KORANRIAU.co- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menjadikan Provinsi Riau sebagai model penerapan konsep pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) permanen nasional.
"Sudah ada rencana operasional yang disiapkan KLHK bersama BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Tapi saya ingin meyakinkan Riau harus menjadi contohnya,"kata dia usai melakukan pertemuan dengan Kapolda Riau dan Gubernur Riau di Pekanbaru, Sabtu (18/7/20).
Siti mengatakan pemerintah telah mengumpulkan data Karhutla yang terjadi di Bumi Lancang Kuning dalam kurun waktu 10 hingga 13 tahun terakhir. Menurut dia, Riau memiliki kondisi cuaca unik dengan dua kali musim kemarau dalam satu tahun.
Dia menuturkan Presiden Jokowi pada November 2014 pernah mendatangi Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Kedatangan Presiden kala itu untuk memantau langsung langkah pencegahan Karhutla di lahan gambut. Hingga kini, proses pencegahan dan penanggulangan Karhutla terus dibenahi dengan menerapkan berbagai sistem terpadu.
“Kalau kita lihat pada November 2014 Presiden Jokowi datang pertama kali ke Meranti. Marilah kita bisa mendapatkan solusi dari seluruh perjalanan rumit ini juga di Riau. Ini baru benar-benar konkrit dari Riau untuk Indonesia, bagaimana cara menyelesaikan masalah-masalah Karhutla,” jelasnya.
Siti mengatakan pasca bencana kabut asap parah yang terjadi di Riau pada 2014 dan 2015 silam, telah dilakukan berbagai langkah dalam pencegahan dan penanganan bencana tahunan tersebut. Riau telah memiliki satuan tugas yang terdiri gabungan Pemerintah Daerah, TNI, Polri, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan unsur terkait lainnya.
Kemudian, yang teranyar adalah aplikasi berbasis Android, Dashboard Lancang Kuning yang diluncurkan Polda Riau. Sebuah sistem yang memungkinkan para personel Satgas Karhutla Riau untuk memantau dan melaporkan kebakaran secara terpadu dengan bermodal ponsel pintar.
Namun, dia mengatakan Presiden Jokowi menginginkan agar ada pembaruan sistem pencegahan Karhutla nasional secara permanen. “Dari 2015 kita melakukan penanganan Karhutla dan presiden minta pencegahan sebagai solusi permanen,” kata dia.
Secara umum, dia mengatakan terdapat tiga jalur utama upaya pencegahan karhutla secara permanen. Pertama, pengendalian operasional, di mana pelaksanaannya dilakukan dengan membentuk satuan tugas terpadu, melakukan deteksi dini, menyiapkan Poskotis lapangan, melakukan kesiapan pemadaman melalui darat maupun udara, penegakan hukum, dan keterpaduan MPA.
Kemudian yang kedua adalah pencegahan berdasarkan analisis iklim dan langkah, yang di dalamnya terdapat monitoring cuaca, analisis wilayah, dan dieksekusi dengan modifikasi cuaca.Ia mengatakan modifikasi cuaca akan segera dilaksanakan sekitar pertengahan Agustus mendatang. Langkah serupa juga akan diterapkan di Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan
Langkah selanjutnya adalah dengan melibatkan partisipasi MPA. Langkah itu diselaraskan dengan tata kelola gambut dan kearifan lokal soal pertanian.
“Bagaimana sistem operasi yang selama ini sudah baik, kita sempurnakan dengan partisipasi MPA. Misalnya Kapolda sudah keluarkan maklumat tapi pengetahuan dasar perlu dilengkapi pemahaman tentang hak dan kewajiban. Oleh karena itu kita kembangkan sistem mpa dengan pendekatan kesadaran hukum masyarakat namanya paralegal,” kata Siti.ant/nor
No Comment to " Menteri LHK Jadikan Riau Model Pencegahan Karhutla Permanen Nasional "