KORANRIAU.co, Jakarta -- Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra berhasil merebut basis suara Partai Golkar dalam pemilihan legislatif di Riau. Dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Gerindra menggeser posisi Golkar yang berada di posisi pertama dalam Pileg 2014.
Dari hasil survei, mengutip CNNIndonesia.com, Gerindra memperoleh 22,2 peren suara, disusul PDIP 9,3 persen suara, Golkar 7,2 persen suara, Demokrat 6,5 persen suara, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,2 persen suara.
Sementara dari hasil Pileg 2014, Gerindra di posisi kelima dengan perolehan 9,7 persen suara. Di atasnya secara berturut-turut yakni Demokrat 9,8 persen suara, PAN 10 persen suara, PDIP 14 persen suara, dan Golkar 20,4 persen suara.
Partai Gerindra juga merebut basis suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam pemilihan legislatif di Banten dan Jawa Barat. Dari hasil survei LSI Denny JA itu, Gerindra berada di posisi pertama dengan tingkat elektabiltas 20,2 persen suara. Sementara PDIP berada di posisi kedua dengan perolehan 17,8 persen suara dan disusul Partai Golkar di posisi ketiga dengan 11,3 persen suara.
Dalam Pileg 2014, PDIP unggul di posisi pertama dengan perolehan 19,6 persen suara. Sedangkan Golkar di posisi kedua dengan perolehan 16,7 persen suara, diikuti Gerindra di posisi ketiga dengan perolehan 11,2 persen suara.
“Gerindra sementara mengambil posisi pertama dari pemenang PDIP di tahun 2014,” seperti dikutip dari keterangan rilis hasil survei LSI Denny JA yang diterima Jumat (2/11/2018).
Dari hasil survei, Gerindra juga unggul di Provinsi Banten dengan perolehan 26,3 persen suara. Sementara PDIP berada di urutan kedua dengan 19,3 persen suara disusul Golkar di posisi ketiga dengan 7 persen suara, Demokrat 4,8 persen suara, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3,5 persen suara.
Hasil survei ini juga berbeda dengan hasil pileg di Banten pada 2014. Saat itu PDIP unggul di posisi pertama dengan 16,8 persen suara, sedangkan Golkar di posisi kedua dengan 13,4 persen suara, Gerindra di posisi ketiga dengan 13,2 persen suara, disusul secara berurutan Demokrat di posisi keempat dengan 10,4 persen suara, dan PPP di urutan kelima dengan 8,5 persen suara.
PDIP sendiri masih unggul di lima provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah.
Perolehan suara paling besar diraih di Jateng dengan jumlah 46 persen suara. Jumlah ini selisih jauh dengan Gerindra di posisi kedua yakni 6,2 persen suara.
Sementara di Sumut, PDIP memperoleh 28 persen suara, 26,5 persen di Sumsel, 34 persen di Lampung, dan 23,1 persen di DKI Jakarta.
LSI Denny JA memprediksi PDIP akan tetap berada di posisi nomor satu pada Pileg 2019 melampaui dukungan pada Pileg 2014. “Gerindra diprediksi juara nomor dua di Pileg 2019 dan juga potensial melampaui dukungan 2014.” seperti dikutip dari keterangan.
Kedua partai tersebut dinilai paling diuntungkan dalam pileg lantaran memiliki pasangan calon yang diajukan dalam pemilihan presiden 2019.
Sedangkan Golkar berada di urutan ketiga karena hanya unggul di satu provinsi yakni Sulawesi Selatan. Dari hasil survei, Golkar berpotensi tidak masuk dua besar dalam peringkat perolehan pileg. Padahal selama ini Golkar selalu berada di posisi kedua setelah PDIP.
Turunnya perolehan suara ini tak lepas dari 'efek bakpau' mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang menabrak tiang listrik hingga diklaim mengalami luka di kepala sebesar bakpau. Saat itu Setnov tengah disidik dalam perkara korupsi proyek e-KTP.
“Kasus tersebut cukup menurunkan wibawa Partai Golkar, di samping Golkar memang tidak punya capres atau cawapres yang diajukan,” terangnya.
Sementara partai lain yang unggul adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Provinsi Jawa Timur. Dari hasil survei, partai berlambang bulan bintang itu berada di posisi teratas dengan jumlah 21,7 persen suara.
Namun besaran suara yang diperoleh hanya selisih tipis dengan PDIP yang meraup 21 persen suara. Hasil survei ini pun tak berbeda jauh dengan pileg 2014. Saat itu PDIP memperoleh 17,9 persen sedangkan PKB mendapat 17,7 persen suara.
Adapun survei ini dilakukan sejak 4 hingga 14 Oktober 2018 di 10 provinsi dengan jumlah penduduk paling besar. Jumlah responden di setiap provinsi adalah 600 orang dengan margin of error sebesar 4,1 persen di setiap provinsi. Survei juga dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap responden menggunakan kuesioner.***
Sumber: CNNIndonesia.com
Dari hasil survei, mengutip CNNIndonesia.com, Gerindra memperoleh 22,2 peren suara, disusul PDIP 9,3 persen suara, Golkar 7,2 persen suara, Demokrat 6,5 persen suara, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,2 persen suara.
Sementara dari hasil Pileg 2014, Gerindra di posisi kelima dengan perolehan 9,7 persen suara. Di atasnya secara berturut-turut yakni Demokrat 9,8 persen suara, PAN 10 persen suara, PDIP 14 persen suara, dan Golkar 20,4 persen suara.
Partai Gerindra juga merebut basis suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam pemilihan legislatif di Banten dan Jawa Barat. Dari hasil survei LSI Denny JA itu, Gerindra berada di posisi pertama dengan tingkat elektabiltas 20,2 persen suara. Sementara PDIP berada di posisi kedua dengan perolehan 17,8 persen suara dan disusul Partai Golkar di posisi ketiga dengan 11,3 persen suara.
Dalam Pileg 2014, PDIP unggul di posisi pertama dengan perolehan 19,6 persen suara. Sedangkan Golkar di posisi kedua dengan perolehan 16,7 persen suara, diikuti Gerindra di posisi ketiga dengan perolehan 11,2 persen suara.
“Gerindra sementara mengambil posisi pertama dari pemenang PDIP di tahun 2014,” seperti dikutip dari keterangan rilis hasil survei LSI Denny JA yang diterima Jumat (2/11/2018).
Dari hasil survei, Gerindra juga unggul di Provinsi Banten dengan perolehan 26,3 persen suara. Sementara PDIP berada di urutan kedua dengan 19,3 persen suara disusul Golkar di posisi ketiga dengan 7 persen suara, Demokrat 4,8 persen suara, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3,5 persen suara.
Hasil survei ini juga berbeda dengan hasil pileg di Banten pada 2014. Saat itu PDIP unggul di posisi pertama dengan 16,8 persen suara, sedangkan Golkar di posisi kedua dengan 13,4 persen suara, Gerindra di posisi ketiga dengan 13,2 persen suara, disusul secara berurutan Demokrat di posisi keempat dengan 10,4 persen suara, dan PPP di urutan kelima dengan 8,5 persen suara.
PDIP sendiri masih unggul di lima provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah.
Perolehan suara paling besar diraih di Jateng dengan jumlah 46 persen suara. Jumlah ini selisih jauh dengan Gerindra di posisi kedua yakni 6,2 persen suara.
Sementara di Sumut, PDIP memperoleh 28 persen suara, 26,5 persen di Sumsel, 34 persen di Lampung, dan 23,1 persen di DKI Jakarta.
LSI Denny JA memprediksi PDIP akan tetap berada di posisi nomor satu pada Pileg 2019 melampaui dukungan pada Pileg 2014. “Gerindra diprediksi juara nomor dua di Pileg 2019 dan juga potensial melampaui dukungan 2014.” seperti dikutip dari keterangan.
Kedua partai tersebut dinilai paling diuntungkan dalam pileg lantaran memiliki pasangan calon yang diajukan dalam pemilihan presiden 2019.
Sedangkan Golkar berada di urutan ketiga karena hanya unggul di satu provinsi yakni Sulawesi Selatan. Dari hasil survei, Golkar berpotensi tidak masuk dua besar dalam peringkat perolehan pileg. Padahal selama ini Golkar selalu berada di posisi kedua setelah PDIP.
Turunnya perolehan suara ini tak lepas dari 'efek bakpau' mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang menabrak tiang listrik hingga diklaim mengalami luka di kepala sebesar bakpau. Saat itu Setnov tengah disidik dalam perkara korupsi proyek e-KTP.
“Kasus tersebut cukup menurunkan wibawa Partai Golkar, di samping Golkar memang tidak punya capres atau cawapres yang diajukan,” terangnya.
Sementara partai lain yang unggul adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Provinsi Jawa Timur. Dari hasil survei, partai berlambang bulan bintang itu berada di posisi teratas dengan jumlah 21,7 persen suara.
Namun besaran suara yang diperoleh hanya selisih tipis dengan PDIP yang meraup 21 persen suara. Hasil survei ini pun tak berbeda jauh dengan pileg 2014. Saat itu PDIP memperoleh 17,9 persen sedangkan PKB mendapat 17,7 persen suara.
Adapun survei ini dilakukan sejak 4 hingga 14 Oktober 2018 di 10 provinsi dengan jumlah penduduk paling besar. Jumlah responden di setiap provinsi adalah 600 orang dengan margin of error sebesar 4,1 persen di setiap provinsi. Survei juga dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap responden menggunakan kuesioner.***
Sumber: CNNIndonesia.com
No Comment to " LSI Denny JA: Gerindra Rebut Suara Golkar di Riau "