Harimau Sumatera (ilustrasi) |
“Ada warga namanya Parman, rumahnya jadi perlintasan Harimau Sumatera. Sejak awal September lalu masuk ke permukiman dan kebun, ada jejak kakinya juga,” ujar Kepala Bidang I BBKSDA Riau Mulyo Hutomo, Jumat (2/11/2018), di Pekanbaru.
Hutomo menyebutkan, anak buahnya telah mendatangi rumah Parman untuk mengecek kebenaran munculnya hewan karnivora tersebut di sana. Warga memang kerap waspada jika ke luar rumah, apalagi di sekitaran semak belukar.
“Parman sempat pernah berpapasan dengan harimau itu, tapi dia diam saja sampai hewan itu menghilang. Parman juga melihat ada jejak kaki harimau itu di samping rumahnya,” kata Hutomo.
Kediaman Parman terbilang agak jauh dari rumah penduduk lainnya karena dikelilingi perkebunan. Harimau itu juga sempat memangsa empat ekor sapi milik warga sekitar selama dua bulan terakhir.
“Ketika berpapasan, harimau itu menghindari Parman. Memang jaraknya agak jauh, tapi saling menatap. Sifat alami harimau memang menghindari pertemuan dengan manusia,” jelas Hutomo.
Atas temuan itu, Hutomo mengerahkan sejumlah anak buahnya ke lokasi untuk memantau pergerakan predator puncak di hutan tersebut. Hutomo menyarankan warga mengurangi aktivitas di luar rumah, apalagi pada malam hari.
“Kita juga menyarankan agar sapi dan kambing warga dikandangkan saja, jangan ditambatkan di pinggir hutan ataupun kebun,” katanya.
BBKSDA sudah empat hari berada di lokasi untuk melakukan evakuasi terhadap harimau itu. Dua perangkap berbentuk kandang sudah dipasang di lokasi perlintasan, umpannya adalah kambing.
"Tapi umpan belum dimakan, petugas juga belum melihat harimau itu. Kita juga pasang kamera pengintai di sejumlah titik,” terangnya.
Beberapa bulan lalu, pernah terjadi konflik harimau liar dengan manusia di Inderagiri Hilir. Sebab habitat hewan belang itu mulai berkurang akibat hutan menjadi kebun sawit perusahaan.
Pada awal 2018, seekor harimau betina liar yang diberi nama Bonita, menewaskan dua warga di daerah Pelangiran, Inderagiri Hilir. Hingga si Raja Hutan itu berhasil ditangkap dan direlokasi ke pusat rehabilitasi Harimau Sumatra milik Yayasan Arsari Djojohadikusumo di Sumatera Barat. (sani)
No Comment to " Warga Inhil Kembali ‘Dihantui’ Kehadiran Harimau Sumatera "