Ilustrasi (internet) |
Dalam keterangan tertulis KBRI Kairo,
Kamis (1/8/2019) disebutkan bahwa kedua pelajar tersebut bersama
teman-temannya pergi ke Qonatir pada 29 Juli 2019 untuk berlibur, dengan
kegiatan memancing ikan, naik kapal, dan menyantap makanan.
Sejak awal, kegiatan mereka terkonsentrasi di pinggir Sungai Nil, ada yang memancing ikan dan sebagian kecil ada yang berenang.
Pada pukul 14.00 waktu setempat, Akkil berenang bersama tiga orang temannya.
Akkil yang mencoba berenang ke tengah
sungai, sempat ditegur oleh beberapa orang temannya. Akan tetapi teguran
tersebut mungkin tidak terdengar, akhirnya korban terseret arus bawah
sungai.
Setelah korban meminta tolong,
teman-temannya yang berada di pinggir sungai, mencoba meminta bantuan
kepada warga dan polisi setempat.
Ainur Rahman yang sedang memancing di
tepi sungai, refleks menolong korban. Meskipun bisa berenang, kondisi
kesehatan Ainur pada hari itu kurang baik.
Ainur sempat berhasil memegang Akkil dan
berusaha menyelamatkan temannya itu, namun perbedaan bobot badan
keduanya mengakibatkan Ainur yang mencoba menarik tubuh Akkil ke tepi
sungai, justru ikut tertarik arus bawah sungai.
Menghadapi situasi tersebut, teman-teman
mereka segera meminta bantuan tetapi sayangnya warga dan polisi yang
datang tidak bisa menolong karena tidak bisa berenang.
Kemudian polisi menelpon tim SAR, dan
setelah 30 menit tim penyelam dari SAR masuk ke sungai dan menemukan
Ainur. Sayangnya, Ainur yang telah tenggelam selama kurang lebih satu
jam, nyawanya tidak tertolong.
Sementara Akkil baru ditemukan jenazahnya pada 30 Juli 2019.
Akkil yang merupakan lulusan Pondok
Pesantren Al-Amien, Madura, memulai studi di Kairo pada 2016, sedangkan
Ainur yang berasal dari Pamekasan menuntut ilmu di Kairo sejak 2017.
(ant/indopos.co.id)
No Comment to " Dua Mahasiswa Indonesia Terseret Sungai Nil "