KORANRIAU.co-Demonstrasi yang menuntut keadilan atas kematian George Floyd di Minneapolis, Amerika Serikat berakhir ricuh. Aksi penembakan gas air mata polisi terhadap pedemo, penjarahan beberapa gedung, dan kebakaran tak terhindarkan saat penyampaian gelombang protes.
Padahal sebelumnya demonstrasi yang berlangsung pada Rabu (27/5) di bagian selatan kota dekat lokasi kematian Floyd sempat berjalan dengan damai. Namun aksi tersebut kian memanas saat memasuki malam hari.
Diketahui tidak ada korban terluka dari pihak demonstran dan aparat kepolisian. Selain itu polisi juga tidak melakukan penangkapan terhadap para pedemo.
Seorang reporter Minneapolis Star Tribune mengunggah beberapa gambar di Twitter yang memmperlihatkan kompleks perumahan yang dilalap api. Dalam video lain tampak kaca toko minuman keras hancur dan kotak-kotak minuman berserakan di trotoar.
Menanggapi aksi kekerasan dan penjarahan itu, Kepala Polisi Medaria Arrandondo mengatakan bahwa ia telah memerintahkan penggunaan gas air mata untuk memecah konsentrasi pedemo.
Arrandondo mengatakan bahwa ia berkomitmen melindungi hak warga untuk menyampaikan pendapat yang sebagian besar telah dilakukan dengan damai, namun ada kelompok yang melakukan aksi kriminal.
"Secara historis, keadilan tidak pernah membuahkan hasil melalui beberapa tindakan yang kita saksikan malam ini. Apakah itu penjarahan, kerusakan harta benda, dan hal-hal lain," kata Arradondo dalam wawancara dengan Fox 9.
Gubernur Minnesota Tim Walz menyebut demonstrasi pada Rabu malam itu sebagai situasi yang sangat berbahaya dan mendesak warga meninggalkan daerah itu.
Untuk meredam situasi yang kian memanas, Walikota Minneapolis Jacob Frey meminta agar warga yang ikut serta dalam demo tetap tenang.
"Saya memohon (kepada) kota kami, memohon (kepada) masyarakat kami, memohon kita semua untuk menjaga perdamaian. Mari kita menghormati kenangan George Floyd," ujar Frey dalam sebuah wawancara telepon seperti dilansir NBC News.
Juru bicara kepolisian Minneapolis, John Elder dalam konferensi pers pada Kamis (28/5) pagi mengatakan satu orang ditahan dalam penembakan yang berujung kematian di dekat lokasi dan motifnya sedang diselidiki.
Gelombang protes juga terjadi di Los Angeles, beberapa orang mengepung dua kendaraan operasional polisi California dan merusak satu di antaranya. Polisi setempat mengatakan tidak ada penangkapan atau korban jiwa dari aksi tersebut.
George Floyd, pria kulit hitam berusia 46 tahun tewas setelah seorang perwira polisi kulit putih Minneapolis menjatuhkan tubunya ke tanah, sementara petugas lain menginjakkan lututnya ke leher selama sekitar delapan menit.
Floyd awalnya ditangkap dengan sangkaan ringan karena diduga menggunakan uang palsu untuk belanja di sebuah toko swalayan.
Kematian Floyd terekam dalam video yang kemudian beredar di media sosial. Floyd sempat meminta ampun agar polisi tersebut melepaskan lutut dari lehernya. Video kematian Floyd memicu kemarahan warga, termasuk capres dari Partai Demokrat Joe Biden.
Saudara perempuan Floyd, Bridgett Floyd berharap semua aparat kepolisian yang terlibat atas kematian Floyd didakwa karena melakukan pembunuhan."Mereka membunuh kakakku. Dia menangis minta tolong," ucapnya.cnnindonesia/nor
No Comment to " Aksi Warga AS Protes Kematian George Floyd Berakhir Ricuh "