mardianto Manan mengaku sangat prihatin. Karena aliran sungai yang begitu ketat dengan regulasi aturan hukum masih saja terabaikan. Apalagi lokasi sungai berada di ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru yang sangat dekat dengan aparatur penegak hukum.
"Saya minta Dinas Lingkungan Hidup Pekanbaru segera mengambil sikap, mengambil sampel air untuk dilakukan pengujian," pinta Mardianto Manan kepada Koran Riau.
Karena menurut Mardianto, aliran sungai adalah sangat vital, karena sambung menyambung antar wilayah. "Percuma saja jika orang kawasan hilir tertib menjaga lingkungan, sementara orang bagian hulu sewenang-wenang merusak lingkungan dan dibiarkan pula," ujar Mardianto sedikit geram.
Sebelum dilakukan pengujian, Mardianto memang enggan berpraduga, karena ada pemerintah setempat. Namun kalau terjadi indikasi pembiaran atau kongkalingkong, tentu tak bisa ditolerir. "Harus segera lakukan pengujian, sebelum terlanjur merusak lingkungan lainnya," pinta Mardianto.
Peringatan Mardianto ini karena pengalaman kerusakan lingkungan akibat Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang sudah terjadi di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) Riau. Hal ini karena indikasi mengarah mencemari perairan sungai melalui zat berbahaya bisa saja terjadi. Karena pengakuan warga dan pengamatan media, para pekerja menggunakan mesin dompeng untuk memisah partikel pasir di sungai.
Sementara itu, Kepala DLHK Pekanbaru Agus Pramono belum berhasil dikonfirmasi. Nomor telepon selulernya ketika dihubungi sedang tidak aktif.Ridwan
No Comment to " Sungai Sail Rusak Parah, Air Keruh Pekat Hingga Muncul Pulau Sungai "