KORANRIAU.co - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR), Dr. Ujang Paman menilai kebijakan yang diimplementasikan Kementan yakni program upaya khusus swasembada komoditas strategis, akselerasi penggunaan alat mesin pertanian, implementasi pertanian modern, dan bibit unggul yang berorientasi pada produktivitas dan adaptif terhadap cekaman lingkungan.
Menurut Ujang, pembangunan pertanian
Indonesia saat ini tidak lagi bersifat klasik. Tetapi sudah dimulai ke
pertanian komersial dan modern dengan Pertanian 4.0, yang mana sudah
mulai digunakan mesin pertanian yang dikontrol melalui Internet atau
dengan teknologi Internet of Things (IoT).
Ujang sepakat bahwa sektor pertanian
Indonesia harus fokus pada peningkatan komoditas yang memiliki nilai
ekspor. Hal itu ujarnya akan memberikan peningkatan kesejahteraan petani
dan devisa negara. Program yang diterapkan Kementan selama hampir lima
tahun ini, dinilai Ujang dapat menjaga keseimbangan tujuan pencapaian
kesejahteraan petani dan pemenuhan permintaan pasar.
"Tidak kalah pentingnya juga, Kementan
mendorong penguatan upaya diversifikasi pangan dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi. Kementan memiliki program swasembada protein, tidak lagi hanya
swasembada daging. Indonesia bahkan berhasil ekspor telur dan daging
ayam serta kambing dalam volume cukup besar," tambah Ujang.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan
Informasi Publik, Kuntoro Boga Andri menyebutkan kebijakan Kementan
butuh didukung oleh semua pihak, terutama dalam mengakselerasi ekspor.
Menurutnya, Kementan saat ini fokus menggenjot ekspor pertanian, untuk
kesejahteraan petani dan meningkatkan neraca perdagangan.
Komitmen ini, lanjut Kuntoro
diimplementasikan dengan kebijakan pengurusan dokumen ekspor impor yang
sudah satu pintu (Online Single Submisson), waktu pengurusan perizinan
terpangkas, penggunana sertifikat elektronik, dan membangun
sentra-sentra produksi untuk komoditas berekonomi tinggi.
“Untuk orientasi pasar luar negeri,
beberapa inisiatif kebijakan didorong dalam rangka pencarian pasar baru,
produk baru, dan pemain baru di samping mempertahankan pasar ekspor
eksisting untuk produk-produk pertanian Indonesia yang sudah berdaya
saing” jelas Kuntoro.
Sejak 2014, Terang Kuntoro, Buah
buahan merupakan komoditas pertanian yang mengalami peningkatan nilai
ekspor, seperti durian mengalami kenaikan hingga 23.000 persen, nanas
1.520 persen, pisang 706,2 persen, dan manggis 252,61 persen. Komoditas
lainnya yaitu kelapa sawit sebesar 22,5 persen, karet naik 21,3 persen,
kelapa naik 14 persen, dan kopi 28,6 persen.
“Di sisi lain, ada beberapa komoditas pertanian yang impornya mengalami
penurunan. Seperti beras umum, jagung pakan ternak, bawang merah, dan
cabai segar turun hingga 100 persen dari 2014 hingga 2018. Selain itu,
inflasi bahan makanan juga mengalami penurunan dari 10,57 persen pada
2014 menjadi 1,26 persen pada 2017. Sementara pada 2018, bahan makanan
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yakni 3,41 persen” tutup
Kuntoro. (jpnn)
No Comment to " Kebijakan Tepat, Produktivitas Meningkat, Ekspor Pertanian Melesat "