• LPPM Unri Beri Penyuluhan Konservasi Hutan Mangrove di Siak

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Senin, 27 Juli 2020
    A- A+

    KORANRIAU.co,SIAK- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Riau dan tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) terintegrasi melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian masyarakat. Pada tahun 2020 tim LPPM melakukan kegiatan Penyuluhan Konservasi Hutan Mangrove di Desa Mengkapan, Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak.

    Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mendiseminasikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat, agar meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat guna menjaga kelestarian hutan mangrove di Desa Mengkapan.

    Tim pengabdian dari Universitas terdiri dari Dr Ir Adriman MSi, Dr Muhammad Fauzi SPi MSi, Ir Eko Purwanto MSi dan Nur El Fajri SPi MSi serta Ananto Pratikno yang merupakan Kordes Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) terintegrasi 2020 Univeritas Riau di Desa Mengkapan.

    Sedangkan dari Desa Mengkapan dihadiri langsung oleh Kepada Desa Mengkapan Bapak Muhir, Ketua Kelompok Konservasi dan Pembibitan Mangrove Mengkapan, Bapak Masdar SPd MM serta masyarakat Desa Mengkapan.

    Tim pengabdian dari Universitas Dr Muhammad Fauzi SPi MSi mengatakan, hutan mangrove memiliki fungsi yang sangat penting dalam mendukung kehidupan masyarakat. Secara ekologi, hutan mangrove berfungsi sebagai penahan abrasi, tempat memijah ikan dan biota air lainya. Secara ekonomi, hutan mengrove sebagai penghasil kayu, tempat wisata, lokasi penangkapan ikan dan secara sosial hutan mangrove berfungsi sebagai lokasi penelitian dan pendidikan bagi masyarakat.

    "Jika dihitung nilai ekonomi secara keseluruhannya (valuasi ekonomi) hutan mangrove memiliki nilai yang sangat besar yaitu ratusan juta bahkan mencapai milyaran rupiah per hektarnya," terang Dr Fauzi SPi MSi dalam siaran persnya.

    Pemilihan Desa Mengkapan sebagai lokasi pengabdian, lanjutnya,  didasarkan kepada bahwa desa ini memiliki hutan mangrove yang cukup luas dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat dalam waktu yang lama. "Sejak satu dekade terakhir, hutan mangrove di Desa Mengkapan dimanfaatkan masyarakat sebagai lokasi wisata," jelasnya lagi.

    Lokasi ini juga merupakan salah satu destinasi wisata mangrove yang potensial bagi masyarakat luas. Namun, sejak beberapa dekade terakhir hutan mangrove di Desa Mengkapan mengalami degradasi akibat pencemaran dan penebangan oleh masyarakat. Dampak yang dirasakan saat ini adalah terjadinya abrasi pantai, menurunnya hasil tangkapan nelayan dan menurunnya kualitas hutan mangrove.

    Untuk menjaga kelestarian hutan mangrove perlu upaya penyadaran masyarakat tentang pentingnya hutan mangrove bagi masyarakat salah satunya melalui kegiatan penyuluhan konservasi hutan mangrove.

    Acara ini dibagi menjadi 5 sesi yaitu pertama, sambutan oleh Ketua Kukerta Univeritas Riau, kedua, Sambutan dari Ketua Tim Pengabdian Dr Ir Adriman MSi, ketiga, Pembukaan oleh Kepala Desa Mengkapan Bapak Muhir, keempat, pemaparan dan diskusi oleh Dr Ir Adriman MSi dan kelima, pemaparan pengolahan buah mangrove.

    Dalam sambutannya Kepala Desa menyambut baik kegiatan ini karena melalui kegiatan pengabdian ini diharapkan kesadaran masyarakat dalam mengelola dan menjaga hutan mangrove semakin meningkat.Permasalahan utama hutan mangrove di Desa Mengkapan ini saat ini adalah abrasi dan penebangan hutan mangrove untuk perkebunan.

    "Untuk merehabilitasi mangrove ini, kami mengharapkan sentuhan ilmu dan teknologi serta inovasi dari perguruan tinggi guna menjaga kelestarian hutan mangrove terangnya," ujar Kades Muhir.

    Selanjutnya menurut Muhir, walaupun saat ini upaya merestorasi hutan mangrove di Desa Mengkapan telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat secara kontinue, namun upaya pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan perlu terus dilakukan.

    Di sesi lain Dr Ir Adriman menerangkan bahwa keberadaan hutan mangrove apabila dikelola dengan baik dapat memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar seperti pengembangan ekowisata. Pengembangan ekowisata hutan mangrove ini telah berkembang dengan baik dibeberapa daerah seperti di Bali, Jakarta Utara, Karimun Jawa dan Pariaman. "Dengan mengembangkan ekowisata manfaat ekonomi yang diperoleh sangat besar, disamping itu dengan adanya hutan mangrove yang sehat sumberdaya ikan yang hidup akan meningkat pula dan abrasi pantai dapat dihindari,” terang Dr Ir Adriman.

    Masyarakat sangat antusias mengikuti acara ini hingga akhir. Banyak informasi penting yang diperoleh masyarakat salah satunya instrusi air asin akibat hilangnya mangrove dari pantai. Hal ini mulai dirasakan oleh masyarakat, menurut Pak Adi bukti adanya intrusi air asin sudah terjadi saat ini dan telah dirasakan masyarakat. Dahulu air sumur dirumahnya masih bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, namun sejak beberapa tahun terakhir air sumur tidak bisa digunakan lagi karena rasanya berubah menjadi asin.

    Selain itu, masyarakat juga mendapatkan penjelasan tentang pentingnya mangrove sebagai paru-paru dunia” yang berfungsi mengubah CO2 menjadi oksigen dan peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan hutan mangrove di Indonesia.

    Pada sesi terakhir mahasiswa Kukerta menyampaikan cara mengolah buah mangrove dari buah pidada menjadi produk olahan makanan dan minuman seperti sirup, permen, dodol dan selai. Dengan meningkatnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengolah buah mangrove diharapkan dapat menjadi mata pencaharian aternatif bagi masyarakat setempat.

    "Harapan kedepan dengan adanya penyuluhan ini kesadaran masyarakat semakin baik dan kelestarian hutan mangrove dapat dijaga dengan baik." harapnya.Ridwan

    Subjects:

    Student
  • No Comment to " LPPM Unri Beri Penyuluhan Konservasi Hutan Mangrove di Siak "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com