KORANRIAU.co-Pemerintah Negara Bagian New South Wales (NSW) dan Victoria, Australia, mengungsikan ribuan wisatawan dan penduduk setempat akibat kebakaran hutan. Amukan si jago merah itu sampai saat ini dilaporkan sudah menewaskan delapan orang dan membuat ribuan pelancong terjebak kabut asap pekat saat sedang berlibur di kawasan pesisir pantai.
Seperti dilansir AFP, Kamis (2/1), pemerintah Australia mengirim prajurit Angkatan Darat dan Angkatan Laut untuk membantu proses evakuasi. Dinas Pemadam Kebakaran Pedesaan New South Wales juga melarang penduduk berkunjung ke kawasan Teluk Bateman sepanjang 200 kilometer.
Negara Bagian Victoria yang bertetangga juga memutuskan mengevakuasi penduduk yang wilayah pemukimannya terancam kebakaran hutan.
Imbauan itu disampaikan sejak Sabtu pekan lalu karena diperkirakan akan terjadi cuaca ekstrem dengan suhu di atas 40 derajat Celcius dan angin kencang. Kondisi itu bisa dengan mudah memicu kebakaran hutan.
Menurut Menteri Perhubungan New South Wales, Andrew Constance, proses evakuasi di daerah itu diperkirakan bakal menjadi yang terbesar. Sedangkan Wakil Komisioner Pemadam Kebakaran NSW, Rob Rogers, menyatakan sampai saat ini anak buahnya masih belum mampu mengendalikan kobaran api karhutla.
"Lahan yang terbakar sangat luas, dan kami tidak sanggup mengendalikan kobaran api. Kami hanya berusaha memastikan tidak ada penduduk yang berada di jalur api," kata Rogers.
Ribuan turis yang sedang berkunjung ke pantai di Teluk Bateman sempat terjebak akibat kebakaran hutan dan kabut asap tanpa listrik dan jaringan komunikasi serta persediaan makanan yang terbatas hingga Kamis pekan lalu. Mereka baru berhasil diungsikan setelah tim penyelamat melakukan evakuasi melalui darat dan perairan.
Akan tetapi, sejumlah penduduk di kawasan pedesaan sampai saat ini belum berhasil diungsikan. Sejumlah penduduk pun memutuskan menumpuk stok makanan sambil menunggu evakuasi.
Karhutla Australia yang terjadi sejak akhir 2019 sudah menewaskan 18 orang, dan menghanguskan lebih dari 1,000 bangunan. Selain itu, diperkirakan sebesar 5,5 juta hektare lahan seluas Belanda atau Denmark ludes dilahap si jago merah.
Kebakaran hutan memang lazim terjadi di Australia ketika memasuki musim panas. Namun, dampak yang terjadi pada tahun ini dianggap sangat luas dan semakin membahayakan kehidupan manusia dan satwa khas seperti koala dan kanguru.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, kini menjadi sorotan karena pemerintahannya dianggap tidak sanggup mencegah kebakaran hutan yang dianggap dampak perubahan iklim. Kebijakannya mempertahankan industri tambang batu bara juga dikecam kelompok oposisi dan pemerhati lingkungan.cnnindonesia/nor
No Comment to " Turis dan Warga Diungsikan Akibat Kebakaran Hutan Australia "