Ilustrasi |
Anggota DPRD Riau dari Fraksi PPP, Husaimi Hamidi malah berpendapat proses pemilihan itu sudah dimasuki unsur politik dengan adanya campur tangan yang terlalu dominan dari pusat, dalam hal ini Menristekdikti.
“Yah kalau sudah masuk ranah politik ya susah, dan akan beginilah jadinya. Seharusnya campur tangan dari Pemerintah pusat atau Kementerian terkait jangan terlalu jauh, ujarnya.
Cukup dalam menyetujui apa yang sudah diusulkan oleh pihak UR dalam pemilihan yang dilakukan. tapi bagaimana lagi, penunjukan harus oleh Kementerian Pendidikan dari tiga nama yang diusulkan pihak universitas,” sebutnya, Kamis (6/12/2018) saat ditemui.
Menurut Anggota Komisi V ini, kebijakan seperti itu sangat bertentangan dengan daerah otonom. Campur tangan Pemerintah pusat masih jauh terlibat dalam urusan daerah terutama kebijakan di universitas. Seharusnya hal seperti ini biarlah jadi ranah universitas bersangkutan dalam pemilihannya, pusat hanya tinggal memberikan persetujuan, ungkapnya.
“Yang tahu kondisi dan siapa yang dipilih dan merasakan orang yang duduk jadi rektor itu adalah Universitas Riau. Jadi sudah seharusnyalah pihak universitas yang menentukan. Saya rasa pihak Universitas Riau sudah sangat dewasa dalam menentukan siapa yang jadi pemimpinnya untuk empat tahun ke depan,” katanya.
Berdasarkan informasi, masa jabatan Rektor UR yang sekarang, Aras Mulyadi, sudah habis terhitung tanggal 9 September 2018 lalu. Hingga saat ini belum ada penggantinya. Proses pemilihan yang dilakukan masih berlarut-larut, sudah dua kali tertunda.
Tiga nama calon Rektor yang sudah diajukan ke Menristekdikti adalah Aras Mulyadi, Deni Elfizon dan Zulkarnain.(Ismet)
No Comment to " Husaimi : "Kalau Sudah Masuk Ranah Politik, Ya Susah” "