Asisten
I Setdaprov Riau H Ahmad Syah Harrofie, Kadis Kebudayaan Provinsi Riau dan
rombongan foto bersama dengan pejabat Kemendikbud RI. ISTIMEWA
|
KORANRIAU.co, PEKANBARU –
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia meminta Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Pendidikan mengoptimalkan peran guru seni
budaya untuk mengajarkan budaya Melayu Riau di sekolah-sekolah.
Hal
ini terkait usulan Pemprov Riau memasukkan BMR (Budaya Melayu Riau) sebagai
Mulok (Muatan Lokal) ke dalam kurikulum pendidikan di wilayah Provinsi Riau.
Demikian
disampaikan Santi Ambarukmi selaku Kasubdit Peningkatan Kompentensi dan
Kualifikasi Direktorat Pendidikan Dasar Menengah, Kemendikbud RI, saat menerima
tim dari Pemprov Riau yang dipimpin Asisten I Setdaprov Riau, H Ahmad Syah
Harrofie di Jakarta, Rabu (6//2/2019).
“Untuk
jangka pendek Pemprov Riau harus mengoptimalkan guru seni budaya untuk
mengajarkan Budaya Melayu Riau kepada anak didik. Untuk jangka pendek sebelum
diakuinya Mulok BMR di Riau, Pemprov harus mengikuti kurikulum seni budaya yang
saat ini dilakukan Kemendikbud. Setelah disahkan Permen Kurikulum BMR, baru BMR
direalisasikan,”ungkap Santi Ambarukmi.
Dalam
pertemuan itu Asisten I didampingi Kadis Kebudayaan Riau Raja Yoserizal Zen,
Kabid SMA Disdik Riau, Hafes Timtim serta Dr Junaidi,
Rombongan
Pemprov Riau dikesempatan itu menyerahkan surat permohonan pengakuan Mulok BMR
di Riau beserta draft kurikulum yang disusun dari LAM Riau. Kurikulum yang
terus dilakukan revisi dengan mendapat pendampingan dari Pusat Kurikulum dan
Perbukuan ini, akan mendapat pengakuan melalui Permendikbud RI.
Namun
demikian, meskipun program jangka pendek yang mengacu pada ‘payung’ Seni
Budaya, antara Pemprov dan Kemendikbud sudah bisa melakukan sertifikasi guru
sehingga guru seni budaya merasa dilindungi dengan mendapatkan tunjangan
profesi guru.
Dengan
program Seni Budaya, Pemerintah lebih mudah memberikan tunjangan profesi guru
ketimbang membuka program yang tidak mengacu pada pusat.
Sementara
itu untuk jangka panjang, menurut Santi harus dibuka program profesi guru bagi
guru Mulok BMR di Provinsi Riau. “Masalah selama ini kan tunjangan yang harus
didapat atas profesi guru Mulok BMR,” jelas Santi.
Sementara
itu, Asisten I Setda Provinsi Riau mengharapkan persetujuan Mulok BMR segera
direalisasikan, mengingat kebudayaan Melayu berpusat di Provinsi Riau karena
sejalan dengan Visi Riau 2020, dimana antara pemerintah dan masyarakat sepakat
menjadikan Riau sebagai Pusat Kebudayaan Melayu di bentangan Asia Tenggara.
“Untuk
mewujudkan impian ini tergantung dari SDM. Dan SDM itu lahir dari
sekolah-sekolah. Makanya kita ngotot kurikulum Mulok BMR diakui,” papar Ahmad
Syah Harrofie.
Seperti
diketahui, Sabtu (2/2/2019) di saat kunjungan kerja Mendikbud Muhadjir Effendy,
Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) melobi Mendikbud agar Mulok BMR dapat dimasukkan
ke dalam data pokok pendidikan sebagai rumpun tersendiri (budaya).
Dengan
demikian Mulok BMR, tidak berada dalam rumpun lain yang sudah ada, misalnya
rumpun bahasa karena berbagai
pertimbangan konseptual.
Menteri
mengatakan bahwa gagasan Riau itu bisa menjadi model bagi muatan lokal
Indonesia yang selama ini terpaku pada rumpun bahasa. Pasalnya, budaya mencakup
semua hal kehidupan manusia yang berpuncak pada nilai-nilai. Ia bersedia
menerbitkan Kemendikbud. Sebagai
catatan, sudah dua kali Riau berurusan dengan Mendikbud berkaitan dengan mulok.
(MUHAMMAD YUSUF)
No Comment to " Mulok Budaya Melayu, Kemendikbud Minta Pemprov Optimalkan Guru Seni Budaya "