KORANRIAU.co, RENGAT
- Kerusakan ruas Jalan Lintas Selatan (Jalinsel) yang menghubungkan Kecamatan
Seberida dengan Kecamatan Peranap di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Provinsi
Riau semakin parah. Kondisi ekonomi masyarakat sekitar, termasuk sekitar jalan
lintas selatan penghubung Kecamatan Batang Peranap Riau dengan Provinsi Jambi
di Dusun Estapet Desa Pesajian pun semakin terpuruk
Jalan berstatus
jalan Provinsi tersebut semakin memperihatinkan dikarenakan curah hujan yang
semakin tinggi sejak bulan September tahun 2018 serta minimnya perawatan dan
pemeliharaan jalan dari pemerintah.
Ketua RT 14
Dusun Estapet Desa Pesajian Kecamatan Batang Peranap Sihombing membenarkan
puluhan titik terparah jalan Provinsi di Kabupaten Inhu itu 'bak kubangan
kerbau' akibat intensitas angkutan hasil pertanian dan perkebunan masyarakat
yang tidak berbanding lurus dengan perawatan dan pemeliharaan jalan.
"Hampir
sepuluh tahun proyek perawatan dan atau peningkatan jalan dari pemerintah sama
sekali tidak ada," sesal Sihombing, Senin (28/1/2019) di Dusun Estapet
Desa Pauh Ranap Kecamatan Batang Peranap, Riau.
Bahkan menurut
Sihombing akibat kondisi Insfrastruktur Jalinsel yang kian hari semakin rusak
parah tidak saja mempengaruhi perekonomian Masyarakat di sepanjang Jalinsel
tapi dikuatirkan akan mengancam putusnya pasokan sembako dari pasar Peranap
Kecamatan Peranap.
Mewakili
Masyarakat, Ketua RT 14 Dusun Estapet Desa Pesajian itu berharap perhatian
serius Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah berkenan memperbaiki fungsional
Jalinsel. "Tidak harus di aspal yang penting fungsional jalan dapat
dimanfaatkan," pinta Sihombing.
Keluhan serupa
dikatakan warga Kelurahan Peranap Kecaman Peranap, Butar-Butar, pemilik
sebidang perkebunan kelapa sawit di Dusun Sungai Santan Desa Anak Talang
Kecamatan Batangcenaku mengatakan nilai jual tandan buah sawit (TBS) masyarakat
dari Tengkulak jauh dibawah harga pabrik hanya dikarenakan kondisi Jalinsel yang
kian hari kian memperihatinkan bahkan tidak sedikit kenderaan yang terjungkal
disepanjang Jalinsel.
Contohnya kata
Butar-Butar, jika saat ini harga sawit di PKS sudah tembus Rp 1.350/Kg tapi nilai jual TBS Masyarakat dari
Tengkulak hanya sebesar Rp 700/Kg.
Selain mengancam
putusnya pasokan sembako dan melemahnya perekonomian ribuan kepala keluarga
(KK) domisili sepanjang Jalinsel Kecamatan Batangcenaku, Kecamatan Batang
Peranap dan Kecamatan Peranap kondisi Jalinsel yang semakin rusak berat juga
mempengaruhi keaktifan siswa siswa-siswa setingkat SD dan TK mengikuti proses
belajar mengajar di Sekolah.
Sebab jika
Jalintim sudah hancur dan berlumpur maka para pelajar yang hadir ke sekolah
akan sangat sedikit. "Sering anak anak itu akhirnya sekolah di jalan,"
ungkap seorang guru TK Kasih Anugerah Dusun Citra Lima Desa Pesajian,
Rumandong Hutasoit.
Karena Jalinsel
satu satunya akses antar kota Kecamatan Rumondang Hutasoit berharap Pemerintah
berkenan memperbaiki. "Harapan Masyarakat untuk memperbaiki hanya kepada
Pemerintah," keluh Romandang.
No Comment to " Jalinsel Makin Parah, Ekonomi Warga Sekitar Terpuruk "