KORANRIAU.co-Wabah Corona tak hanya menyerang manusia. Virus yang masih dianggap 'misterius' ini juga berdampak di sektor bisnis, salah satunya industri film.
Corona membuat para pelaku bisnis film China menangis. Bagaimana tidak, corona membuat sejumlah film China gagal rilis di seluruh dunia.
Laporan dari media lokal setempat, ada beberapa film yang sebelumnya diprediksi para kritikus akan menembus box office. Sejumlah film tersebut ditaksir akan memperoleh sekitar 1 miliar dolar AS hanya dalam waktu beberapa hari setelah diluncurkan.
Namun kenyataannya, judul-judul yang diprediksi para kritikus film tersebut justru tak jadi naik ke bioskop. Bahkan, sejumlah bioskop di China juga tutup akibat wabah corona.
Saat menjelang perayaan Imlek lalu, sebanyak 70 ribu bioskop di China terpaksa tutup akibat corona. Puluhan ribu bioskop yang tutup termasuk CGV, Bona, Lumiere Pavilions, Jinyi, hingga Dadi.
Pihak bioskop bukan enggan membuka teaternya. Namun, beberapa film yang dijadwalkan rilis mengalami penundaan sehingga berimbas pada stok penayangan film baru. Tak hanya itu, bioskop juga diimbau tutup demi mengantisipasi penyebaran corona.
Film yang gagal rilis, salah satunya adalah 'Vanguard'. Film yang dibintangi aktor papan atas Jackie Chan ini terpaksa mengundur perilisannnya di seluruh dunia. Padahal, 'Vanguard' dijadwalkan bisa dinikmati penonton pada perayaan Imlek lalu.
'Vanguard' disebut-sebut sebagai film yang akan mencapai posisi atas box office China. Film yang disutradarai Stanley Tong tersebut mengambil lokasi shooting sebagian besar di Dubai. Bisa ditaksir berapa biaya yang dikeluarkan untuk film ini.
Wabab corona juga membuat film Enter The Fat Dragon yang dibintangi Donnie Yen tak jadi diluncurkan. Film laga komedi tersebut awalnya jadwal rilis pada 16 Februari mendatang. Namun, corona tak memungkinkan merealisasikan hal tersebut.
Akhirnya, Enter The Fat Dragon dirilis melalui platform video streaming Tencent Video dan iQiyi. Film sudah bisa disaksikan sejak 1 Februari lalu.
Tak hanya Enter The Fat Dragon, film bergenre thriller Polar Rescue yang juga dibintangi Donnie Yen terpaksa ditunda proses produksinya. Seharusnya, proyek film sudah dimulai pada akhir Januari lalu. Hanya saja wabah corona tak memungkinkan proses pengambilan gambar.
Pasalnya, Polar Rescue membutuhkan latar bersalju dalam beberapa adegan. Hal ini tak mungkin dilakukan karena akses sudah ditutup oleh pemerintah setempat.
Tak habis hanya pada industri film layar lebar, program acara di beberapa channel televisi China bahkan diminta mengurangi tayangan hiburan. Pemerintah China meminta stasiun televisi untuk lebih banyak memberitakan informasi terkait corona daripada acara hiburan.
Himbauan ini tentu kian membuat industri hiburan perfilman China kian merana. Bayangkan saja, bioskop harus tutup, film layar lebar gagal rilis, bahkan sekelas stasiun televisi juga diminta memangkas acara hiburan. Padahal, saat ini sedang musim liburan perayaan Tahun Baru China.
Saat ini, penduduk China mungkin hanya bisa mengandalkan jaringan internet demi mendapatkan tontonan yang menghibur. Entah melalui platform video on demand atau streaming online melalui laman tertentu.
Ironis memang. Padahal, China belum lama ini berusaha mengembangkan industri film agar bisa setara dengan bollywood hingga hollywood. Beragam investasi juga kerap dilakukan China, baik berkolaborasi dengan negara lain atau mengembangkan platform video on demand.
Wabah corona benar-benar membuat Jackie Chan dan aktor papan atas China lainnya cukup merana. Peristiwa corona yang berimbas pada industri layar lebar China ini seakan menjadi sejarah yang tak terlupakan.republika/nor
No Comment to " Industri Film China Merana Akibat Corona "