• Klaster Terbesar Penyebaran Covid-19 di Pekanbaru dari Nakes dan Naker Luar Daerah

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Selasa, 28 Juli 2020
    A- A+

    KORANRIAU.co,PEKANBARU- Kota Pekanbaru kembali masuk zona merah penyebaran Covid-19. Pasalnya, penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 kembali meningkat dalam seminggu terakhir.

    Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru, Senin (27/7/2020) kasus Covid-19 bertambah 4 orang. Sehingga total kasus positif di Pekanbaru mencapai 149 orang.

    Dari jumlah tersebut, 45 orang di antaranya masih dirawat, 98 orang dinyatakan sembuh dan 6 orang meninggal dunia.

    Kembali naiknya kasus Covid-19 di Pekanbaru dikarenakan klaster dari tenaga kesehatan (nakes). Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Pekanbaru Firdaus, Senin (27/7/2020).

    "Dalam dua minggu terakhir di bulan Juli ini, yang paling besar adalah klaster tenaga medis di rumah sakit pemerintah dan juga di rumah sakit swasta," ujarnya.

    Diungkapkannya, untuk jumlah nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19 di rumah sakit pemerintah maupun swasta lebih dari 30 orang.  "Jadi yang sudah terpantau saja, dari klaster tenaga medis dan keluarga dekat mereka sudah 40 orang," sebutnya.

    Selain klaster nakes, Ia juga mengatakan bahwa klaster juga menjadi penyebab naiknya kasus Covid-19 di Pekanbaru. Dikatakannya, tenaga kerja yang bekerja di Kota Pekanbaru maupun di luar Pekanbaru, khususnya tenaga ahli yang dibutuhkan perusahaan ini juga terjadi dalam beberapa kasus.

    Ia menjelaskan, penambahan kasus itu terjadi karena tenaga kerja yang datang dari luar daerah seperti Jawa Timur dan Sumatera Selatan melakukan screening di Pekanbaru. "Saat dilakukan pemeriksaan, tenaga kerja tersebut positif Covid-19, sehingga kasus tersebut tercatat di Kota Pekanbaru," katanya .

    Selain itu kata Firdaus, tenaga ahli yang didatangkan oleh perusahaan yang ada di Riau juga melakukan test Covid-19 di Pekanbaru. "Saat mereka ingin kembali ke daerahnya, kemudian test di Pekanbaru, dan ternyata dia juga dinyatakan positif Covid-19," imbuhnya.

    Menurutnya, kemungkinan tenaga kerja itu tertular karena dari asalnya sudah tertular atau karena Orang Tanpa Gejala (OTG) atau bahkan karena belum terpantau saat di perjalanan.

    Ia menilai, jumlah kasus Covid-19 selama transisi hidup baru jauh lebih besar dibandingkan dengan penanganan Covid-19 sebelumnya yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

    "Dari dua bulan ini, selama kita menerapkan Perilaku Hidup Baru (PHB) ini jumlahnya jauh lebih besar dari pada 3 setengah bulan dalam penanganan Covid-19," ungkapnya.

    Ia menegaska,  penularan Covid-19 di Pekanbaru itu banyak berasal dari tenaga kerja dari luar dan tenaga kesehatan yang ada di Kota Pekanbaru.

    Untuk mengantisipasi itu, pihaknya akan melalukan sterilisasi wilayah dengan melalukan penyemprotan disinfektan. "Penyemprotan diutamakan terhadap wilayah-wilayah RT/RW yang didalamnya ada pasien Covid-19," pungkasnya.

    Sementara itu, Jubir Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi mengatakan bahwa pihaknya tidak ada wacana untuk kembali ke masa PSBB. Dikatakannya, saat ini Pemko Pekanbaru tengah mengajarkan masyarakat bagaimana bisa hidup beradaptasi dengan suasana Covid-19.

    "Mengajarkan masyarakat agar beradaptasi dengan suasana Covid-19, sehingga tetap produktif dalam suasana wabah ini," kata Mulyadi.

    Jadi lanjut Mulyadi, masyarakat harus meningkatkan proteksi diri dengan disiplin protokol kesehatan. "Gunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan," imbuhnya.

    Ia menegaskan bahwa Pemko tidak ada rencana untuk kembali ke PSBB. "Tidak ada rencana ke situ (PSBB)," pungkasnya.Rahmat
  • No Comment to " Klaster Terbesar Penyebaran Covid-19 di Pekanbaru dari Nakes dan Naker Luar Daerah "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com