KORANRIAU.co- Ibu Tien Soeharto meninggal dunia pada 28 April 1996. Dalam rangka mengenang 24 tahun wafatnya sang Ibunda tercinta, Tutut Soeharto membagikan cerita soal detik-detik menjelang ibunya meninggal dunia.
Tutut Soeharto membantah hoax 24 tahun silam yang menyebut ibunya wafat karena tertembak oleh pistol putranya.
Melalui akun twitternya mbak Tutut bercerita bahwa pada masa itu dirinya masih bertugas sebagai Presiden Donor Darah Dunia. Dia sedang memimpin sidang organisasi darah dunia di Prancis dan London. Namun, betapa kagetnya Tutut saat mendengar kabar ibunya meninggal dunia. Tutut langsung bergegas pulang ke Indonesia.
“Penerbangan yang saya dapat waktu itu SQ, dan harus berhenti si Singapore. Untuk mempercepat waktu, suami saya menjemput saya di Singapore. Kami langsung menuju ke Solo. Jenazah ibu sudah ada di sana,” tulis perempuan yang akrab disapa Mbak Tutut ini dalam situsnya, Rabu (29/4/2020).
“Lalu saya mendengar berita tersebar, bahwa ibu wafat karena tertembak oleh adik-adik saya. Saya heran, siapa manusia yang tega menyebarkan berita keji tersebut. Demi Allah, apa yang bapak ceritakan, itu yang terjadi. Tadinya saya akan diamkan saja,” tulisnya.
Usai bertemu dengan jenazah sang ibu, tiba-tiba ayahnya, Soeharto bercerita soal momen terakhir Tien sebelum wafat. Tien Soeharto sempat mengeluh susah bernafas sekitar pukul 3 dinihari.
“Ibumu pagi itu, mengeluh. ‘Bapak, aku kok susah nafas yo’. Bapak tanya mana yang sakit bu. Ibumu bilang ‘Ora ono sing loro (tidak ada yang sakit), mung susah nafas pak (hanya susah nafas pak)'” ungkap Tutut menceritakan obrolan dengan sang ayah.
Soeharto kemudian memanggil ajudannya untuk segera menyiapkan ambulans. Tien langsung dibawa ke rumah sakit segera. Namun, takdir tak bisa ditebak, istri sang bapak pembangunan itu wafat saat dalam perjalanan.
“Kemudian bapak melanjutkan ceritanya, ‘Di dalam perjalanan, ibumu sudah tidak sadar. Sampai di rumah sakit, semua dokter sudah berusaha untuk membantu ibumu. Tapi, Allah berkehendak lain'” tutur Tutut.
Namun, ada saja orang-orang tak bertanggung jawab yang menyebar isu soal penyebab kematian Tien. Isu yang beredar, Tien meninggal dunia usai tertembak oleh pucuk senjata yang dipegang oleh putranya, Tommy Soeharto.
“Lalu saya mendengar berita tersebar, bahwa ibu wafat karena tertembak oleh adik-adik saya. Saya heran, siapa manusia yang tega menyebarkan berita keji tersebut. Demi Allah, apa yang bapak ceritakan, itu yang terjadi. Tadinya saya akan diamkan saja. Tapi rasanya berita itu semakin diulang-ulang ceritanya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Tutut meluruskan isu keji itu.
Dia pun bersyukur, kini telah ada media sosial. Jadi, dia lega bisa meluruskan hoax yang kerap diulang-ulang itu.
“Sebelum Allah memanggil saya, masyarakat harus tahu kebenarannya. Dan alhamdulillah sekarang ada medsos, yang alhamdulillah, sayapun ikut aktif di sana. Siapapun yang membuat cerita itu, dan siapapun yang ikut menyebarkan, kami serahkan pada Allah untuk menilainya,” ujar Tutut.
Terkait kematian Tien Soeharto sebenarnya juga sudah dibeberkan dalam buku ‘Pak Harto The Untold Stories’ yang dirilis keluarga Cendana. Memang pada tahun itu, Tien sempat diisukan akibat melerai baku tembak Tommy dan Bambang yang berebut proyek mobil nasional. Namun, isu tersebut hanya hoax belaka.
“Itu adalah rumor dan cerita yang sangat kejam dan tidak benar sama sekali. Saya saksi hidup yang menyaksikan Ibu Tien terkena serangan jantung mendadak, membawanya ke mobil dan terus menunggu di luar ruangan saat tim dokter RSPAD melakukan upaya medis,” tulis mantan ajudan Soeharto, Jenderal Polisi (Purn) Sutanto, dalam buku tersebut.
Pada Minggu dini hari sekitar pukul 04.00 WIB, Tien mendapat serangan jantung mendadak. Saat itu dokter kepresidenan Hari Sabardi memberi bantuan awal dengan tabung oksigen. Akhirnya diputuskan segera membawa Tien ke RSPAD.
“Saya sendiri turut membawa Ibu Negara dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD. Saat itu selain Pak Harto, Mas Tommy dan Mas Sigit ikut menemani,” kata pria yang sekarang menjabat kepala BIN ini.
detikcom/nor