KORANRIAU.co-Sedikitnya 81 orang tewas dalam aksi unjuk rasa yang terjadi di Ethiopia dalam dua hari belakangan ini. Ararsa Merdasa, kepala polisi Oromia, Ethiopia mengatakan dari 81 korban tewas tersebut, 3 orang di antaranya merupakan anggota pasukan polisi khusus.
Ia menyatakan unjuk rasa terjadi sebagai buntut dari kasus pembunuhan yang menimpa Hachalu Hundessa. Ia merupakan penyanyi dari kelompok etnis terbesar di negeri tersebut.
Lagu-lagu politiknya menyuarakan perasaan orang Oromo. Inti protes adalah keinginan nasionalis Oromo untuk melihat Hachalu dimakamkan di Addis Ababa. Di sisi lain, ada juga masyarakat yang ingin ia dimakamkan di Ambo, sebelah barat Addis Ababa yang menjadi kampung halaman Hachalu.
Juru bicara Ambo Milkessa Beyene mengatakan bahwa tubuh Hachalu sebenarnya telah tiba di kampung halamannya untuk dimakamkan pada Kamis lalu. Tetapi, sekelompok pemuda yang ingin pemakaman terjadi di Addis Ababa mencegat pemakaman itu.
Seorang mantan mogul media yang baru-baru ini memasuki dunia politik, Jawar ditangkap bersama dengan 34 orang lainnya karena upaya itu. Penangkapan memicu bentrok dengan pasukan keamanan, hingga akhirnya menyebabkan kerusuhan.
Kepala polisi Oromia Ararsa mengatakan kerusuhan berbuntut panjang. "Ada serangan granat di rumah keluarga Hachalu Hundessa di Ambo. Serangan granat itu membunuh pamannya dan melukai dua petugas polisi," katanya seperti dikutip dari AFP, Kamis (2/7).
Di kota Holeta, sebelah barat Addis Ababa, pasukan keamanan juga menembaki demonstran yang menuntut pembebasan Jawar. Teshome Bongase, seorang wakil dari oposisi Oromo Federalist Congress, yang mana Jawar adalah anggota mengatakan, "Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa Jawar bukan pencuri, dia hanya ingin tubuh Hachalu dimakamkan dengan hormat. Ini adalah budaya mereka, itulah yang mereka minta," kata Teshome.
Atas kerusuhan itu, dia mendesak masyarakat agar tenang menjelang pemakaman.cnnindonesia/nor
No Comment to " 81 Orang Tewas dalam Aksi Protes di Ethiopia "