KORANRIAU.co-Ketika tanah Hijaz (Arab Saudi kini) dikuasai Dinasti Ottoman, di bawah pimpinan Muhammad Ali Basha, Ottoman menyerang Hijaz dan dengan dukungan suku-suku setempat, mereka berhasil mengusir kaum Wahabi dan menang. Makkah dan Madinah kembali tenang dan seluruh umat Muslim di dunia merayakan kemenangan ini dengan gembira.
Di Kairo-Mesir, perayaan berlangsung selama lima hari. Mereka bergembira karena akhirnya dapat kembali melakukan haji dan situs-situs suci termasuk Makam al-Baqi pun dipulihkan.
Pada 1818 M, Khalifah Ottaman Abdul Majid dan penggantinya, khalifah Abdul Hamid dan Mohammed, melakukan rekonstruksi semua tempat suci, termasuk seluruh situs-situs penting warisan Islam dipulihkan. Pada 1848 dan 1860 Masehi, renovasi lebih lanjut dilakukan dengan menghabiskan biaya hampir 700 ribu pound. Dana tersebut sebagian besar berasal dari sumbangan yang dikumpulkan di Makam Nabi Muhammad SAW.
Kekaisaran Ottoman telah mempercantik Madinah dan Makkah dengan memperbaiki semua bangunan keagamaan yang sangat indah dan memiliki nilai arsitektur tinggi.
Richard Burton, yang mengunjungi tanah Hijaz pada 1853 M dan menyamar sebagai Muslim Afghanistan dengan nama Abdullah, mengakui keindahan Madinah yang dipenuhi 55 masjid dan tempat suci.
Orang Inggris lainnya yang mengunjungi Madinah pada 1877-1878 M menggambarkannya keindahan kota Madinah setara dengan Istanbul. Dia menulis tentang dinding putih, menara berhias emas, dan lapangan hijau.
Namun kaum Wahabi kembali memasuki Hijaz pada 1924 M. Untuk kedua kalinya Wahabi melakukan penjarahan dan pembantaian yang membabi buta.
"Lembah-lembah dipenuhi mayat-mayat bergeletakan, darah kering berceceran di mana-mana. Hampir tidak ada pohon yang tidak ada mayat di bawahnya," tulis Awn bin Hashim (Shairf of Makkah).
Pada 1925 Madinah menyerah oleh serangan Wahhabi. Seluruh warisan Islam dihancurkan, satu-satunya tempat suci yang masih utuh adalah makam Nabi Muhammad SAW.
"Kita tahu bahwa nisan yang berdiri di atas makam Nabi bertentangan dengan prinsip-prinsip kita, dan memiliki makamnya di masjid adalah dosa yang sangat buruk." kata ulama wahabi, Ibn Jabhan.
Makam Hamza dan para syuhada dari perang Uhud dihancurkan. Masjid Nabawi dibombardir. Setelah mendapatkan serangkaian protes kaum Muslim dunia, kaum Wahabi berjanji akan memulihkan apa-apa yang telah mereka hancurkan. Tapi janji itu tidak pernah dipenuhi.
Pada 1925 M Jannat al-Mu'alla di Makkah beserta rumah Nabi Muhammad SAW dilahirkan juga dihancurkan. Kejadian hari itu, seluruh umat Islam di dunia berduka.
Beberapa cendekiawan menulis traktat dan buku untuk memberi tahu dunia fakta bahwa apa yang terjadi di Hijaz sebenarnya adalah konspirasi yang direncanakan orang-orang zionis Yahudi untuk melawan Islam, dengan kedok tauhid.
Tujuan mereka adalah untuk memusnahkan warisan Islam secara sistematis sehingga tidak meninggalkan jejak apapun untuk umat Islam masa depan. Serta agar umat Islam tidak memiliki hubungan dengan sejarah agama mereka.
Sebagian daftar makam dan makam Al-Mualla yang dihancurkan di Makkah yang meliputi kuburan Sayyida Khadija bint Khuwailid, istri Nabi SAW, makam Amina bint Wahab, ibu Nabi SAW , Makam Abu Thalib, ayah dari Imam Ali, Makam Abdul Muttalib, kakek Nabi saw, Makam Hawa di Jeddah Makam ayah dari Nabi saw di Madinah, Rumah kesedihan (bayt al-Ahzan) dari Sayyida Fatima di Madinah, Masjid Salman al-Farsi di Madinah.republika/nor
No Comment to " Megahnya Makkah-Madinah Era Ottoman dan Masa Perusakan "