KORANRIAU.co- PDIP dan Demokrat saling melempar sindiran jelang Pilkada Medan. Panasnya hubungan antara PDIP dengan Demokrat di Medan ini dinilai tak lepas dari perseteruan Megawati Soekarnoputri vs Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saling sindir ini berawal saat Demokrat mengumumkan kalau Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution bergabung dengan partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono itu. PDIP awalnya menyindir soal Akhyar seolah keluar rumah tanpa pamit hingga hanya mengejar kekuasaan.
"Kader partai harus berdisiplin dan berpolitik itu untuk pengabdian yang lebih besar, bukan untuk berburu kekuasaan politik. Karena itulah langkah pragmatis yang dilakukan Saudara Akhyar Nasution dengan pindah ke Partai Demokrat justru ditempatkan sebagai bagian konsolidasi kader," kata Plt Ketua PDIP Sumut, Djarot Saiful Hidayat, kepada wartawan, Sabtu (25/7).
Demokrat kemudian membalas sindiran Djarot tersebut. Plt Ketua Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain, mengatakan PDIP justru merengek agar Demokrat berkoalisi dengan PDIP di Pilkada Serdang Bedagai (Sergai).
"Sebenarnya tidak boleh lah (menyindir). Banyak Demokrat berkoalisi dengan PDI. Saya ambil contoh Sergai, Ketua PDIP-nya merengek-rengek untuk Demokrat bergabung (dalam koalisi)," kata Herri, Minggu (26/7).
Akademisi dari Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Sumatera Utara (USU), Indra Fauzah PhD pun menganalisis panasnya hubungan kedua partai ini. Menurut Indra, panas PDIP vs Demokrat di Medan tak lepas dari perseteruan turunan dari Megawati dengan SBY.
"Kalau kita lihat sejarah perseteruan PDIP dan Demokrat, ini kan sebenarnya sudah sejak lama, sudah sejak turunan dari Megawati dan SBY," kata Indra, Senin (27/7/2020).detikcom/nor
No Comment to " Panas PDIP Vs PD di Medan Tak Lepas dari Mega Vs SBY "