KORANRIAU.co- Usai menanti selama dua tahun, kini dua pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan akhirnya ditangkap polisi, Jumat (27/12). Kedua pelaku berinisial RM dan RB, dan merupakan anggota Polri aktif.
"Inisial RM dan RB. Polri aktif," tutur Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo.
Setelah melakukan penyelidikan dan dipindahkan ke ruang tahanan Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, tersangka berinisial RB berteriak menuduh Novel adalah pengkhianat.
"Tolong dicatat, saya tidak suka dengan Novel karena dia pengkhianat," teriak RB.
Novel Baswedan kemudian membantah tuduhan RB. Berikut tanggapan Novel Baswedan setelah dituduh pengkhianat:
Novel Baswedan heran dengan penetapan kedua tersangka penyiraman air keras tersebut. Dia merasa janggal dengan motif pelaku, yakni dendam pribadi.
"Saya seharusnya mengapresiasi kerja Polri, tapi keterlaluan bila disebut bahwa penyerangan hanya sebagai dendam pribadi sendiri dan tidak terkait dengan hal lain, apakah itu tidak lucu dan aneh?" kata Novel.
Penyelidikan kasus Novel Baswedan sudah melalui penyelidikan dan penyidikan panjang sejak April 2017. Ada 7 kali olah TKP, ada 37 saksi diperiksa dan beberapa kali tim dibentuk.
Namun, Novel enggan berkomentar lebih jauh mengenai proses tersebut.
"Saya tidak akan terlalu banyak berkomentar lagi, nanti penasihat hukum saja yang menyampaikan pernyataan," ucap Novel.
Novel Baswedan juga menegaskan bahwa tugasnya sehari-hari adalah memberantas korupsi yang tujuannya untuk kemaslahatan Indonesia. Sehingga, kata 'pengkhianat' pun membuat Novel bertanya-tanya siapa yang sebenarnya yang telah dikhianatinya.
"Yang dikhianati siapa, koruptor. Jadi saya kira kata-katanya itu ngawur dan saya ndak ingin nanggapi kata-kata ngawur. Tentunya bisa saja apabila dia punya kepentingan dengan para koruptor saya enggak tahu, saya juga enggak kenal dia. Saya baru lihat di media," tegasnya.
Tak hanya heran dengan tersangka yang tiba-tiba menuduhnya sebagai pengkhianat, Novel Baswedan juga mengaku tak mengenal dan bertemu dengan dua polisi tersebut.
"Saya itu ndak tahu orangnya siapa. Saya rasa, saya tidak mengenal yang bersangkutan. Dan saya rasa, saya enggak pernah ketemu sama dia. Terus kalau kemudian, dia bilang saya pengkhianat, atas hal apa dia mengatakan hal itu," kata Novel saat ditemui Liputan6.com di kediamannya Jalan Deposito Kepala Gading Jakarta Utara, Senin (30/12).
Salah satu tim advokasi Novel Baswedan, Saor Siagian, mempertanyakan maksud tudingan pengkhianat dilayangkan tersangka RB terhadap kliennya. Menurut Saor, yang layak disebut pengkhianat adalah penyerang Novel Baswedan.
"Saya kira yang pengkhianat siapa, seorang polisi yang semestinya menegakkan hukum, kemudian meneror penegak hukum, saya kira dialah yang pengkhianat menurut saya," kata Saor saat dihubungi, Sabtu (28/12).
Saor menilai apakah seorang polisi layak melakukan penyerangan keji tersebut dengan dasar sakit hati. Dia pun mempertanyakan pendidikan ditempuh pelaku selama di kepolisian.
"Apakah seorang polisi yang sedang sakit hati berhak melukai seseorang? Apakah dipelajari di sekolah kepolisian? Itu respon saya," ucap dia.
Novel Baswedan menilai kasus penyiraman air keras belum seluruhnya terungkap. Meski saat ini polisi sudah menangkap dua pelaku teror, namun Novel menyebut masih banyak kejanggalan.
"Yang kasus saya sekarang sudah ada penangkapan, tapi dengan banyak kejanggalan," kata Novel saat ditemui Liputan6.com di kediamannya Jalan Deposito Kepala Gading Jakarta Utara, Senin (30/12).
Novel pun menjabarkan kejanggalan atas penangkapan dua polisi pelaku teror air keras. Salah satunya yaitu, dirinya yang tak mengenal dua pelaku sama sekali. Selain itu, motif kedua pelaku yang dikaitkan dengan masalah pribadi.
"Dia (juga) mengaku inisiatif sendiri, mana mungkin itu inisiatif sendiri sementara ada orang banyak yang awasi saya segala macam. Masa seorang brigadir bisa mengkondisikan, jadi enggak masuk akal," terangnya.
Novel pun berharap pihak kepolisian mengungkap kasus ini dengan sebenar-benarnya. Pasalnya, kata dia, juga banyak pegawai lembaga antirasuah yang juga mendapat serangan namun kasusnya tak terungkap.
"Masalah ini tidak boleh dibiarkan, fakta kalau belakangan ini suatu aksi perjuangan pemberantasan korupsi itu tidak didukung itu suatu hal yang tidak baik. Tapi kalau dibiarkan sama sekali, ini akan semakin menjadi buruk," tutur Novel.
Adapun dua orang anggota Polri aktif diduga melakukan penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan diamankan di kawasan Cimanggis, Depok, Kamis (26/12/2019) malam. Dua orang tersebut berinisial RB dan RM.
Kedua tersangka itu memiliki peran yang berbeda. Argo mengungkapkan, pelaku yang menyiram cairan kimia ke Novel Baswedan adalah tersangka RB.merdeka/nor
No Comment to " Jawaban Novel Baswedan Dituding Sebagai Pengkhianat Oleh Pelaku Penyerangan "