KORANRIAU.co-Rasa tak puas dan gelisah terus bercokol di hati Ambar Ditya yang baru satu bulan lebih melahirkan anak pertamanya di New Jersey, Amerika Serikat. Ambar harus menyesuaikan diri dengan kehidupan normal baru (new normal) di tengah pandemi virus corona.
Jadwal pemberian vaksin dan pemeriksaan sang putra oleh dokter sudah tiba. Namun, perempuan asal Bekasi, Jawa Barat, itu hanya bisa sebatas berkonsultasi via video call dengan dokter lantaran pandemi virus corona (Covid-19) masih berlangsung bahkan cenderung meningkat di Negeri Paman Sam.
"Rasanya ngga puas, khawatir juga karena anak harusnya sudah jadwalnya vaksin. Tapi kan tidak bisa ke rumah sakit karena selain berisiko, sebagian besar pelayanan rumah sakit juga dilakukan melalui telepon atau video call," kata Ambar saat bercerita kepada CNNINdonesia.com.
Sebagian besar rumah sakit di AS telah memberlakukan konsultasi virtual atau via telepon bagi pasien yang menderita penyakit ringan tanpa memerlukan tindakan. Metode konsultasi ini telah diterapkan rumah sakit di sejumlah negara bagian AS demi membatasi kontak antar-manusia dan menekan angka penularan corona.
AS mengonfirmasi kasus positif corona pertama sekitar pertengahan Januari lalu. Hanya dalam waktu tiga bulan, virus SARS-nCov-2 itu telah menginfeksi lebih dari 1,7 juta warga AS. Penularan Covid-19 di AS juga sudah merenggut 99.805 jiwa per Selasa (26/5) berdasarkan data Worldometers.
Jumlah tersebut menjadikan AS sebagai negara dengan kasus corona dan angka kematian tertinggi di dunia. Ambar mengaku mulai jengah dengan pembatasan pergerakan dan pedoman kesehatan yang diimbau pihak berwenang selama ini.
Ambar mengaku ia dan suaminya, Rouhan, merupakan segelintir warga AS yang patuh dengan pedoman kesehatan di tengah pandemi corona. Ia dan sang suami mengaku tak pernah keluar apartemen di Kota New York sejak Maret lalu ketika tren kasus corona terus melonjak drastis. Negara bagian New York saat itu juga menjadi wilayah dengan kasus corona dan kematian tertinggi di AS.cnnindonesia/nor
No Comment to " New Normal Corona AS dan Malapetaka dari Keangkuhan Warga "